NASA Temukan Planet 'Labil' Musim  

Reporter

Kamis, 6 Februari 2014 06:37 WIB

(dari kiri) Kepler-22b, Kepler-69c, Kepler-62e, Kepler-62f dan bumi. Abc15.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bayangkan Anda tinggal di planet dengan musim yang sangat tidak menentu atau labil. Tentu akan terasa aneh. Namun planet seperti itu rupanya benar-benar ada.

Demikian hasil penemuan terbaru Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) dengan teleskop antariksa Kepler, seperti dilansir HubbleSite, Rabu, 5 Februari 2014.

Planet bernama Kepler-413b itu cukup unik. Ia berputar dan bergetar liar pada sumbu putarnya. Kemiringan sumbu putar planet ini bervariasi hingga lebih dari 30 derajat selama 11 tahun.

Sekadar perbandingan, kemiringan sumbu rotasi Bumi adalah 23,5 derajat selama lebih dari 26 ribu tahun. Para peneliti kagum bahwa Kepler-413b sangat dinamis dalam kurun waktu manusia.

"Inilah yang memicu perubahan musim yang cepat dan tidak menentu pada Kepler-413b," kata Veselin Kostov, peneliti utama pada misi pengamatan ini.

Kepler 413-b terletak 2.300 tahun cahaya di konstelasi Cygnus. Planet ini mengelilingi sepasang bintang kerdil berwarna jingga dan merah setiap 66 hari. Orbit Kepler 413-b di seputar dua bintang tampak goyah karena bidang orbitnya miring 2,5 derajat terhadap bidang orbit pasangan bintang. Jika dilihat dari Bumi, orbit planet itu bergerak naik-turun.

Teleskop Kepler, dikenal sebagai teleskop pemburu planet, menemukan planet baru dengan memperhatikan peredupan bintang ketika sebuah planet transit atau melintas di depan bintang itu. Biasanya planet transit seperti jarum jam. Para astronom menggunakan Kepler untuk menemukan goyangan ketika mereka menemukan pola transit yang tidak biasa pada Kepler-413b.

Kostov mengatakan, berdasarkan data Kepler selama 1.500 hari, mereka melihat tiga transit pada 180 hari pertama alias satu transit setiap 66 hari. Mereka kemudian menemukan 800 hari tanpa transit sama sekali.

"Setelah itu kami melihat lima transit secara berturut-turut," kata Kostov menerangkan "polah" unik Kepler-413b.

Sayangnya Kepler-413b bukanlah planet layak huni. Selain karena musimnya berubah-ubah, planet ini masih terlalu hangat. Suhunya terlalu tinggi karena mengorbit sangat dekat dengan dua bintang kerdil sehingga tidak dapat mempertahankan keberadaan zat cair, syarat utama planet layak huni.

Lagi pula Kepler-413b bagaikan super Neptunus, sebuah planet gas raksasa dengan massa sekitar 65 kali dari Bumi, sehingga tidak ada permukaan yang dapat dipijak.

HUBBLESITE | MAHARDIKA SATRIA HADI







Berita Lain:
Ini Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S5
HTC One 2 Bakal Jadi Pesaing Galaxy S5
10 Tahun, Facebook Masih Berjaya
Ilmuwan: Hanya Ada Empat Emosi Dasar Manusia
Facebook Dituduh Jiplak Aplikasi Paper

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

59 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya