Tak Dapat Hasil Efektif, Amerika Stop Uji Plasma Konvalesen Covid-19

Reporter

Terjemahan

Kamis, 4 Maret 2021 07:15 WIB

Petugas PMI Kota Bekasi menunjukkan hasil donor plasma konvalesennya di PMI Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 11 Februari 2021. Pemerintah setempat membuka layanan donasi plasma konvalesen untuk membantu pasien yang masih terpapar COVID-19 sembuh dan untuk saat ini PMI Bekasi hanya mampu melayani 6 orang pendonor per harinya karena keterbatasan alat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Washington - Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) telah menghentikan uji coba plasma konvalesen dalam pengobatan pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang. Sebabnya, pengobatan tersebut dipandang tidak memberikan khasiat pada kelompok pasien ini.

NIH mengumumkan keputusan itu berdasarkan pada temuan dewan pemantau data independen, Selasa 2 Maret 2021. Dewan itu bertemu untuk kedua kalinya membahas data yang ada pada 25 Februari lalu dan menyimpulkan, sekalipun pemberian plasma darah aman dilakukan tapi tidak memberi keuntungan bagi para pasien.

Baca juga:
Studi Temukan Antibodi Drop Begitu Pasien Covid-19 Sembuh

Langkah NIH dilakukan kurang dari dua bulan setelah uji coba internasional plasma konvalesen juga dihentikan lantaran tidak adanya khasiat yang ditemukan. Riset lainnya yang dilakukan di India dan Argentina juga tidak mendapati manfaat yang jelas bagi pasien Covid-19 parah.

Uji coba di AS melibatkan 511 partisipan di 47 rumah sakit, baik yang diberikan plasma darah dari pasien sembuh Covid-19 atau maupun plasebo. Studi yang digulirkan Agustus 2020 itu secara spesifik mengamati efektivitas plasma konvalesen Covid-19 yang diberikan kepada pasien dewasa yang sudah dan sedang menjalani perawatan darurat selama sekitar seminggu.

Pasien dipilih yang memiliki setidaknya satu faktor terkait gejala parah Covid-19, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, penyakit paru kronis. Catatannya, faktor-faktor tersebut tidak sampai bergejala parah hingga membutuhkan perawatan intensif pada saat itu.

Setelah menerima plasma konvalesen Covid-19 ataupun plasebo, setiap peserta studi diamati apakah di antara mereka tetap membutuhkan perawatan darurat atau segera, rawat inap, atau meninggal dalam jangka 15 hari. Hasilnya didapati indikasi bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam proporsi pasien yang membutuhkan pengobatan darurat, harus dirawat di rumah sakit atau meninggal dalam waktu 15 hari dari hasil uji coba itu.

"Bahkan jika uji dilanjutkan pun sepertinya tidak akan mendemonstrasikan plasma konvalesen bakal mencegah perkembangan gejala menjadi semakin parah di antara partisipan," kata Nahed El Kassar, program officer dari uji coba itu.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Terapi Plasma Darah Disebar ke 29 Rumah Sakit untuk Uji Klinis Fase 2

Plasma konvalesen Covid-19 dimaksudkan mendonorkan plasma darah mengandung antibodi dari pasien sembuh kepada pasien yang masih sakit. Sebanyak lebih dari 100 ribu orang di Amerika Serikat dan banyak lainnya di dunia, termasuk di Indonesia, telah diobati dengan cara ini sejak pandemi terjadi setahun lalu.

NIH

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

8 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

9 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

9 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

9 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

10 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

11 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

18 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

21 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

23 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya