Peretas Bajak 26 Juta Akun Baru, Ada 13 Juta Akun Bukalapak?

Senin, 18 Maret 2019 14:48 WIB

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang peretas yang menjual rincian hampir 890 juta akun online yang dicuri dari 32 situs web populer dalam tiga putaran terpisah kini telah menawarkan jutaan catatan putaran keempat yang berasal dari 6 situs lain untuk dijual di web gelap.

Baca: Waspada, Ada Email Peretas Tanam Malware di Situs Porno

Laman thehackernews, Ahad, 17 Maret 2019, telah menerima email baru dari peretas Pakistan, yang dikenal dengan nama alias Gnosticplayers. Dia sebelumnya mengklaim telah meretas puluhan situs web populer dari perusahaan yang, menurutnya, mungkin tidak tahu bahwa mereka telah dikompromikan.

Gnosticplayers mengatakan kepada The Hacker News melalui email bahwa putaran keempat untuk dijual di Dream Market adalah milik dari 8 situs web yang diretas berikut: pertama Youthmanual, perguruan tinggi dan platform karir Indonesia sebanyak 1,12 juta akun, kedua GameSalad sebuah platform pembelajaran online sebanyak 1,5 juta akun.

Ketiga ada situs belanja online Bukalapak 13 juta akun, Notebook online Jepang Lifebear 3,86 juta akun, toko buku online EstanteVirtual 5,45 juta akun dan platform penjadwalan pertunjukkan Coubic 1,5 juta akun. Peretas menjual masing-masing database yang diretas secara individual di Dream Market dengan total nilai 1,2431 Bitcoin, kira-kira US$ 5.000 atau setara dengan Rp 70 juta.

Peretas itu bulan lalu menawarkan tiga putaran akun curian untuk dijual di pasar web gelap populer bernama Dream Market. Dengan memposting rincian 620 juta akun yang dicuri dari 16 situs web pada putaran pertama, 127 juta catatan dari 8 situs di situs kedua, dan 92 juta dari 8 situs web di situs ketiga.

Meskipun saat merilis putaran ketiga Gnosticplayers mengatakan kepada The Hacker News bahwa itu akan menjadi batch terakhir dari database yang dicuri, peretas merilis putaran keempat yang berisi hampir 27 juta catatan pengguna baru yang berasal dari 6 situs web lain.

Sementara, Bukalapak saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa memang ada upaya untuk meretas Bukalapak beberapa waktu yang lalu. Namun tidak ada data penting seperti user password, finansial atau informasi pribadi lainnya yang berhasil didapatkan.

"Kami selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak, demi memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, dan memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan. Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital," ujar Intan Wibisono sebagai Head of Corporate Communications Bukalapak, dalam keterangannya, Senin, 18 Maret 2019.

Intan menambahkan bahwa Bukalapak mengimbau para penggunanya untuk lebih memperhatikan keamanan bertransaksi. Ganti password pengguna secara berkala, serta aktifkan Two- Factor Authentication (TFA) yaitu fitur untuk mencegah jika ada penggunaan, atau penyalahgunaan data penting dari device yang tidak dikenali.

Simak artikel lainnya tentang peretas di kanal Tekno Tempo.co.

Advertising
Advertising

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

11 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

17 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

24 hari lalu

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

39 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

45 hari lalu

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

5 Maret 2024

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

4 Maret 2024

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber: Kecepatan Serangan Semakin Mengkhawatirkan, Gangguan Cloud Melonjak

28 Februari 2024

Kejahatan Siber: Kecepatan Serangan Semakin Mengkhawatirkan, Gangguan Cloud Melonjak

Dicatat, pelaku kejahatan siber hanya butuh 31 detik untuk menempatkan alat initial discovery, setelah akses awal diperoleh.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya