Jepang Luncurkan Satelit Amati Tiga Planet

Reporter

Rabu, 28 Agustus 2013 03:42 WIB

Ilustrasi planet. Earthsky.org

TEMPO.CO, Tokyo--Sebuah satelit baru milik Jepang akan mengamati tiga planet sekaligus yaitu Venus, Mars dan Jupiter tanpa perlu meninggalkan orbit Bumi.

Satelit ini bernama SPRINT-A (Spectroscopic Planet Observatory for Recognition of Interaction of Atmosphere), yang dijadwalkan akan diluncurkan pada hari ini, Selasa 27 Agustus 2013 dan bertujuan lebih memahami bagaimana planet-planet di tata surya terbentuk.

Menurut para pejabat Badan Antariksa Jepang, dengan memeriksa magnetosfer dan atmosfer planet lain maka bisa memberikan gambaran sejarah awal Bumi.

Menurut Badan Antariksa Jepang (Jpanese Aerospace Exploration Agency/JAXA), pengamatan jangka panjang terhadap tiga planet tersebut akan menjadi yang pertama dari sejenisnya yang pernah dilakukan dari orbit Bumi.

Satelit SPRINT-A memiliki misi utama untuk mengitari orbit selama satu tahun. Satelit ini memiliki berat 771 pound (350 kilogram), atau sekitar 30 kali lebih kecil dari teleskop Hubble, yang juga dapat mengamati planet-planet dari tempatnya bertengger di orbit Bumi.

Tidak seperti Hubble, SPRINT akan memeriksa planet-planet itu dalam sinar ultraviolet ekstrim (sinar UV) dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar ini hanya dapat dideteksi dari luar angkasa, karena mereka diserap oleh atmosfer pelindung bumi. Mereka juga jarang digunakan dalam bidang astronomi, yang mengarah pada kemungkinan "penemuan inovatif," kata pejabat JAXA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Space.com, Selasa 27 Agustus 2013.

Sinar ultraviolet ekstrem ini secara ideal cocol untuk menguji bagaimana partikel dan plasma dari matahari (juga dikenal sebagai angin surya) berinteraksi dengan atmosfer planet. Jika sebuah planet tidak mempunyai medan magnet kuat yang akan membelokkan partikel, seiring waktu angin matahari dapat menyebabkan atmosfer akan melepaskan gas.

Pelacakan proses ini bisa membantu para ilmuwan lebih memahami, misalnya, mengapa Mars kehilangan begitu banyak atmosfernya dalam beberapa juta tahun terakhir.Beberapa misi telah mendeteksi bukti mengenai keberadaan air kuno di permukaan planet. Seperti atmosfer yang menghilang, air di permukaan sebagian besar menghilang kecuali untuk cadangan dalam lapisan es.

Venus merupakan teka-teki bagi para peneliti. Sementara Venus memiliki medan magnetik yang lemah, tak seperti Mars, namun ia memiliki banyak tekanan -sekitar 90 kali dari tekanan di Bumi. Planet Venus benar-benar tertutupi oleh awan, dengan efek rumah kaca yang terjadi di bawahnya. Planet ini juga memiliki suhu di permukaan sekitar 872 derajat Fahreinheit (467 derajat celcius).

Beberapa satelit penyelidik milik Uni Soviet pernah mencapai permukaan Venus dalam dekade terakhir, tetapi menyerah dalam beberapa menit karena panas yang intens dan tekanan di sana.

Dari zona medan magnet yang lemah, SPRINT-A juga akan menyelidiki tempat di tata surya dimana gaya magnetnya cukup kuat. Jupiter memiliki medan magnet yang paling berlimpah dan akan berfungsi sebagai tempat untuk memeriksa "jalur penetrasi dan kedalaman energi angin surya," kata pejabat JAXA.

Jupiter juga memiliki bulan vulkanik bernama lo, dengan plasma torus dalam lintasan orbitnya. Awan ini mengelilingi Jupiter. Sebagai ion dan elektron yang menabrak satu sama lain, energinya dilepaskan dalam bentuk sinar ultraviolet. Menurut kelompok spektroskopi ultraviolet dan pencitraan University of Arizona, Amerika Serikat, hal ini mirip dengan bagaimana cahaya fajar di Bumi diciptakan.

Satelit SPRINT-A akan diluncurkan melalui roket Epsilon luar angkasa pertama Jepang. Pejabat JAXA berharap roket cerdas buatan mereka ini dapat memimpin peluncuran roket yang lebih murah di masa depan.

ROSALINA | SPACE

Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim

Baca juga:

Samsung Dikabarkan Segera Luncurkan Galaxy S5

Pendapat Berbagai Kalangan Soal Foto Aira

Astronom Muda Mancanegara Kumpul di Bandung

Elon Musk Akan Realisasikan Teknologi 'Iron Man'

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya