TEMPO.CO, Washington - Tengkorak fosil kera bayi berukuran jeruk lemon berjuluk Alesi, yang menghuni hutan Kenya sekitar 13 juta tahun yang lalu, mengungkap kemungkinan tampilan nenek moyang manusia dan kera modern di masa lalu.
Baca: Fosil Manusia Purba Tertua Ditemukan, Teori Homo Sapiens Berubah
Para ilmuwan pada Rabu 9 Agustus 2017 mengumumkan penemuan fosil tengkorak kera punah yang paling lengkap yang pernah ditemukan. Temuan itu memungkinkan mereka untuk mempelajari karakteristik seperti rongga otak, struktur bagian telinga dan gigi dewasa.
Dengan moncong kecil, tengkorak itu menyerupai siamang, satu kera kecil yang ditemukan di Asia. Tapi organ keseimbangan di dalam telinga bagian dalam berbeda dari owa, dan mengungkap bahwa spesies Alesi berpindah melalui pohon lebih hati-hati dan memiliki lengan pendek dari owa, yang berayun melalui pohon dengan akrobatik.
Tengkorak ini kemungkinan menjawab pertanyaan lama tentang asal-usul leluhur manusia dan beberapa kera modern seperti simpanse, gorila, orangutan dan owa. Temuan ini, kata para ilmuwan, menunjukkan nenek moyang mereka berevolusi di Afrika, bukan Eurasia.
Banyak fosil menggambarkan evolusi itu telah berkembang sejak garis keturunan lebih sempit yang menyebabkan orang berpisah dari simpanse, sepupu evolusi kita terdekat, 6 sampai 7 juta tahun yang lalu. Spesies kita, Homo sapiens, muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu di Afrika.
Fosil berusia lebih dari 10 juta tahun yang bisa menjelaskan evolusi dari nenek moyang yang sama dari kera modern dan manusia adalah jarang, sering hanya gigi dan tulang rahang. Itu sebabnya fosil ini, yang ditemukan di barat Danau Turkana di Kenya utara, dianggap pencerahan.
"Saya menghargai betapa sulit untuk menemukan sesuatu seperti ini. Jadi, ketika kami menemukan ini, saya sangat gembira," kata ahli paleontologi Yesaya Nengo dari Stony Brook University's Turkana Basin Institute yang berbasis di New York dan De Anza College yang berbasis di California.
Nama Alesi berasal dari "ales" yang berarti "nenek moyang" dalam bahasa Turkana lokal.
Nama itu menjadi milik spesies baru yang disebut Nyanzapithecus alesi yang erat terkait dengan nenek moyang orang dan kera modern. Namun fosil nenek moyang itu kemungkinan lebih tua, kata paleontolog University College London, Fred Spoor.
Gigi Alesi dan tabung telinga yang telah berkembang sepenuhnya menunjukkan kekerabatannya dengan kera modern. Garis pertumbuhan pada gigi dewasa menunjukkan Alesi berusia satu tahun empat bulan pada saat kematian. Para peneliti, yang tidak bisa menentukan jenis kelaminnya, mengatakan Alesi mungkin telah tewas dalam letusan gunung berapi.
Baca: Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia
Studi fosil tengkorak kera ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
REUTERS | ERWIN Z