TEMPO.CO, Jakarta - Untuk hari kesembilan berturut-turut setelah pelaksanaan pemilihan presiden, Amerika Serikat melaporkan lebih dari 100 ribu kasus baru Covid-19 dalam sehari. Kamis, 12 November 2020, adalah rekor tertinggi sementara ini, yakni 153 ribu kasus, dan Amerika semakin dekat kepada prediksi pahit bisa mencapai 200 ribu kasus per hari.

Angka kasus baru sepanjang Kamis itu juga menjadi rekor ketujuh yang tercipta dalam sembilan hari terakhir. Per hari yang sama, dua negara bagian juga telah melaporkan catatan jumlah lebih dari satu juta kasus. Untuk hari ketiga berturut-turut pula, Amerika Serikat mencatat rekor untuk angka rawat inap rumah sakit, yang sepanjang Kamis mencatat lebih dari 67 ribu pasien.

Secara keseluruhan, berdasarkan data Johns Hopkins University, Amerika Serikat telah melaporkan lebih dari 10,5 juta kasus terkonfirmasi positif infeksi virus corona jenis baru tersebut. AS menjadi negara terdampak terburuk di dunia di mana hampir 53 juta populasinya sudah terinfeksi.

Angka kematian karena Covid-19 di Amerika Serikat juga yang terbanyak di dunia, yakni lebih dari 242 ribu jiwa. Total korban meninggal di dunia sudah hampir mencapai 1,3 juta orang.

Berbicara di sebuah webinar, Direktur Institut Penyakit Menular dan Alergi AS, Anthony Fauci, menanggapi hasil awal dari evaluasi uji klinis Vaksin Covid-19 yang dikembangkan kolaborasi perusahaan farmasi Amerika dan Jerman, Pfizer dan BioNtech. Menurutnya, belum saatnya masyarakat Amerika berlega hati.

Fauci mengibaratkan hasil awal yang sangat efektif (di atas 90 persen dalam mencegah gejala Covid-19) itu dengan bala bantuan pasukan kavaleri dalam sebuah peperangan. "Mereka sudah akan datang tapi jangan letakkan senjatamu dulu, kamu sebaiknya tetap bertempur karena mereka belum sampai sini," katanya.

Baca juga:
Studi Temukan 1 dari 5 Pasien Sembuh Covid-19 Alami Gangguan Kejiwaan

Baginya, kabar pertama yang datang dari Pfizer lebih untuk meneguhkan harapan agar tidak menyerah atau putus asa melawan pandemi Covid-19. "Kita harus terus meningkatkan protokol kesehatan di tengah masyarakat."

CNN | WASHINGTON POST | CNBC