Pola Letusan Gunung Merapi Berubah, Ahli Kembali Belajar

Kamis, 7 Januari 2021 17:52 WIB

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang tampak dari Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa 5 Januari 2021. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan saat ini Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi. ANTARA FOTO/Ranto Kresek

TEMPO.CO, Bandung - Pola letusan Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta sekarang mengalami perubahan. Perbandingannya dengan kejadian erupsi besar Merapi pada 2010. Indikasi perubahan itu muncul ketika erupsi 2018.

Baca:
Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Pertama, Status Belum Awas

Menurut Volkanolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman, saat meletus pada 2010 lalu, Gunung Merapi memiliki pola aktivitas dari mulai pembentukan kubah lava, kemudian terjadi letusan disertai awan panas (wedus gembel), dan diakhiri oleh guguran lava pijar. “Namun sekarang polanya berbeda yang diawali dengan pecahan atau guguran lava,” katanya lewat laman ITB, Kamis 7 Januari 2021.

Guguran lava yang muncul dari Gunung Merapi belakang ini, menurut Mirzam, cenderung kental atau tidak encer. Meskipun begitu, masyarakat diminta tetap berhati-hati karena berdasarkan laporan dari BPPTKG, Badan Geologi, gempa-gempa vulkanik masih sering terjadi.

Menurutnya, kalau yang keluar dari gunung itu hanya aliran lava, harusnya tidak berbahaya. Alasannya karena aliran lava biasanya sedikit sekali memakan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. “Karena lava mengalir lambat tidak secepat letusan disertai wedus gembel,” ujar Mirzam.

Advertising
Advertising

Namun, situasinya bisa berbeda ketika aliran lava dengan temperatur tinggi tidak mengalir jauh. Kondisi itu perlu diwaspadai, sebab dikhawatirkan menyumbat dan terjadi akumulasi energi dari magma yang belum keluar di bawahnya. “Kita belajar sesuatu yang baru dari Gunung Merapi,” ujarnya.

Indikasi perubahan pola letusan Gunung Merapi muncul pada letusan 2018. Mirzam mengatakan letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis dini hari, 24 Mei 2018, itu sudah memasuki tahap vulcanian. "Letusan freatik sudah tidak murni lagi dan menuju magmatik karena ada material pijar yang keluar," ujarnya waktu itu.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Merapi dengan status Siaga sejak awal November 2020 memuntahkan awan panasnya yang pertama pada Kamis pagi, 7 Januari 2021, pukul 08.02 WIB. Awan panas berupa guguran dengan tinggi kolom 200 meter itu mengarah ke barat daya atau menuju Kali Krasak. Kepala BPPTKG Badan Geologi Hanik Humaida memperkirakan jarak luncuran awan panas yang kecil itu cukup pendek, yaitu kurang dari satu kilometer.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

11 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

13 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

1 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

2 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

3 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

4 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

5 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

5 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

5 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya