TEMPO.CO, Hamilton - Kucing adalah salah satu binatang peliharaan yang banyak disukai orang. Namun banyak pula orang yang alergi terhadap kucing. Jangankan memeluk, berada di dekat kucing saja sudah membuat orang itu bersin-bersin.
Meski banyak orang menganggap rambut kucing sebagai penyebab pilek, bersin, mata berair, dan gatal yang dideritanya, sebenarnya alergi disebabkan oleh serpihan kulit mati binatang itu. Kulit mati dan air liur kucing mengandung alergen, yaitu protein penyebab alergi. Partikel mikroskopis itu sangat halus dan menyebar di udara dalam jangka waktu lama serta menimbulkan alergi ketika masuk saluran pernapasan penderita alergi.
Baca Juga:
Sekitar 10 persen orang di dunia alergi terhadap kucing. Pada saat ini, solusinya adalah menjaga jarak dengan binatang itu atau membentuk toleransi tubuh dengan injeksi alergen kucing berulang kali, tapi proses tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Untuk membantu para pencinta kucing menyingkirkan alergi, Mark Larche, ahli imunologi dari McMaster University, Kanada, membuat vaksin baru. Meski belum siap dipasarkan, studi Larche dan timnya menunjukkan bahwa vaksin itu aman. Vaksin itu juga efektif mengurangi reaksi alergi.
Larche dan timnya mengembangkan vaksin itu dengan mengisolasi protein kucing yang sering menyebabkan reaksi alergi. Mereka menggunakan sampel darah dari orang yang alergi kucing untuk mengetahui segmen mana yang mengikat protein kucing guna mengaktifkan sel imun. Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan menginterpretasikan substansi yang sebenarnya tak berbahaya, seperti kulit mati kucing, sebagai musuh dan melancarkan serangan.
Para ilmuwan membuat versi sintetis segmen peptida itu dan mencampur tujuh peptida sintetis tersebut menjadi vaksin. Gagasannya adalah sistem imun akan menghadapi jalinan peptida itu, yang sesuai dengan sel imun, seperti kunci pada gemboknya, dan mengenalinya sebagai substansi tak berbahaya. Langkah itu akan menghentikan bersin, pilek, bahkan ketika peptida itu benar-benar mengikat pada protein kuncing yang asli.
Vaksin itu juga bisa digunakan untuk mengurangi reaksi alergi terhadap serbuk sari bunga. Vaksin ini setara dengan penanganan alergi menggunakan ekstrak polen selama 12 pekan.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB