TEMPO.CO, Jakarta - Inovasi terbaru ini bernama Google Hat. Diberi nama begitu karena bentuknya memang berupa topi bisbol. Namun bukan sekadar penutup kepala, di dalam topi ini terdapat kamera yang tersambung dengan perangkat komputasi.
Topi Google ini baru saja mendapatkan paten dari Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat, akhir Februari lalu. Di sana tertulis tiga nama penemunya, yakni Paul Nordstrom, Udi Manber, dan Matthew Amacker.
Baca Juga:
Ini bukan pertama kalinya Google menjamah fitur video dan foto. Sebelumnya, ada Google Glass—kacamata berkamera yang bisa terhubung dengan perangkat mobile.
Namun, meski mengundang decak kagum, Glass adalah proyek yang bisa dibilang gagal. Dengan harga US$ 1.500, atau sekitar Rp 20,2 juta, kacamata ini terbilang sangat mahal.
Kali ini, Google memilih topi. Dalam paten yang diajukan disebutkan kamera yang bersarang di lidah topi itu bisa dibongkar-pasang sesuai dengan kebutuhan untuk menangkap obyek yang akan diabadikan dalam foto dan video.
Fungsi canggih lain yang diterangkan dalam paten adalah fitur geolokasi. Dalam keadaan darurat, Google Hat akan mengaktifkan fitur rekaman video dan audio yang kemudian dikirim ke server bersama info lokasi terakhir pemakainya.
Bagaimana dengan audio? Google tampaknya sudah memikirkan hal itu dengan matang. Meski dalam gambar tidak terlihat semacam headset untuk mendengarkan suara, dalam keterangan paten disebutkan suara akan dikirim ke pengguna dalam getaran melalui tulang tengkorak.
Ada teknologi khusus yang terbenam di dalamnya agar gelombang suara bisa terserap ke dalam tengkorak pemakai Google Hat. Teknologi ini pernah digunakan Google sebelumnya di Google Glass. Dalam paten pun disebutkan topi bisa merekam suara melalui mikrofon yang tertanam di kamera.
Bisa dibilang topi ini memiliki konsep yang sama dengan Spectacles—kacamata pintar besutan Snapchat. Konten dalam kacamata ini ditransmisikan langsung ke gawai pengguna melalui aplikasi Snapchat.
Topi Google ini pun demikian. Dengan terhubung ke gawai melalui sebuah aplikasi, pengguna juga bisa langsung mengunggah konten ke berbagai media sosial.
“Bisa saja teknologi terbaru ini akan menantang kacamata Spectacles keluaran Snapchat,” demikian ulasan dari laman berita Live Science. Gelagat itu sudah mulai tercium.
Kabarnya, Facebook pun sedang mengembangkan Facebook Live agar bisa terkoneksi dengan kamera aksi. Kamera di topi memang bisa berfungsi layaknya kamera aksi, seperti GoPro.
“Jika kabar itu benar, tentunya Google Hat bisa mengambil keuntungan dari hal tersebut,” begitu tulisan Business Insider.
Lalu, kapan produk ini akan meluncur?
Maaf, belum ada kabar resmi dari Google tentang perangkat ini. Mengingat yang diajukan baru paten, belum ada jaminan bahwa Google akan membangun dan memproduksi alat tersebut secara massal. L
LIVE SCIENCE | BUSINESS INSIDER | UNITED STATES PATENT AND TRADEMARK OFFICE | AMRI M