Memukau, Enzim Mutan Ini Mampu Urai Botol Plastik dalam 10 Jam

Kamis, 16 April 2020 20:20 WIB

Sampah botol plastik berada di Laut Adriatic, Taman Nasional Kornati, Kroasia, 30 Mei 2018. Botol plastik Coca Cola dan merek air mineral lokal serta botol bir menjadi produk yang paling sering ditemukan di laut. REUTERS/Antonio Bronic

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti yang bekerja untuk sebuah perusahaan rintisan solusi bioindustri di Prancis, Carbios, telah memutasi enzim bakteri untuk bisa mengurai sampah plastik dan mendaurulangnya hanya dalam hitungan jam. Enzim itu bisa mengurai polimer polyethene terephthalate (PET) menjadi unsur-unsur penyusun komposit kimianya, yang bisa digunakan ulang nantinya untuk membuat produk yang baru.

PET adalah polimer termoplastik yang paling jamak penggunaannya di dunia modern sekarang ini. Polimer ini ada dalam bentuk aneka botol, serat pakaian poliester, wadah makanan, dan beragam komponen dan kemasan tahan panas.

Proses daur ulang plastik konvensional melalui proses termomekanikal tidak menghasilkan kualitas cukup tinggi, dan kebanyakan hasilnya hanya bisa digunakan untuk produk seperti pakaian dan karpet. Carbios bekerja sama dengan industri seperti Pepsi dan L'Oreal mengambangkan teknologi itu.

Hasilnya dipaparkan dalam sebuah makalah ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Nature terbit awal April ini. Berjudul “An engineered PET-depolymerase to break down and recycle plastic bottles”, artikel itu disusun bersama ilmuwan di Carbios dan mitra akademisnya, Toulouse Biotechnology Institute

Makalah itu mengumumkan enzim PET hidrolase bisa mengurai polimer PET hingga 90 persen dalam waktu sepuluh jam. “Efisiensi dan optimasi yang tinggi ini mengalahkan seluruh PET hidrolase lainnya yang pernah dilaporkan,” bunyi abstrak dari makalah itu.

Advertising
Advertising

Kemampuan mengurai hingga 90 persen itu bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kandidat kedua paling menjanjikan yakni galur bakterium yang disebut 201-F6. Memang masih ada 10 persen kristal plastik yang tersisa, tapi penelitinya mengatakan enzim yang didesain ulang itu masih lebih efisien daripada enzim pencernaan manusia dalam memecah pati--karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.

<!--more-->

Enzim baru ini sebenarnya sudah didapati di tumpukan sampah dedaunan pada 2012 lalu di Jepang. “Dia terlupakan tapi kini beralih menjadi yang terbaik,” kata Alain Marty asal Université de Toulouse, Prancis, dan chief science officer di Carbios.

Enzim baru ini juga juga jauh lebih efektif dari segi biaya. Penelitian membandingkannya dengan membuat plastik baru dari minyak bumi yang disebut akan menghabiskan biaya 25 kali lebih mahal. “Ini benar-benar terobosan dalam produksi dan daur ulang PET,” kata Saleh Jabarin, profesor di University of Toledo, Ohio, Amerika Serikat, dan anggota Komite Saintifik di Carbios.

John McGeehan dari pusat inovasi enzim di University of Portsmouth, Inggris, setuju temuan dari Prancis itu merupakan langkah yang besar. Menurutnya, keuntungan utama dari enzim baru ini bahwa dia tidak memiliki kesulitan dalam membuat bahan plastik murni dari campuran plastik, bahkan botol plastik dengan warna berbeda.

Kohei Oda di Kyoto Institute of Technology, yang melaporkan bakteri pemakan plastik pada 2016, bahkan mendorong segera produksi skala industri."Pekerjaan ini menunjukkan potensi penggunaan hidrolase untuk mengolah limbah botol plastik yang ditumpuk di dunia,” katanya.

Pakar degradasi enzim plastik di Helmholtz Center Berlin, Jerman, Gert Weber, juga mengatakan enzim rekayasa baru mengungguli semua enzim yang dikenal digunakan untuk depolimerisasi plastik sejauh ini. "Temuan ini memungkinkan menggunakan enzim untuk mendaur ulang polimer sintetik lainnya, seperti poliamida atau poliuretan," kata Weber.

Menurut Marty, timnya berharap adanya uji potensi industri dan komersil dari material hasil enzim yang mereka kembangkan itu pada 2021. “Target kami sudah akan ada produksi skala industri pada 2024, 2025,” kata deputi chief executive di Carbios, Martin Stephan, menambahkan.

FUTURISM INTERNATIONAL BUSINESS TIMES | SCIENCE | ARSTECHNICA

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

9 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

10 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya