TEMPO.CO, Jakarta - Namanya Switch. Konsol game terbaru dengan 720 piksel dari Nintendo ini membawa konsep hibrida. Switch bisa dipakai sebagai perangkat portabel dengan layar 6,2 inci sekaligus dimainkan di dalam rumah menggunakan layar televisi.
Seperti dikutip dari laman resmi Nintendo, perangkat ini bakal dirilis pada 3 Maret mendatang dengan harga US$ 300 atau sekitar Rp 4 juta. Belum ada kabar resmi, apakah Switch akan masuk Indonesia.
“Melihat harga tersebut, tampaknya Switch, yang sebelumnya dikenal dengan NX, akan menjadi pesaing PlayStation 4 dan Xbox One. Pengganti Wii U yang dianggap gagal,” bunyi pernyataan dalam laman berita Cnet.com. Switch dilengkapi kontrol yang bisa dilepas-pasang dan disebut Joy-Cons di dua sisi layar. Permainan akan tersedia dalam bentuk kartu atau cartridge.
Sejauh ini, baru Legend of Zelda: The Breath of the Wild yang resmi dirilis untuk Switch. Namun video teaser yang dirilis di YouTube mengisyaratkan Super Mario, Mario Kart Thing, dan Skyrim akan menyusul dirilis.
Laman berita The Guardian menyebutkan Switch akan memakai Nvidia Tegra, kartu grafis sekaligus prosesor dengan tingkat kecepatan tinggi yang kerap dipakai dalam ponsel pintar. Hanya, belum ada rilis resmi seri apa yang dipakai. Meski begitu, Nintendo memberi isyarat memakai layar kualitas 4K.
Kabar baiknya, Nintendo menyediakan sebuah aplikasi ponsel yang ditujukan bagi orang tua. Seperti dilansir Slashgear.com, aplikasi Nintendo Switch Parental Control ini akan tersedia untuk sistem operasi Android dan iOS.
Orang tua diberi keleluasaan mengendalikan durasi waktu penggunaan Switch oleh anaknya. Selain itu, aplikasi ini memungkinkan menetapkan batas waktu termalam penggunaan Switch, menetapkan pembatasan permainan yang boleh dimainkan berdasarkan peringkat permainan, dan mengumpulkan data tentang bagaimana anak-anak menghabiskan waktu bermainnya.
Pembatasan akan muncul dalam bentuk notifikasi pengingat di layar sisi kiri atas konsol sesuai dengan pengaturan yang dilakukan orang tua. Bahkan, lebih jauh lagi, aplikasi ini bisa membuat konsol menonaktifkan perangkat secara otomatis ketika batasan waktu pengaturan dilanggar. Misalnya, setelah dipergunakan sekian menit atau jam, konsol akan mati dengan sendirinya.
Aplikasi ini juga bisa mengatur waktu berdasarkan hari dan tempat konsol dimainkan. Jika anak melanggar batas waktu penggunaan, konsol dan aplikasi dapat merekam berapa lama pelanggaran waktu bermain dilakukan oleh anak.
NINTENDO | THE GUARDIAN | CNET.COM | SLASHGEAR.COM | AMRI