India Hadapi Infeksi Jamur Hitam Mematikan di Tengah Krisis Covid-19

Rabu, 12 Mei 2021 11:57 WIB

Seorang pekerja medis merawat pasien yang menderita penyakit virus corona (Covid-19), di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Yatharth di Noida, di pinggiran New Delhi, India, 15 September 2020.[REUTERS / Adnan Abidi]

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika India masih bergulat dengan gelombang kedua pandemi Covid-19, pakar di negara itu memperingatkan kasus infeksi jamur hitam yang dapat menyerang otak dan menyebabkan kematian. Infeksi jamur yang juga dikenal sebagai Mucormycosis ini ditemui pada pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit di beberapa negara bagian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan, Mucormycosis adalah kasus jarang infeksi jamur yang serius. Penyebabnya adalah jenis jamur mucormycetes yang bisa hidup di tanah dan pepohonan. Jika sistem imun tubuh kita normal, sporanya yang mungkin terhirup bukanlah ancaman besar.

Tapi, beda kasusnya jika kekebalan tubuh sedang merosot karena aneka sebab. "Infeksi ini mungkin terjadi, bukan hanya pada hidung atau paru, tapi juga pada kulit setelah cedera atau dalam beberapa kasus mempengaruhi otak,” bunyi keterangan CDC seperti dikutip CNBC, Selasa, 11 Mei 2021.

Jadi, infeksi jamur ini merupakan kondisi yang terpisah dari Covid-19. Selama ini, lebih sering terjadi pada penderita diabetes atau kanker yang mengharuskannya mengkonsumsi steroid atau pengobatan yang menurunkan kekebalan tubuh mereka.

Para peneliti yang memeriksa mucormycosis di India menemukan bahwa kasus kejadiannya 54-76 persen pada penderita diabetes dengan tingkat kematian sekitar 50 persen--bergantung kondisi yang mendasari, jenis jamur, dan bagian tubuh yang terinfeksi. Data resmi masih langka karena kurangnya studi berbasis populasi, tapi beberapa peneliti memperkirakan prevalensi mucormycosis sekitar 70 kali lebih tinggi di negara itu daripada negara lain di dunia.

Advertising
Advertising

Belakangan, Dewan Riset Medis India (ICMR) mengungkapkan, pasien Covid-19 yang telah lama berada di unit perawatan intensif juga dapat berisiko infeksi jamur itu. Banyak pasien yang parah di India dirawat dengan kortikosteroid seperti dexametashone, obat anti-inflamasi yang juga mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh.

Pada pasien Covid-19, pengobatan seperti itu untuk menekan apa yang disebut badai sitokin. Tapi, eksesnya, mereka lebih rentan terinfeksi penyakit lain, termasuk oleh Mucormycosis.

ICMR mengeluarkan peringatan pada akhir pekan lalu yang mendesak dokter dan pasien untuk memperhatikan gejala awal infeksi jamur itu. Daftarnya cukup panjang, seperti hidung yang mampet dan berdarah, sakit wajah satu sisi, mati rasa atau bengkak, sakit gigi dan gigi longgar, penglihatan kabur atau ganda, kemerahan di sekitar mata, demam, serta nyeri dada.

Pilihan pengobatannya termasuk terapi antijamur, mengurangi atau menghentikan steroid dan obat lain yang menekan sistem kekebalan sementara pada kasus yang lebih parah. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat semua jaringan nekrotik dari tubuh. "Jika terlambat ditangani dapat menyebabkan kerusakan permanen, seperti kehilangan penglihatan, serta kematian."

Raghuraj Hegde, seorang dokter bedah mata di Bengaluru, India bagian selatan, mengaku telah melihat 19 kasusnya sepanjang akhir April dan awal Mei ini. Di Rumah Sakit Sion Mumbai, kasus yang sama telah dilaporkan dialami pada 24 pasien Covid-19 selama dua bulan terakhir. "Saya biasanya hanya mendapati 1-2 kasus ini setiap tahun selama lebih dari 10 tahun saya berpraktik di Bengaluru," kata Raghuraj.

Para pakar menduga efek perawatan dengan obat steroid seperti dexamethasone untuk kasus gejala parah Covid-19 yang menekan sistem imun tubuh mungkin meningkatkan risiko mucormycosis. Ini terutama untuk pasien yang disertai komorbid diabetes.

"Ketika sistem imun Anda tak mampu mengendalikannya, infeksi jamur itu akan menginvasi otak di mana ini akan berkembang menjadi masalah dan sangat, sangat serius," kata Peter Collignon, anggota komite pakar untuk penyakit menular dan resistensi antibiotik di Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

CNBC | NEWSCIENTIST

Baca juga:
Krisis Covid-19 India: Begini Kotoran dan Urine Sapi Diyakini Bisa Melindungi

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

15 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

19 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya