Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Teliti 93 Galaksi, Kesimpulan: Alien Tak Ada  

image-gnews
Mayat diduga alien yang ditemukan pada insiden UFO Roswell tahun 1947. Dailymail.co.uk
Mayat diduga alien yang ditemukan pada insiden UFO Roswell tahun 1947. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Leiden - Galaksi terdekat di alam semesta kita tak menunjukkan tanda-tanda peradaban alien berteknologi canggih, setidaknya untuk saat ini. Dari 100 ribu lebih galaksi yang pernah ditemukan selama ini, tidak ada petunjuk adanya energi yang dihasilkan oleh alien. Ini menunjukkan bahwa keberadaan mereka langka, atau malah memang tidak ada.

Penelusuran alien melalui galaksi bukan tanpa alasan. Galaksi memancarkan energi panas dalam jumlah yang besar. Namun, bukan mendapatkan emisi dari energi para alien, para astrofisikawan di Bumi malah menangkap energi alami dari debu kosmik.

"Sistem yang selama ini memang perlu penyelidikan lebih lanjut. Namun setidaknya, energi yang selama ini diteliti telah dianalisis secara ilmiah," kata penulis studi, Michael Garret, yang juga pakar astrofisika di University of Leiden. Studi yang dilakukan Garret bersama timnya diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics edisi 15 September 2015.

Pada 1964, astrofisikawan asal Rusia bernama Nikolai Kardashev mendefinisikan tiga tingkat peradaban berdasarkan kemampuan memanfaatkan sumber energi yang ada. Sejak saat itu, banyak studi terus dilakukan, sampai akhirnya muncul satu tingkatan baru. Kardashev mengkategorikan peradaban bumi berada di skala sangat rendah, yakni pada tipe 0,7. Sebab, kemampuan manusia memanfaatkan energi Bumi sangat kecil.

Pada awal tahun ini, sekelompok astronom yang dipimpin Jason Wright dari Pennsylvania State University mempelajari 100 ribu galaksi yang sudah terdaftar. Mereka menggunakan Wide-Field Infrared Survey Explorer (WISE), pesawat ruang angkasa milik NASA yang paling apik dalam mengamati dan mencari tanda-tanda peradaban tipe III. Peradaban dengan tipe ini dinilai mampu memanfaatkan energi dari seluruh galaksi.

"Peradaban tersebut pastilah amat canggih," kata Wright, seperti dikutip dari laman Space. Mereka, ia menjelaskan, dapat menjajah beberapa bintang dalam galaksi berbeda dan menggunakan semua energi yang didapat. Berdasarkan hukum termodinamika, energi yang dimanfaatkan seperti itu tak bisa dihancurkan tapi dapat dipantau melalui gelombang inframerah. "Mirip komputer yang memancarkan panas," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wright dan timnya menyelidiki 93 galaksi yang memancarkan gelombang inframerah skala menengah. Garrett menemukan sumber ini dalam studi sebelumnya untuk mencari sumber-sumber radiasi ekstrem. Namun, setelah diteliti lebih mendalam, energi tersebut berasal dari debu kosmik dan panas yang dihasilkan dalam proses pembentukan bintang masif baru. Wright menyimpulkan peradaban alien berteknologi super tinggi tak ada atau langka.

Artinya, Garrett berseloroh, "Untuk sementara kita bisa tidur dengan tenang. Invasi alien, dalam waktu dekat, tidak ada." Setelah ini, Garrett dan tim akan mencoba mengidentifikasi peradaban Tipe II, yang memanfaatkan energi dari bintang tunggal. "Peradaban ini mungkin lebih umum ketimbang Tipe II," kata dia.

Meski demikian, Garrett khawatir salah perhitungan. "Bisa saja kita yang salah menghitung alam semesta," ucapnya. Atau, bisa saja alien yang memiliki peradaban Tipe III jauh lebih hemat energi dan hanya membuang sedikit limbah panas. Yang terpenting, menurut dia, sekarang pihaknya akan terus mencari untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

ASTRONOMY & ASTROPHYSICS | SPACE | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

42 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.