Penurunan Tanah Terparah, Peneliti ITB: Save Pekalongan

Senin, 16 Desember 2019 09:00 WIB

Sejumlah siswa usai mengikuti latihan pra ujian (try out) menembus genangan banjir di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, Desa Tegaldowo, Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa, 29 Januari 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Bandung - Peneliti dari tim Geodesi Institut Teknologi Bandung Heri Andreas mengkampanyekan Save Pekalongan. Kota Batik itu sekarang menjadi wilayah di pinggir laut yang tercepat penurunan tanahnya.

“Banjir rob (air laut) sudah setengah kota, 20-30 tahun bisa satu kota robnya,” kata dia kepada Tempo.

Tim melakukan pengambilan data di Pekalongan dalam dua periode. Pada kurun 2007-2011 melalui data satelit. Sementara pada 2013 dengan kombinasi pengukuran memakai alat global positioning system (GPS). “Hasilnya penurunan tanah rata-rata 10 sentimeter per tahun, ada yang maksimal 17 sentimeter,” ujarnya saat ditemui di Bandung, Sabtu, 6 Desember 2019.

Wilayah yang ambles itu menurut Heri dari utara sampai tengah kota juga utara kabupaten Pekalongan. Menurutnya penyebab penurunan tanah di Pekalongan akibat pengambilan air tanah dan kebijakan pemerintah daerah.

Kondisinya, warga kesulitan air bersih sementara perusahaan daerah air minumnya tidak sanggup memasok. Pemerintah daerah lalu membuat program pengeboran air artesis di setiap RW (rukun warga) berkedalaman hingga 100 meter. “Kebijakan pemdanya bikin bunuh diri massal, krisis air lalu kotanya tenggelam. Karena itu saya kampanye Save Pekalongan,” ujar Heri.

Dia mengaku sudah bertemu dan membicarakan masalah itu dengan Bupati dan Walikota Pekalongan. Kini pemerintah tengah membangun tanggul di pantai utara Pekalongan. Menurut Heri, tanggul itu diperkirakan 5 tahun lagi akan tenggelam juga nantinya. “Bukan karena kenaikan air laut (sea level rise) tapi subsidens,” kata dia.

Heri menyarankan pemerintah daerah Pekalongan menghentikan pengambilan air tanah dan mencari pengganti sumber airnya. Selain itu untuk menahan laju penurunan tanah misalnya dengan mengisi kembali air tanah.

Tempo berusaha mengkonfirmasi riset Geodesi ITB di Pekalongan itu ke beberapa peneliti lembaga pemerintah di Bandung seperti Pusat Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ternyata belum pernah ada penelitiannya.

“Pekalongan baru peninjauan di utara itu kalau rob habis,” kata Wahyudin, peneliti di Badan Geologi, Kamis, 12 Desember 2019.

Peneliti dari LIPI Dwi Sarah mengatakan Kota Pekalongan belum diteliti, sementara ini baru penurunan tanah di Semarang dan Demak.

Berita terkait

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

2 jam lalu

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

1 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

2 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

2 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

4 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

5 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

5 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

5 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya