TEMPO.CO, Washington – Dua orang asing akan langsung punya banyak asumsi dan kesimpulan saat bertemu. Dalam dunia psikologi, proses ini disebut “irisan tipis”. Artinya, dengan memiliki bukti sedikit, orang telah membuat kesimpulan.
Salah satu contohnya, wanita akan diasumsikan sebagai orang yang hangat tapi tak begitu suka dilihat sebagai orang yang dominan. Jika Anda etnik dari Asia, kemungkinan orang akan melihat Anda tak begitu hangat, tapi memiliki kompetensi lebih dari rata-rata.
Ekspresi wajah juga berpengaruh. Contohnya, saat tersenyum, orang akan melihat kita sebagai ekstrover. Penelitian baru menyebutkan, jika Anda tersenyum maka akan bebas dari stereotip berdasarkan etnis atau gender.
Penelitian di Georgetown University meminta 93 mahasiswa untuk melihat foto wajah beberapa orang dan memberi nilai pada kepribadiannya. Foto tersebut terdiri atas delapan wajah, yakni dua pria Kaukasian, dua wanita Kaukasian, dua pria Jepang, dan dua wanita Jepang. Sebagai pembeda, peneliti menunjukkan separuh foto wajah berekspresi netral, separuh lainnya tersenyum.
Sesuai dugaan peneliti, mahasiswa menilai foto yang berwajah netral dengan stereotip gender dan etnis. Mereka menilai pria Kaukasian lebih tak ramah dari wanita Kaukasian. Para mahasiswa juga menilai wanita Jepang lebih introver daripada Kaukasian.
Senyuman, punya dampak yang sudah diduga peneliti. Foto wajah yang tersenyum dinilai lebih ramah dan extrover daripada yang berekspresi netral.
Yang terpenting adalah hilangnya pengaruh dari gender dan etnis dalam penilaian para mahasiswa.
“Senyuman memberi isyarat yang cukup kuat untuk memutus informasi ras atau gender,” kata Nicole Senft, peneliti dari Georgetown University.
Senft mengatakan masih harus diteliti lebih lanjut apakah hasil yang sama dengan etnis lain. Selain itu, perlu dicatat, senyum yang diteliti adalah senyum alami. Senyum yang terpaksa bisa jadi akan menimbulkan persepsi lain.
THE BRITISH PSYCHOLOGICAL SOCIETY | TRI ARTINING PUTRI