Ganjar Borong GeNose di UGM, Target Sebar ke 850 Puskesmas

Selasa, 5 Januari 2021 17:04 WIB

Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) mencoba alat GeNose C19 di UGM Science Techno Park, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa 5 Januari 2021. Ganjar Pranowo dalam kesempatan tersebut menjajal langsung alat pendeteksi COVID-19 serta meninjau pabrik pembuatan alat GeNose C19. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambangi pusat produksi alat deteksi Covid-19 UGM, GeNose, di UGM Science Techno Park Sleman Yogyakarta Selasa 5 Januari 2021. Ganjar melihat langsung proses produksinya sekaligus memesan untuk digunakan di Jawa Tengah.

“Kami sebenarnya mau beli 100 unit GeNose ini namun ternyata yang baru tersedia 32 unit,” ujar Ganjar.

Baca juga:
Harga GeNose Rp 62 Juta, KSP dan Kementerian Ristek Sudah Pesan

Ganjar Pranowo mengatakan kalau kedatangannya, selain untuk melihat dan memesan, juga ingin mengetes langsung alat yang disanjung sebagai inovasi nasional terbaik sejauh ini terkait penanggulangan pandemi Covid-19. GeNose bekerja didukung sistem kecerdasan buatan, mendeteksi infeksi virus corona lewat embusan napas orang yang diperiksa.

Mendapat penjelasan dari ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, Ganjar sepakat produk inovasi itu mendapat dukungan dari pemerintah. Terlebih saat ini kasus Covid-19 terus meningkat.

Advertising
Advertising

“Kalau negara berpihak, saya bayangkan diperintahkan seluruh daerah, untuk menggunakan alat ini maka surveillance kita akan jauh lebih baik dan lebih luas,” ujar dia.

Ganjar mendapat penjelasan bahwa GeNose mampu mendeteksi kurang dari 3 menit dengan tingkat akurasi 95 persen dibandingkan metode swab test PCR. Bedanya, alat itu disebutkan lebih murah ketimbang peralatan untuk PCR.

“Alat ini juga sangat simple, hanya dengan embusan napas lalu dianalisa alat itu sudah bisa dideteksi apakah orang itu terpapar atau tidak kurang dari 3 menit,” ujar Ganjar.

Baca juga:
Pertama Dikenalkan, GeNose akan Dibanderol Harga Rp 40 Juta

Ganjar mengaku sudah melirik sejak alat berhasil mengantongi izin edar dan produksi pada Desember lalu. Ganjar langsung menginstruksikan jajarannya segera menghubungi UGM untuk memesan. Instruksi yang, menurutnya, juga menjadi keputusan politik penting bagi bangsa dan negara ini, "Karena kita tak perlu bergantung pada yang lain.”

Ganjar menargetkan, setiap dari 850 puskesmas yang tersebar di Jawa Tengah segera memiliki dan mengoperasikan GeNose. Dia juga berpesan agar ada manajemen dari UGM dalam distribusi GeNose. Jangan sampai, dia mengatakan, alat menjadi komoditas mafia di bidang kesehatan.

“Meskipun juga namanya orang jualan kan pasti ada yang cari untung, tapi saya minta prioritasnya lembaga-lembaga pemerintah dulu untuk masyarakatnya,” ujarnya.

Baca juga:
Ini yang pernah Dipesankan Menristek untuk Disempurnakan GeNose

Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, menyatakan proyeksinya alat ini memang tak jatuh ke perorangan. "Saya berharap pemerintah atau instansi-instansi yang menggunakannya."

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

9 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

14 jam lalu

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

15 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

2 hari lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya