TEMPO.CO, Bandung - The Aspinall Foundation Indonesia Program melepas liarkan seekor owa jawa betina ke Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Kamis, 21 April 2016. Owa jawa (Hylobates moloch) bernama Tomtom berusia 6 tahun itu hasil sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat dari seorang warga di Dago, Bandung.
Pelepasan primata tersebut di lereng Gunung Tilu kawasan Blok Gambung, yang termasuk ke dalam kawasan cagar alam tempat pelepas liaran satwa primata hasil sitaan maupun peliharaan pihak lain oleh Aspinall Foundation dan BKSDA Jabar.
Owa kini berstatus terancam punah (endangered). Sebelumnya pada 2014-2015, lembaga tersebut enam kali melepas liarkan primata seperti owa dan surili di gunung yang dikelilingi perkebunan teh dan lahan Perhutani tersebut. Lokasinya di sisi berbeda, yakni Blok Dewata.
Perawat satwa di The Aspinall Foundation Indonesia Program, Sigit Ibrahim, mengatakan owa tersebut dititipkan BKSDA untuk dirawat sejak 17 Oktober 2012. Tomtom menjalani rehabilitasi hingga layak dilepas liarkan. "Bebas penyakit menular atau mematikan, dan telah kontak sosial dengan sesama owa, awas terhadap predator, dan makan pakan alami," ujarnya di sela acara pelepasan.
Rilis owa pada Hari Kartini itu terkait dengan peringatan Hari Bumi. Sebelum pintu kandang habituasi dibuka, Tomtom beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya selama 14 hari sejak 7 April 2016.
Kepala Desa Mekarsari, Atep Kurniawan, bersama warga sekitar berkomitmet untuk membantu polisi kehutanan menjaga kawasan cagar alam. Warga sekitar diakui masih ada yang berusaha berburu satwa seperti babi hutan dan burung tikukur atau anis merah.
Untuk melindungi satwa yang terancam punah itu, Atep memberlakukan Peraturan Desa tentang Cagar Alam Gunung Tilu. "Kalau ada yang menangkap kami serahkan ke petugas berwenang," ujarnya.
ANWAR SISWADI