Setahun Ungkap 200 Fosil, Situs di Meksiko Ini Dijuluki Mammoth Central

Selasa, 8 September 2020 23:50 WIB

Arkeolog dari Mexico National Institute of Anthropology and History (INAH) menemukan fosil tulang mammoth yang diperkirakan berusia 10.000 tahun di dekat pembangunan bandara Internasional Meksiko baru di Zumpango, Meksiko, 26 Mei 2020. Arkeolog menemukan dua tengkorak besar mammoth bersama dengan tulang rusuk dan anggota tubuh yang tersebar. REUTERS/Henry Romero

TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan tambahan hampir 70 fosil nenek moyang gajah, mammoth Kolombia, di sebuah lokasi bakal bandara baru di Santa Lucia, Meksiko Tengah, membuat situs tersebut dijuluki Mammoth Central. Seluruhnya sudah ditemukan setidaknya 200 fosil sejak areal lokasi tersebut dibuka oleh pekerja konstruksi bandara pada 2019.

Para arkeolog yang bekerja di situs itu mengatakan penemuan masih terjadi, termasuk benda perkakas dari tulang hewan berusia 10-20 ribu tahun lalu. Tim arkeolog juga yakin masih ada sejumlah besar fosil tulang yang harus diangkat dari lokasi yang dulunya diyakini lanskap rawa tempat makhluk-makhluk itu bisa terperangkap dan akhirnya mati.

Daily Mail, 4 September 2020, melaporkan, kelompok fosil kerangka pertama ditemukan tahun lalu, tapi gambar-gambar dari temuan tersebut tidak dirilis hingga Mei lalu. Selain banyak potongan fosil, 15 tengkorak manusia yang diyakini berasal dari penguburan pra-Hispanik bersama dengan wadah, obsidian, dan sisa-sisa anjing sebelumnya ditemukan di situs tersebut.

Penemuan baru ini membantu para ahli memahami apa yang menyebabkan kepunahan mamalia besar mammoth. Selain dibunuh manusia purba, tim mencatat bahwa tepi danau purba yang menarik dan menjebak mammoth di tanah berawa, dapat membantu memecahkan teka-teki kepunahan mereka.

Situs ini membentang sejauh 12 mil dan mengungkap lubang buatan manusia yang mungkin digunakan untuk menjebak mammoth. Di tempat itu, arkeolog Ruben Manzanilla Lopez dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional mengatakan, "Kami memiliki sekitar 200 mammoth, sekitar 25 unta, lima kuda."

Penemuan fosil gajah purba, mammoth, di lahan pembangunan bandara baru Meksiko. Foto: Facebook/Vagando con Mafedien


Para ahli juga masih melakukan tes pada tulang mammoth untuk mencoba menemukan kemungkinan bekas pemotongan. Alasannya, para arkeolog menemukan lusinan alat tulang mammoth, biasanya poros yang digunakan untuk menahan perkakas atau alat pemotong, seperti yang ada di Tultepec.

Baca juga:
Tengkorak Aneh Temuan di Malang Ternyata Kepala Macan Tutul Jawa?

"Di sini kami telah menemukan bukti bahwa kami memiliki jenis alat yang sama, tapi sampai kami bisa melakukan studi laboratorium untuk melihat tanda dari alat ini, kami tidak dapat mengatakan kami memiliki bukti yang beralasan," kata Manzanilla Lopez.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Ahli paleontologi Joaquin Arroyo Cabrales dan timnya akan menggunakan situs ini dan tetap menguji teori mereka tentang apa yang terjadi pada makhluk besar ini, termasuk apakah perubahan iklim atau manusia yang menyebabkan kematian mereka. "Saya pikir pada akhirnya keputusannya adalah ada efek sinergi antara perubahan iklim dan keberadaan manusia," tutur Arroyo Cabrales.

Sebelum penemuan di Meksiko, Dakota Utara di Amerika Serikat adalah lokasi paling dikenal untuk fosil mammoth, yakni asal muasal 61 set kerangka. Di Santa Lucia, Kapten Angkatan Darat Meksiko Jesus Cantoral mengawasi upaya pelestarian sisa-sisa fosil di antara proyek konstruksi.

"Para ahli harus menemani penggali dan buldoser setiap kali mereka membongkar tanah di tempat baru," ujar Cantoral. Dia menambahkan, "Proyek ini sangat besar, sehingga mesin bisa bekerja di tempat lain sementara para arkeolog mempelajari suatu daerah."

Para ahli percaya beberapa hewan yang ditemukan di situs tersebut mungkin berusia hingga 35 ribu tahun. Daerah ini kaya dengan satwa liar selama era mammoth karena merupakan persimpangan dari empat lembah terpisah dan oleh karena itu berfungsi seperti koridor alami.

mammoth. trueslant.com


Pedro Francisco Sanchez Nava, Koordinator Antropologi Nasional di INAH, mengatakan manusia yang tinggal di wilayah tersebut mungkin telah memanfaatkan jalur migrasi prasejarah ini dan memasang jebakan untuk berburu. Mammoth Kolombia memiliki bulu yang sangat sedikit, tidak seperti sepupu wol mereka yang hidup di tundra dingin.

Baca juga:
Kematian Massal Gajah Liar di Bostwana, Penyebab Misterius

Mammoth Kolombia memiliki tinggi hingga 4,5 meter, berat hingga 11 ton, dan taring besar yang panjangnya hampir lima meter. Usia hewan ini diperkirakan bertahan sampai sekitar 65 tahun. Mereka adalah salah satu garis keturunan mammoth terakhir yang punah di dunia dan musnah sekitar 12 ribu tahun yang lalu. Mammoth Kolombia mendiami Amerika Utara sejauh utara Amerika Serikat dan selatan sejauh Kosta Rika.

DAILY MAIL | ABC NEWS

Berita terkait

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

17 jam lalu

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

Buron kartel narkoba Meksiko itu akan dibawa untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan mengungkap jaringannya di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

2 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

7 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

9 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

15 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

16 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

16 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

17 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya