25 Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19

Minggu, 17 Januari 2021 19:15 WIB

Petugas medis beraktivitas saat uji klinis vaksin SARS-CoV-2 di Puskesmas Ciumbuleuit, Bandung, Jumat, 14 Agustus 2020. Sebanyak 1.620 sukarelawan dibutuhkan dalam uji klinis vaksin buatan Cina tersebut. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran merancang proses uji klinis vaksin Sinovac selesai kurang dari setahun sejak Agustus 2020. Hasil selama tiga bulan pertama perjalanan risetnya telah dilaporkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan mengantar terbitnya izin penggunaan darurat pada 11 Januari 2021.

Tim memang menilai hasil sementara uji klinis vaksin Covid-19 dari Cina itu bagus. Tujuan utama uji klinis itu adalah untuk mengevaluasi efikasi atau khasiat vaksin itu dalam mencegah Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Tujuan sekundernya seperti mengevaluasi keamanan dan imunogenisitas vaksin.

“Tingkat efikasi dari interim report itu 65,3 persen,” kata ketua tim riset Kusnandi Rusmil yang dihubungi Kamis malam, 14 Januari 2021.

Tingkat efikasi itu, dijelaskan Kusnandi, didapat setelah diketahui ada 18 peserta uji klinis di kelompok penerima plasebo dan 7 di kelompok penerima vaksin yang masih terinfeksi Covid-19 pasca dua kali penyuntikan atau dosis penuh. Adapun total jumlah relawan ada 1603, atau berkurang 17 orang karena mereka tidak datang untuk suntikan kedua setelah ditunggu sepekan sesuai jadwal.

Menurut Kusnandi, kondisi relawan yang positif Covid-19 dari kelompok penerima vaksin dilaporkan hanya sakit kategori ringan. “Enggak ada yang dirawat, artinya vaksin itu mencegah dia tidak terkena Covid-19 yang berat,” ujar dokter spesialis anak konsultan itu.

Advertising
Advertising

Sementara itu, tingkat imunogenisitas atau kemampuan vaksin untuk membangun kekebalan tubuh dilaporkan mencapai 99 persen. Pengukurannya berdasarkan hasil sampel darah 540 orang relawan yang terbagi dua dari kelompok vaksin dan plasebo. "Pemeriksaan antibodi itu di Bio Farma dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan," ujar manajer tim riset Eddy Fadlyana.

Angka sampel yang diambil menurut Kusnandi berdasarkan hitungan statistik dari sponsor penelitian yaitu PT. Bio Farma. “Jadi sudah ditulis yang diperiksa dengan memperhitungkan imunogenisitas itu cukup dengan 540 sampel,” ujar guru besar Fakultas Kedokteran di Universitas Padjadjaran itu.

Adapun jumlah relawan dan rentang usianya kata Kusnandi, sesuai permintaan Sinovac. “Mereka menetapkan yang di Indonesia itu jumlahnya 1.620 orang relawan umurnya antara 18-59 tahun,” kata Kusnandi.

Meskipun lebih sedikit dibandingkan sampel di Turki maupun Brasil, jumlah relawan dari berbagai negara pelaksana uji klinis vaksin fase tiga atau tahap akhir itu akan digabungkan. “Di seluruh dunia memang seperti begitu aturannya, fase tiga itu tidak boleh di satu tempat.”

Berbeda dari negara lain yang langsung melibatkan tenaga kesehatan sebagai relawannya, riset uji klinis vaksin Sinovac di Bandung tidak dirancang dengan target kalangan khusus. Tim Unpad menyasar kalangan umum dengan membuka pendaftaran relawan secara terbuka sejak akhir Juli 2020.

“Kita baru belajar, belum tahu penyakitnya jadi semua orang dianggap sama,” kata Kusnandi menerangkan alasannya.

Tim riset kini masih memantau kondisi 1.603 relawan uji klinis. Seorang peserta, Arif Budiawan, 53 tahun, mengatakan bakal ikut perjalanan riset sampai akhir. Dia telah disuntik dua kali pada Oktober dan November 2020. Arif masih harus datang lagi ke Puskesmas Dago untuk pengambilan sampel darah Maret mendatang. “Kalau ikut vaksinasi sekarang akan dicoret dari riset,” katanya tanpa menyadari apakah dia termasuk kelompok penerima plasebo atau dosis vaksin.

Relawan lain Herlina Agustin, 52 tahun, mengatakan para subyek penelitian baru akan bisa ikut divaksinasi Covid-19 secara massal setelah laporan riset rampung pada Juni 2021. “Risetnya sekarang masih berlangsung, kontrak relawan sampai Maret,” ujarnya.

Baca juga:
Efikasi Vaksin Covid-19 Bukan Harga Mati, Begini Kalkulasinya

Arif maupun Herlina sejauh ini mengaku tidak merasakan dampak sakit setelah divaksinasi kecuali setelah disuntik. Efeknya seperti sakit dan linu di bekas injeksi, juga demam dan mengantuk.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

10 jam lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya