Berkumur Antiseptik Bisa Kurangi Penyebaran Virus Corona di Rumah, Benarkah?

Reporter

Terjemahan

Minggu, 8 November 2020 12:46 WIB

Ilustrasi wanita menggunakan obat kumur. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hand sanitizer dan tisu beralkohol berperan penting dalam upaya-upaya individu membatasi penularan infeksi virus corona Covid-19. Beberapa peneliti berusaha mencari potensi dari produk lain. Seperti yang dilakukan tim dari Penn State College of Medicine di Hershey, Pennsylvannia, AS, yang mencoba dari obat kumur dan cuci mulut.

Dalam hasil studinya yang dimuat di Journal of Medical Virology edisi September 2020, tim peneliti itu mendapati beberapa larutan untuk mulut dan saluran pernapasan kemungkinan, bila digunakan oleh mereka yang terinfeksi Covid-19, bisa menurunkan risiko transmisi atau penyebaran virus yang menjangkitinya.

Studi itu dipimpin oleh Craig Meyers, profesor bidang mikrobioloi, imunologi, obstetri dan ginekologi. “Sementara kita menunggu vaksin-vaksin yang masih dikembangkan, metode-metode untuk mengurangi penularan virus itu diperlukan," kata Meyers menjelaskan alasan studi.

Meyers dan timnya menguji produk yang sudah ada di pasaran dan digunakan sehari-hari untuk diuji lawan virus dari saluran pernapasan manusia yang disebut HCoV-229E. Ini adalah jenis virus corona yang berasal dari keluarga yang sama di mana di dalamnya ada SARS-CoV-2.

Uji dilakukan di laboratorium untuk mencari mana yang mampu menghambat aktivitas si virus. Produk yang dipilih, termasuk, Baby Shampoo untuk hidung dari Johnson & Johnson dan CVS Health Neti Pot.

Advertising
Advertising

Di kelompok pencuci mulut atau obat kumur ada CVS Health Peroxide Sore Mouth Cleanser, 1.5% Hydrogen Peroxide (Cumberland Swan Inc.), Orajel Antiseptic Rinse (Church & Dwight Co. Inc.), Betadine 5% (Alcon Laboratories Inc.), Crest Pro-Health (Procter & Gamble), Listerine Antiseptic (Johnson & Johnson Consumer Inc.), Listerine Ultra (Johnson & Johnson Consumer Inc.), Equate (Walmart), dan Antiseptic Mouthwash (CVS Health).

Setiap larutan atau cairan mendapat paparan virus dalam tiga macam uji, masing-masing selama 30 detik, 1 menit, dan 2 menit. Dari hasil yang didapat, Meyers dkk menyebutkan kalau rata-rata produk, kecuali Neti Pot, terukur mampu memberi efek signifikan.

Baby Shampo dari Johnson & Johnson, misalnya, disebutkan mampu membilas hingga 99 persen jenis virus corona ini dalam 1 menit dan 99,9 persen dalam 2 menit. Crest Pro-Health mengurangi konsentrasi virus antara 99,9-99,99 persen. Muncul sebagai yang terbaik, dari hasil uji itu, adalah Listerine Antiseptic karena menekan virus lebih besar dari 99,99 persen setelah 2 menit.

Baca juga:
WHO: Sudah 6 Negara Laporkan Covid-19 Terkait Cerpelai

Temuan dari studi ini memvalidasi hasil studi sebelumnya yang dipublikasikan di Journal of Infectious Diseases pada Juli lalu. Dalam studi itu, penelitinya mendapati kebiasaan berkumur dengan antiseptik oleh pasien Covid-19 mampu mengurangi viral load di mulut, kerongkongan, dan hidung.

<!--more-->

Itu, pada gilirannya, akan secara potensial mengurangi jumlah virus yang mereka bisa tularkan ke orang lain lewat batuk, bersin atau perilaku lainnya yang memercikkan droplet.

Hasil tambahan yang dilaporkan Meyers dkk adalah tiga produk dengan kandungan utama hidrogen peroksida mampu melumpuhkan virus antara 90 dan 99%. Hasil yang ini mendukung riset lainnya yang pernah menyatakan cairan hidrogen peroksida efektif untuk melawan SARS-CoV-2.

Dari hasil studinya itu, Meyers mengatakan, kebiasaan berkumur antiseptik dikombinasikan dengan metde pencegahan lainnya bisa sangat membantu perlindungan masyarakat di tengah pandemi saat ini. Termasuk bagi mereka yang harus menjalani isolasi pribadi di rumah.

Meski begitu sejumlah catatan menyertai rekomendasi itu. Pertama, studi hanya menggunakan kerabat dan bukan SARS-CoV-2 langsung. "Virus SARS-CoV-2 lebih mahal, lebih sedikit ketersediaannya, dan membutuhkan laboratorium biosafety level 3," kata Meyers mengungkap alasannya.

Juga, hasil disimpulkan dari uji dalam laboratorium, bukan dari uji klinis pada manusia. Ini seperti yang diakui tim penelitinya, "tidak mewakili kondisi sebenarnya dari ekosistem nasopharyngeal endothelial.”

Meyers dan timnya menjawab itu semua dengan niat ke depannya untuk melakukan uji lebih lanjut. Dengan uji yang lebih akurat, dia berharap memungkinkan untuk benar-benar menghadirkan strategi pencegahan Covid-19 yang mudah, tersedia luas, dan terjangkau.

Baca juga:
Risiko Kematian Pasien Covid-19 Berlipat 2-3 Kali Sebab Penyakit Ini

Catatan tambahan yang lain, jikapun terbukti benar keuntungan dari obat kumur atau sampo antiseptik itu, mereka tidak untuk menggantikan penggunaan masker maupun jaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun sebagai langkah pencegahan yang utama.

MEDICAL NEWS TODAY

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

19 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

22 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya