Penyu Mati Karena Pemburu dan Kantong Plastik di Malang Selatan

Kamis, 3 September 2020 04:31 WIB

Ilustrasi Penyu Hijau. REUTERS/Hugh Gentry

TEMPO.CO, Malang - Kelestarian penyu di perairan laut selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, terancam oleh sampah plastik dan perburuan. Tiap tahun ada saja penyu yang mati akibat menelan plastik, sementara perburuan mengintai di pantai yang sepi.

Sutari, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Pilar Harapan alias Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, mengungkap itu pada Kamis sore, 27 Agustus 2020. Pada hari itu ia memandu kegiatan pelepasan 1.242 ekor tukik jenis lekang dan hijau ke perairan Samudera Hindia di Pantai Bajulmati.

Menurut Sutari, sampah kantong plastik bisa terlihat oleh penyu bagai ubur-ubur, makanan pokok penyu selain ikan-ikan kecil. Begitu pula jaring ikan yang hanyut bisa tampak seperti rumput laut, salah satu tanaman laut kesukaan penyu.

Dia mengisahkan pernah bersama kawan-kawannya mengubur penyu yang mati akibat menelan sampah plastik di Pantai Bajulmati. Perut penyu dibedah lebih dulu untuk dikeluarkan sampah itu sebelum penyu dikubur.

Advertising
Advertising

Karena itu, pria yang beralih dari pemburu penyu untuk dikonsumsi menjadi penyelamat penyu itu selalu mengingatkan para wisatawan di pantai tertib membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Setiap sampah plastik yang dibuang sembarangan di pantai itu, menurut Sutari, berpotensi membunuh penyu.

“Melalui BSTC inilah kami bisa lebih efektif mengampanyekan konservasi penyu. Dulu (sebelum ada BSTC) masih sporadis saja sifatnya,” ujar Sutari.

Sutari mengajak enam temannya sesama eks pemburu penyu mendalami pengetahuan tentang penyu, khususnya tentang teknik penyelamatan dan penetasan telur-telur penyu. Hingga lima tahun berselang, kini BSTC mulai mendapat cukup banyak dukungan dari beberapa lembaga dan perusahaan.

Ketua BSTC Sutari mengatakan, total sebanyak 1.242 ekor tukik yang dilepas ke perairan laut selatan Malang. Jumlah ini terdiri dari 1.100 ekor tukik penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan 142 ekor tukik penyu hijau (Chelonia mydas). TEMPO/Abdi Purmono

sendiri mengaku dulu pernah jadi pemburu penyu. Begitu pula orangtuanya. Namun, ia menukas, penyu hasil buruan hanya untuk dikonsumsi dan bukan untuk diperjualbelikan. Dulu warga mengonsumsi penyu karena penyu gampang didapat di Bajulmati. Mereka pun tidak tahu bahwa penyu merupakan satwa langka dan dilindungi.

Singkat cerita, mulai 2009 Sutari masih lebih banyak sendirian beraksi menyelamatkan penyu di sepanjang pantai selatan Malang. Tiga tahun berselang (2012) ia mendapat enam teman kerja. Menariknya, kawan-kawan Sutari ini pun aslinya pemburu penyu yang insaf.

Baca juga:
Studi GPS, Banyak Penyu Salah Jalan Pulang di Laut Lepas

Di tahun itu mereka mendirikan rumah penetasan telur penyu tanpa bekal pengetahuan dan teknik memadai. Sutari dan kawan-kawan otodidak mempelajari pengetahuan tentang penyu. Pada 2013, kelompok Sutari dilatih Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang untuk mendalami pengetahuan tentang penyu, khususnya tentang teknik penyelamatan dan penetasan telur-telur penyu.

<!--more-->

Lima tahun berselang, BSTC mulai mendapat cukup banyak dukungan dari beberapa lembaga dan perusahaan. Mereka, misalnya, telah diizinkan membangun tempat penetasan telur penyu yang juga pusat wisata edukasi konservasi penyu di kawasan Pantai Bajulmati.

“Supaya para wisatawan yang ke sini enggak hanya tahu pantai dan air laut, tapi juga bisa dapat tambahan pengetahuan konservasi penyu sepulang dari sini. Edukasi konservasi penyu ini sangat penting, khususnya diajarkan kepada anak-anak,” ujar Sutari.

Sutari dan kawan-kawan juga aktif berpatroli untuk memantau kehadiran penyu-penyu di Pantai Bajulmati maupun pantai lain di pesisir selatan Malang. Mereka tegas menegur wisatawan yang merusak dan mengganggu penyu betina yang sedang bertelur.

Supaya telur-telur penyu yang ditinggalkan sang induk tidak membusuk, sekaligus mencegah kehadiran hewan predator (biawak, anjing, dan babi hutan), Sutari dan kawan-kawan biasanya memindahkan telur-telur ke tempat penetasan di halaman kantor BSTC. Pemindahan juga untuk menghindari pencurian oleh manusia yang disebutnya predator terganas karena bisa berburu telur dan sekaligus memakan daging penyu.

“Lokasi hidden di Malang selatan. Perburuan dan pembantaian ini masih berlangsung sampai sekarang, mulai yang benaran tidak sengaja dan tidak tahu sampai yang sengaja melakukannya,” kata Andik Syaifudin, Ketua Sahabat Alam Indonesia.

Menurut Andik, selain untuk dimakan, daging penyu dijual Rp 8.000 per kilogram. Harga plastron (penutup pada bagian dada dan perut/tulang dada) penyu bahkan bisa dihargai lebih mahal. Sedangkan telur penyu berharga Rp 1.000-2.000 per butir.

“Dijual di pasar gelap. Pengepulnya di Bali dan Surabaya. Sebagian untuk dikonsumsi sendiri,” ujar Andik.

Baca juga:
Mamalia Terancam Punah: Ada Popok di Perut Pesut Mahakam

Pantai-pantai selatan Malang disebutnya merupakan habitat penyu hijau, penyu lekang atau penyu abu-abu, penyu sisik, dan penyu belimbing. Perburuan, dia menambahkan, biasa berlangsung saat musim ikan dan berlangsung di pantai-pantai yang terpencil atau sulit terpantau.

Perburuan penyu bakal terus terjadi jika penghasilan nelayan tidak stabil dan merosot terus sehingga mereka terpaksa berburu penyu. "Kemiskinan nelayan pesisir selatan harus diatasi pemerintah, dengan disertai penegakan hukum, sosialisasi dan edukasi konservasi penyu," katanya.

Berita terkait

Penyeludupan 230 Telur Penyu ke Asmat Digagalkan

4 Januari 2024

Penyeludupan 230 Telur Penyu ke Asmat Digagalkan

Karantina Pertanian Wilayah Kerja Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan menggagalkan penyeludupan 230 telur penyu.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

31 Desember 2023

Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

Mahasiswa IPB University hilang kemudian ditemukan meninggal di Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Di manakah tepatnya pulau ini?

Baca Selengkapnya

Melepasliar Tukik di Pantai Pangumbahan Sukabumi, Melestarikan Penyu dari Ancaman Kepunahan

9 Desember 2023

Melepasliar Tukik di Pantai Pangumbahan Sukabumi, Melestarikan Penyu dari Ancaman Kepunahan

Melepasliarkan ratusan tukik di Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi, Jabar, menjaga konservasi penyu.

Baca Selengkapnya

Bahayakah Makan Ubur-ubur dan Apa Saja Manfaatnya?

21 November 2023

Bahayakah Makan Ubur-ubur dan Apa Saja Manfaatnya?

Siapa sangka, di balik bisa yang siap disebarkan pada musuh, ubur-ubur punya banyak manfaat kesehatan dan telah diolah menjadi aneka makanan lezat.

Baca Selengkapnya

Hiu Kalabia hingga Pari Manta Banyak Diburu, Disebut Hanya Ada di Papua Barat Daya

31 Oktober 2023

Hiu Kalabia hingga Pari Manta Banyak Diburu, Disebut Hanya Ada di Papua Barat Daya

Papua Barat Daya berupaya melindungi lima biota laut langka di wilayahnya, yakni penyu, duyung, lumba-lumba, hiu kalabia, dan pari manta.

Baca Selengkapnya

Konflik Rempang Eco-city Berlajut, Giliran Nelayan Tradisional Tolak Investasi

3 Oktober 2023

Konflik Rempang Eco-city Berlajut, Giliran Nelayan Tradisional Tolak Investasi

Nelayan menyadari proyek tahap awal Rempang Eco-city yaitu pabrik kaca dari Cina akan merusak ekosistem laut. "

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Hewan Tak Memiliki Organ Otak

27 September 2023

Inilah 5 Hewan Tak Memiliki Organ Otak

Meski tidak memiliki otak, sejumlah hewan ini bisa hidup. Hewan apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Hewan dengan Umur Paling Panjang di Dunia, Ada yang Berpotensi Abadi

19 September 2023

5 Hewan dengan Umur Paling Panjang di Dunia, Ada yang Berpotensi Abadi

Ada banyak hewan di dunia yang bisa hidup lama hingga melebihi usia rata-rata manusia, bahkan ada yang berpotensi abadi.

Baca Selengkapnya

Iztuzu Beach, Pantai yang Paling Diminati Wisatawan di Turki

20 Agustus 2023

Iztuzu Beach, Pantai yang Paling Diminati Wisatawan di Turki

Pantai Iztuzu di Turki adalah tempat bersarang penyu tempayan, spesies terancam punah yang telah ada di bumi selama 45 juta tahun.

Baca Selengkapnya

Tips Pertolongan Pertama dari Sengatan Ubur-ubur, Lakukan 3 Cara Ini

19 Agustus 2023

Tips Pertolongan Pertama dari Sengatan Ubur-ubur, Lakukan 3 Cara Ini

Jika kena sengatan ubur-ubur, langkah-langkah pertolongan pertama yang cepat dan tepat penting untuk mengurangi rasa sakit, iritasi, risiko komplikasi

Baca Selengkapnya