TEMPO.CO, Tokyo - Para ilmuwan di Jepang telah menciptakan hampir 600 tikus yang secara genetik sama melalui 25 putaran kloning. Kreasi ini dianggap para ilmuwan lain sebagai pembuka jalan bagi produksi susu dan daging "super" dari binatang yang dirancang di laboratorium.
Para ahli berhasil mengkloning tikus menggunakan teknik yang sama yang digunakan untuk membuat domba Dolly. Tikus-tikus ini hidup normal, tidak menunjukkan tanda-tanda menjadi tua secara prematur dan mempunyai bentuk fisik yang sempurna.
"Teknik ini bisa sangat berguna untuk produksi skala besar dari hewan kualitas unggul untuk tujuan pertanian atau konservasi," kata Dr Teruhiko Wakayama dari Riken Centre for Developmental Biology, Kobe.
Dalam sebuah percobaan yang dimulai delapan tahun lalu, para peneliti menggunakan teknik somatic cell nuclear transfer (SNCT). Dari satu donor asli, kloning dilakukan sebanyak 25 putaran untuk menghasilkan anak-anak tikus baru.
Kloning populer pada tahun 1997 ketika domba Dolly, mamalia pertama yang dikloning dari sel dewasa, diperkenalkan kepada dunia. Teknik ini menciptakan embrio dengan mengambil satu sel inti, yang merupakan tempat materi genetik dari sel, dan memasukkannya ke dalam telur yang materi genetiknya sudah dihapus.
Embrio yang dihasilkan memiliki salinan genetik yang sama persis dengan donor. Sebelumnya, upaya kloning pada babi, kucing, dan tikus telah gagal.
MAIL ONLINE | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya