Iklan
TEMPO Interaktif, NEW YORK:Lee Spievack salah perhitungan. Maksud hati ingin menunjuk bagian motor pesawat model yang harus dibuang, jari tengahnya justru menyentuh baling-baling plastik yang sedang berputar kencang. Sreet... daun baling-baling yang tajam itu mengiris putus ujung jarinya, menyisakan sedikit daging tempat kuku menempel.Pramuniaga toko mainan di Cincinnati, Amerika Serikat, itu kehilangan tiga perdelapan ruas jari tengah kanannya pada sore hari yang nahas pada Agustus 2005 itu. Pada saat itu dia tengah membantu pelanggannya memasang mesin pesawat model di belakang toko. Dia tahu motor pesawat itu berisiko tinggi karena orang harus memutar baling-balingnya ke belakang agar pesawat bisa terbang. "Saya menunjuk motornya," kata Spievack mengingat kejadian hari itu. "Anda harus membuang mesin ini, terlalu berbahaya. Dan jari saya menunjuk balik-baling itu." Namun, perhitungan jarak antara jari Spievack dan putaran baling-baling plastik itu meleset. Potongan jarinya juga tak pernah ditemukan. Dokter unit gawat darurat membalut sisa jarinya dan merujuk Spievack kepada seorang ahli bedah tangan. Dia cuma menyarankan Spievack menjalani prosedur pemindahan kulit untuk menutup bagian jari yang terbuka, sedangkan bagian yang hilang tak bisa kembali utuh. Jika Spievack, yang kini berusia 68 tahun, masih balita, situasinya mungkin berbeda. Sampai usia dua tahun, manusia bisa menumbuhkan ujung jarinya lagi, menurut Stephen Badylak, dokter ahli regenerasi dari University of Pittsburgh. "Tapi kemampuan itu jarang ditemui pada orang dewasa," kata Badylak. Untung saja Dr Alan Spievack, sang kakak, adalah mantan dokter bedah di Harvard. Dia mendirikan ACell Inc., sebuah perusahaan pembuat ekstrak kandung kemih babi untuk memicu regenerasi dan penyembuhan jaringan tubuh. Produk ACell biasanya dipakai untuk menyembuhkan ikatan sendi tulang kaki kuda yang putus. Perusahaan itu juga telah memperoleh izin dari pemerintah federal Amerika untuk penggunaan ekstrak kandung kemih babi itu kepada manusia. Formulasi serupa juga telah dipakai manusia untuk mengobati tukak lambung, penyembuhan luka, dan membuat tulang rawan. Beberapa bulan sebelum kecelakaan yang menimpa Spievack, Dr. Alan telah menggunakan ekstrak itu untuk mengobati jari tetangganya yang terpotong gergaji. "Ujung jari pria itu tumbuh lagi dalam waktu empat sampai enam pekan," kata Alan. Spievack mematuhi saran kakaknya untuk melupakan cangkok kulit dan mencoba serbuk babi itu. Begitu kiriman serbuk tiba, Spievack mulai membubuhkan ekstrak itu pada jarinya setiap dua hari sekali. Dalam empat pekan, jarinya tumbuh mencapai panjang semula. "Dalam empat bulan, jari itu kelihatan seperti jari lain yang normal," katanya. Jari itu memang tak sepenuhnya normal. Jaringan kulitnya sedikit keras, seperti kapalan, dan ada bekas luka tipis di pangkalnya. Kukunya juga tumbuh dua kali lebih cepat dibanding kuku jari lainnya. "Semua jari saya kaku dalam cuaca dingin, kecuali jari yang satu itu," ujar Spievack. "Saya amat terkesan." Pulihnya jari Spievack memang belum cukup untuk memastikan khasiat penyembuh serbuk itu. Namun, kabar itu cukup memancing inspirasi sejumlah ilmuwan untuk menguji keampuhan ekstrak babi terhadap manusia. Bahkan pemerintah federal Amerika juga mendanai proyek untuk menyingkap rahasia bagaimana sejumlah binatang bisa menumbuhkan kembali anggota tubuhnya dengan sempurna. Musim panas tahun ini, para ilmuwan berencana menguji apakah tepung ekstrak babi bisa menolong menumbuhkan kembali jari prajurit di Fort Sam Houston di San Antonio. Jari serdadu itu cacat karena luka bakar hebat. Nantinya, sisa jari para serdadu itu akan dibuka lagi lewat operasi. Bubuk akan diberikan tiga kali seminggu. Tak ada yang berani menjamin jari mereka pulih seperti sediakala, yang penting jari itu bisa tumbuh lebih panjang sehingga cukup untuk menjepit sikat gigi, misalnya. Dr Badylak, yang berpartisipasi dalam proyek ini, menyatakan dari sudut ilmiah teknik baru ini belum sepenuhnya siap. Pihaknya belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada jari Spievack. Secara garis besar, Badylak melanjutkan, serbuk itu terdiri atas kolagen (protein yang membentuk kulit, tulang, tulang rawan, dan tendon) serta berbagai substansi, kecuali sel babi. Penasihat ilmiah Acell itu mengatakan serbuk itu membentuk semacam perancah mikroskopis yang akan menjadi tempat tumbuhnya sel-sel manusia. Bahan ini juga mengeluarkan sinyal kimia yang mendorong sel-sel itu untuk memperbarui jaringan yang rusak. Sinyalnya tidak secara khusus memerintahkan "buat jari," tapi sel-sel itu menangkap pesan tersebut dari sel di sekitarnya. "Kami tidak cukup cerdas untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan jari," kata Dr Badylak. "Apa yang kami bisa adalah membawa semua potongan puzzle ke tempat yang benar dan membiarkan alam menyelesaikannya."Dr Badylak tak bisa menjamin keberhasilan proyek itu. Dia menyatakan lebih banyak hal yang masih misterius daripada yang sudah diketahuinya. Spievack sendiri menyatakan pengalaman pribadinya sudah cukup dan tak berniat mengulanginya. "Saya tidak mau memotong jari lagi untuk mengetahui apakah saya bisa menumbuhkannya lagi," ujarnya. tjandra dewi | livescience | AP | NYTimes