Ilmuwan Akan Hidupkan Hewan yang Punah

Reporter

Selasa, 27 Agustus 2013 18:46 WIB

Tulang Spinosaurus diperlihatkan kepada publik di rumah lelang Drouot Montaigne di Paris, Perancis (30/11). Dinosaurus ini adalah bagian dari fosil-fosil yang akan dilelang pada 1 dan 2 Desember besok. AP/Francois Mori

TEMPO.CO, Jakarta - Burung merpati purba, burung dodo, dan mammoth adalah beberapa spesies hewan yang telah punah akibat kerusakan lingkungan dan aktivitas manusia. Kini, kemajuan dalam bidang biologi memungkinkan para ilmuwan untuk menghadirkan kembali hewan-hewan yang telah punah.

Praktek ini pertama kali populer dalam novel Jurassic Park karya Michael Crichton yang menunjukkan proses membangkitkan hewan punah lebih dari sekedar konsep keilmuan. Pada 2003, para ahli biologi berhasil menghidupkan Pyrenean ibex dengan menciptakan klon yang diambil dari sampel jaringan beku sebelum spesies kambing itu punah. Klon itu hanya hidup beberapa menit setelah lahir karena cacat paru-paru. Namun eksperimen itu memberi harapan bahwa "menyelamatkan spesies dari kepunahan", yang tadinya hanya angan-angan, bisa menjadi kenyataan.

"Kita bisa menggunakan berbagai teknik ini untuk menyelamatkan hewan dari kepunahan dan meningkatkan masa hidup mereka," kata Stanley Temple, ahli ekologi dari University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman NBC News, Selasa, 27 Agustus 2013. Kendati begitu, ia percaya tindakan itu menuai kontroversi dari banyak pihak.


Ilmuwan lain bermimpi menghidupkan kembali mammoth, kerabat gajah modern yang punah 3-10 ribu tahun lalu, dan menyisakan bangkai yang terawetkan di Siberia yang terdiri atas tulang sumsum, kulit, rambut, dan lemak. Jika jaringan sel mammot yang masih hidup bisa ditemukan maka bisa dibawa ke laboratorium untuk menciptakan embrio baru. Embrio itu kemudian dapat ditanamkan ke kerabat terdekatnya, seekor gajah, yang akan melahirkan bayi mammoth.


Menemukan jaringan sel mammoth yang hidup tidaklah mudah. Tapi peneliti biomedikal dari Korea Selatan, Insung Hwang, telah menemukan nukleus dan memproduksi klon dari itu. Nukleus itu akan ditanamkan ke dalam sel telur gajah yang nukleusnya telah dihapus. Tapi ini tidak mudah karena tidak ada yang pernah berhasil memanen sel telur gajah.

Namun tantangan selanjutnya tidak bisa dianggap sepele. Meskipun para peneliti berhasil menciptakan mammoth atau hewan-hewan punah lainnya, mereka harus bisa bertahan di alam liar. Ini berarti, diperlukan juga makanan yang sesuai, habitat, dan kemampuan menghindari predator lainnya, terutama manusia.

Kritik terhadap upaya menghidupkan hewan punah ini datang dari ahli konservasi ekologi Stuart Pimm dari Duke University, Amerika Serikat. Menurutnya, menghidupkan kembali hewan punah akan membahayakan upaya konservasi. "Saya tidak berpikir itu mempunyai manfaat apapun," katanya.

Ahli biologi David Ehrenfeld dari University of New Jersey, Amerika Serikat, setuju upaya itu akan menghambat konservasi. "Ini sangat negatif, sangat mahal dan tidak akan mencapai tujuan konservasi apapun," ucapnya.

Meski menuai kontorversi, Temple tetap optimis teknik untuk menghidupkan hewan punah akan membawa sisi positif tersendiri. "Jika kita mencoba melakukan hal ini dengan serius, dalam kepentingan terbaik semua orang bahwa percobaan awal akan menghasilkan kesuksesan tinggi," katanya optimistis.

Ia juga berpendapat, menghidupkan kembali hewan-hewan punah seperti burung merpati purba atau mammoth memiliki daya tarik tersendiri bagi imajinasi masyarakat.

ROSALINA | NBC NEWS

Berita terkait

Fosil Gading dan Pantat Gajah Purba Ditemukan di Madiun

6 Februari 2020

Fosil Gading dan Pantat Gajah Purba Ditemukan di Madiun

Diperkirakan fosil milik hewan yang hidup di zaman pleistosen, ratusan ribu tahun yang lalu. Ada juga banteng, kudanil, dan kura-kura.

Baca Selengkapnya

Peneliti Sebut Tyrannosaurus Bersisik, Bukan Berbulu

7 Juni 2017

Peneliti Sebut Tyrannosaurus Bersisik, Bukan Berbulu

Tyrannosaurus rex punya sisik, bukan bulu, menurut studi yang
disiarkan jurnal Royal Society.

Baca Selengkapnya

Peneliti: Gigitan Tyrannosaurus Rex Mampu Hancurkan 3 Mobil

18 Mei 2017

Peneliti: Gigitan Tyrannosaurus Rex Mampu Hancurkan 3 Mobil

Peneliti mengungkapkan bahwa Tyrannosaurus rex memiliki gigitan yang bisa menghancurkan tiga mobil.

Baca Selengkapnya

Dinosaurus Temuan Baru Dinamai Seperti Monster di Ghostbuster

10 Mei 2017

Dinosaurus Temuan Baru Dinamai Seperti Monster di Ghostbuster

Para ilmuwan menamai dinosaurus berduri dengan badan mirip tank yang memiliki ekor palu godam seperti nama binatang buas di film "Ghostbuster".

Baca Selengkapnya

Bukti Ini Pasokan Dinosaurus T-rex Punya Hidung yang Peka

1 April 2017

Bukti Ini Pasokan Dinosaurus T-rex Punya Hidung yang Peka

Studi terbaru menemukan Tyrannosaurus-Rex atau T-rex memiliki
sisi yang sensitif pada hidungnya, sepeka jari manusia.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru: Tikus Hidup Bersama Manusia Sejak 15 Ribu Tahun Lalu  

28 Maret 2017

Temuan Baru: Tikus Hidup Bersama Manusia Sejak 15 Ribu Tahun Lalu  

Tikus memulai hubungan dengan manusia secepat spesies manusia menetap dan membangun rumah 15 ribu tahun lalu.

Baca Selengkapnya

20 Jejak Kaki Dinosaurus Berbeda Ditemukan di Pantai Australia

28 Maret 2017

20 Jejak Kaki Dinosaurus Berbeda Ditemukan di Pantai Australia

Fosil jejak kaki lebih dari 20 jenis dinosaurus terekam di tepi pantai sepanjang 25 km. Peneliti menyebutnya Jurassic Park Australia.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencurian 80 Fosil Telur Dinosaurus  

21 Maret 2017

Kisah Pencurian 80 Fosil Telur Dinosaurus  

Kepolisian Cina telah menangkap pria yang dituduh mencuri puluhan fosil telur dinosaurus.

Baca Selengkapnya

Telur Buaya Tertua Ditemukan di Sarang Dinosaurus  

10 Maret 2017

Telur Buaya Tertua Ditemukan di Sarang Dinosaurus  

Dari telur-telur buaya yang berusia sekitar 152 juta tahun silam itu diperkirakan buaya prasejarah memiliki panjang dua meter.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Bukti Kelahiran Kerabat Dinosaurus  

17 Februari 2017

Ilmuwan Temukan Bukti Kelahiran Kerabat Dinosaurus  

Fosil reptil laut yang pernah hidup 245 juta tahun lampau ditemukan di Propinsi Yunnan, Cina.

Baca Selengkapnya