Studi: Kebal Corona, Trenggiling Pegang Kunci Pengobatan Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 9 Mei 2020 08:24 WIB

Salah kaprah menduga sisik trenggiling adalah obat, dan dagingnya yang lezat, membuat mamalia bersisik ini diburu. Foto: @pangolinconservation

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi mengklaim bahwa trenggiling - binatang yang dipersalahkan karena menularkan virus corona pertama kali dari kelelawar ke manusia - mungkin kebal terhadap penyakit mematikan itu.

Temuan itu, yang dikutip Daily Mail, 8 Mei 2020, berarti bahwa trenggiling - yang kekurangan dua gen pengindra virus sehingga mereka dapat membawa virus tanpa harus menderita - mungkin memegang kunci untuk mengalahkan Covid-19. Temuan lengkap penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Immunology.

Bekerja dengan cara yang mirip dengan detektor asap, gen-gen ini merasakan ketika virus memasuki tubuh dan meningkatkan alarm, serta memicu respons kekebalan.

Teori asal mula yang populer untuk virus corona adalah bahwa virus itu melompat dari trenggiling ke manusia di pasar basah di Wuhan, pasar satwa liar yang menjual binatang eksotis yang hidup.

Menyelidiki teori itu, para peneliti menganalisis urutan genom trenggiling dan membandingkannya dengan mamalia lain, termasuk manusia, kucing, anjing dan ternak.

Advertising
Advertising

"Penelitian kami menunjukkan bahwa trenggiling bertahan melewati jutaan tahun evolusi tanpa jenis pertahanan antivirus yang digunakan oleh semua mamalia lain," kata penulis penelitian Leopold Eckhart, dari Universitas Kedokteran Wina di Austria.

“Studi lebih lanjut tentang trenggiling akan mengungkap bagaimana mereka mengelola untuk bertahan hidup dari infeksi virus, dan ini mungkin membantu untuk merancang strategi pengobatan baru untuk orang dengan infeksi virus.”

Pada manusia, Covid-19 dapat menyebabkan respons imun inflamasi - disebut badai sitokin - yang memperburuk kondisi pasien.

Pengekangan farmasi terhadap pensinyalan gen, menurut penulis, bisa menjadi pilihan pengobatan yang mungkin untuk kasus yang parah.

Namun, Dr. Eckhart mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu dapat membuka pintu bagi infeksi sekunder. "Tantangan utama adalah mengurangi respons terhadap patogen dengan tetap mempertahankan kontrol yang memadai terhadap virus," katanya.

Sistem kekebalan yang terlalu aktif dapat dimoderasi, Dr Eckhart menambahkan, “dengan mengurangi intensitas atau dengan mengubah waktu reaksi pertahanan.”

Sementara penelitian mengidentifikasi perbedaan genetik antara trenggiling dan mamalia lain, studi itu tidak menyelidiki dampak dari perbedaan tersebut pada tanggapan antivirus.

Para ilmuwan belum memahami bagaimana sebenarnya trenggiling bertahan hidup dari virus corona, hanya saja ketiadaan dua gen pensinyalan ini mungkin ada hubungannya dengan itu.

DAILY MAIL

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

1 jam lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

1 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

1 hari lalu

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

2 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

6 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

7 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

7 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya