TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas gempa bumi di Indonesia sedang meningkat dalam setidaknya pada November 2016 ini. Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), setidaknya ada sembilan kali aktivitas gempa yang terjadi di zona selatan Pulau Jawa.
Meskipun begitu, BMKG menegaskan aktivitas gempa ini masih dalam batas wajar dan bukan merupakan indikasi adanya peristiwa gempa yang lebih besar.
"Aktivitas gempa bumi di zona selatan Jawa hingga saat ini masih tergolong wajar, karena zona selatan Pulau Jawa memang berdekatan dengan subduksi lempeng aktif," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 November 2016.
Daryono mengatatakan Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Pulau Jawa dengan laju 74 milimeter per tahun. Hal tersebut berdampak pada tingginya aktivitas gempa bumi di selatan Jawa.
"Banyaknya aktivitas gempa bumi merupakan manifestasi pelepasan energi agar tidak terjadi akumulasi tegangan yang dapat memicu terjadinya gempa bumi besar," katanya.
Dari sembilan kali gempa pada November ini, dua gempa tercatat menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Kedua gempa itu terjadi di Pengalengan, Jawa Barat, 6 November 2016, dan gempa bumi Malang, Jawa Timur, 16 November 2016.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang tak mudah terpancing kabar, bahwa aktivitas gempa yang tinggi merupakan awal dari peristiwa bencana yang lebih besar. "Dari sekian banyak isu akan terjadi gempa bumi besar dan tsunami, hingga saat ini tidak ada satu pun yang terbukti benar," kata Daryono.
Baca:
Gempa 5,3 Skala Richter Guncang Gunungkidul
Gempa di Malang Merusak Puluhan Rumah
Getaran Gempa Terasa dari Yogyakarta hingga Lombok
EGI ADYATAMA