TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan analitik Mediatrac mengelompokkan tren pemanfaatan big data di tahun ini. Tren big data diprediksi naik sejalan dengan peningkatan kesadaran perusahaan akan pengembangan divisi teknologi informasi.
Big data terdiri dari data dengan volume yang sangat besar dan variatif yang kemudian diolah dan dianalisis menjadi informasi. Selanjutnya, informasi digunakan oleh perusahaan sebagai rekomendasi untuk mengambil keputusan.
Ada berbagai jenis perusahaan yang mulai merambah pemanfataan big data. "Kini rumah sakit pun sudah menggunakannya untuk mengetahui kesamaan penyakit pada pasien," ujar Chief Technical Officer Mediatrac, Imron Zuhri, di Jakarta, Jumat, 30 Januari 2015.
Selanjutnya adalah big data pada konsep Internet of Things. Konsep ini memungkinkan berbagai peralatan untuk selalu terhubung dengan Internet. Kendaraan pintar serta perabotan rumah pintar merupakan produk yang lekat dengan Internet of Things. (Baca juga: Kemenparekraf Memperkuat Data Geospasial)
Imron mengatakan, kendaraan pintar dan rumah pintar masih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk bisa digunakan di Indonesia. Meskipun demikian, ada berbagai produk dan aplikasi yang sudah bisa dibeli di toko online. Dia mencontohkan, timbangan pintar dan alat pemantau tanaman yang informasinya diteruskan ke perangkat bergerak pengguna.
Menurut dia, big data pun dapat dimanfaatkan untuk hal yang sederhana dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengetahui perbincangan atau gosip terhangat di suatu wilayah. "Big data bisa men-tracking lewat media sosial pengguna yang ada di wilayah itu," ucap Imron.
Perusahaan yang selama ini sudah memanfaatkan big data adalah telekomunikasi dan perbankan. Telekomunikasi menggunakan big data untuk mengetahui perilaku pelanggan. Sedangkan bank untuk mengumpulkan informasi mengenai transaksi.
Kedua informasi yang terkumpul kemudian dijadikan rekomendasi untuk memasarkan produk dan jasa. Divisi pemasaran di perusahaan pun dapat dengan mudah menentukan strategi penempatan iklan.
Imron menyebutkan, instansi pemerintah pun sudah mulai sadar akan big data. "Apalagi terdiri dari banyak departemen yang sudah pasti memiliki banyak data untuk diolah," katanya. (Baca: LAPAN Bagikan Data Inderaja Resolusi Tinggi)
Kendala yang paling sering dihadapi adalah minimnya informasi mengenai hal yang ingin diketahui sehingga proses pengolahan membutuhkan waktu yang cukup panjang dan sumber daya manusia dalam jumlah banyak.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Lainnya:
Ketemu Prabowo, 3 Tanda Jokowi Jauhi Jeratan Mega
Terungkap, 4 Fakta Sebelum AirAsia Jatuh
Gara-gara Ini, Akbar Tandjung Tinggalkan Ical