Mahasiswa UNY Buat Alat Deteksi Gempa Sederhana  

Reporter

Editor

Selasa, 3 Juli 2012 18:23 WIB

Ilustrasi: Reuters

TEMPO.CO , Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan sebuah alat pendeteksi gempa sederhana guna keperluan mitigasi di daerah rawan bencana. Alat yang diberi nama Early Earthquake Warning System itu diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega 8 dan output berupa suara sirine.

Tim yang beranggotakan Asep Abdul Syukur, Rahmat Hidayat, dan Muh Nana Aviciena itu mengungkapkan meski dengan kemajuan teknologi saat ini alat pendeteksi gempa telah diciptakan dengan berbagai model dan kelas, seringkali alat-alat itu dalam pembuatannya membutuhkan dana yang tidak sedikit bahkan membutuhkan waktu serta pengujian yang lama.

“Di samping itu, tidak semua orang bisa membuatnya karena memerlukan keahlian khusus,” kata Asep, Selasa, 3 Juli 2012.

Oleh karena itu, demi keperluan yang ada, alat pendeteksi gempa bumi sederhana ini pun diciptakan agar masyarakat dari berbagai kelas sosial dapat membuatnya secara mandiri demi pengamanannya dan biayanya murah.

Asep menuturkan pembuatan alat ini cukup mudah karena menerapkan sistem rangkaian listrik tertutup. Artinya, tidak menerapkan sistem rangkaian atau instalasi listrik yang rumit. Peralatan yang dipergunakan yaitu pegas, karet paralon, pipa besi, tiang aluminium, toa atau speaker, aki, modul bunyi, dan lain-lain yang dapat ditemukan di pasaran secara luas.

Karakteristik kerja dari alat ini menerapkan prinsip hukum Hooke, getaran yang terjadi pada suatu pegas. Selain itu, inti dari alat ini pun tidak sulit dibuat dan dicari karena hanya membutuhkan pegas yang bagus.

“Pada saat terjadi getaran, pegas itu akan bergerak dan menyalakan sakelar sirine yang telah diatur pada rangkaian listriknya,” kata dia.

Rahmat menuturkan Early Earthquake Warning System dapat dibangun dengan perangkat keras (hardware) sistem minimum ATmega8 sebagai input/output ataupun timer, satu buah push button yang digunakan sebagai tombol reset data.

Mekanik sensor yang dirancang dengan sistem pegas berbeban sebagai saklar elektronik. Sistem driver modul sirine menggunakan model relay SPDT dan penggunaan catu daya dengan model aki yang dapat dideteksi status keadaan baterainya. “Software (perangkat lunak) yang digunakan dalam sistem ini menggunakan compiler CodeVision AVR dengan pemrograman bahasa C,” kata dia.

\"Program ini telah berhasil mendeteksi setiap getaran yang dihasilkan pada sistem sensor, tampilan pada LCD dan push button sebagai tombol pengatur menu,” kata Rahmat. Unjuk kerja Early Earthquake Warning System dapat mendeteksi getaran gempa yang ada di dalam tanah dengan menggunakan kerja pegas berbeban sebagai saklar elektronik.

Selanjutnya, modul sirine akan mengeluarkan output berupa suara dan lampu yang akan bekerja saat terjadi gempa selama 2 jam sesuai dengan standar yang ada. Alat ini telah diuji dan disimulasi pada rumahan gempa Taman Pintar Yogyakarta dengan skala 4 Richter. Frekuensi gempa yang dapat terdeteksi pada alat ini adalah 12 Hz.

PRIBADI WICAKSONO

Berita lain:
Diduga Jual BlackBerry Palsu, Toko Ponsel Disomasi

UGM Buat Kamus Kedokteran Bahasa Jawa

Kiamat Internet Enam Hari Lagi

Mengapa Kafein Bikin Otot Orang Tua Lebih Kuat?

Gara-Gara Detik Kabisat, Berbagai Situs Terkapar

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya