Hamas Versus Israel, Ribuan Roket Lawan Iron Dome
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 17 Mei 2021 20:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pertahanan Israel (IDF) mengklaim lebih dari 90 persen serangan udara yang dilakukan gerakan militan Palestina, Hamas, berhasil diblok dengan teknologi sistem pertahanan Iron Dome. Kabarnya, Hamas menghujani wilayah Israel dengan meluncurkan lebih dari 3.000 roket sejak bentrokan meletus di Jalur Gaza di bulan ini.
Juru bicara IDF, Kapten Libby Weiss, menjelaskan, Iron Dome telah membantu mencegah serangan roket dari instalasi sipil. Menurutnya, sistem pertahanan dari rudal jarak pendek, Iron Dome, sebenarnya tidak 100 persen efektif. “Tapi situasi di lapangan, di tengah bentrokan Israel-Hamas yang sedang berlangsung, akan sangat berbeda tanpa Iron Dome,” ujar dia, seperti dikutip Republic World, Minggu, 16 Mei 2021.
Weiss menjelaskan alasan mengapa Iron Dome tidak efektif 100 persen, yakni karena ada beberapa serangan roket langsung ke warga sipil. Ada juga di pusat komunitas Israel dan di Tel Aviv yang telah terkena serangan langsung, bahkan rumah penduduk.
“Dalam serangan terakhirnya, Hamas meluncurkan sekitar 600 roket ke Israel pada Sabtu malam, 15 Mei 2021, yang menyebabkan kematian seorang warga sipil di dekat Tel Aviv,” kata Weiss.
Tanpa membocorkan operasi kontra-teror IDF, Weiss mengatakan bahwa ada 'intelijen yang sangat kuat' yang digunakan untuk mengidentifikasi bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng.
Merinci situasi di lapangan, Weiss menjelaskan warga sipil Israel di perbatasan sama sekali tidak aman. Mereka hanya memiliki waktu 15 detik, setelah sirene dibunyikan, untuk lari ke tempat berlindung. “Hanya itu yang mereka bisa lakukan untuk melindungi diri mereka sendiri sebelum serangan roket menghujani mereka,” tutur Weiss.
Israel memiliki 10 baterai sistem pertahanan Iron Dome yang dikerahkan di seluruh negeri, masing-masing dengan tiga hingga empat peluncur yang dapat menembakkan 20 peluru pencegat. Ini memberi kemampuan untuk meluncurkan hingga 800 rudal pada roket yang masuk, tanpa menghitung muatan ulang. Setiap baterai memiliki jangkauan antara 4-70 kilometer.
Tapi jumlah itu dianggap masih kurang. Para ahli berpendapat bahwa Israel membutuhkan total 13 baterai rudal untuk mempertahankan semua wilayahnya.
Baca juga:
Begini Pangkalan Rudal Bawah Tanah Iran Tampak di YouTube
<!--more-->
Israel juga memiliki berbagai sistem pertahanan rudal lainnya termasuk Arrow untuk melawan rudal balistik dan David's Sling untuk kemampuan pertahanan menengah. Namun, Iron Dome, dianggap paling penting untuk menghadapi serangan dari Hamas.
Sistem pencegat dan penghancur rudal jarak pendek Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems Israel—perusahaan pertahanan milik negara bersama dengan Industri Dirgantara Israel. Pembangunannya sebagian didanai Amerika Serikat, yang total menyumbang $5 miliar untuk proyek tersebut.
Iron Dome pertama kali digunakan 10 tahun lalu untuk mencegat proyektil yang ditembakkan oleh Hamas dari Gaza. Perkembangannya dipercepat setelah perang selama sebulan dengan Hizbullah, gerakan Lebanon yang didukung oleh Iran, pada 2016 dan konflik dengan Hamas tiga tahun kemudian.
Justin Bronk, seorang peneliti di Royal United Services Institute for Defense and Security Studies menjelaskan sebagian besar dari kesuksesan Iron Dome adalah karena sistem radar canggihnya. Iron Dome mampu menentukan dengan cepat roket mana yang akan datang menyerang dan mendarat tanpa bahaya di tanah terbuka. Militer Israel mengatakan itu 90 persen efektif.
Karena dirancang untuk melawan roket jarak pendek dan bergerak lebih lambat, rudal yang digunakannya relatif kecil dan murah dibandingkan dengan yang digunakan di pertahanan udara lainnya. “Berbeda dari sistem rudal Patriot Amerika, dengan pencegat berharga antara $40-100 ribu,” kata Bronk, seperti dikutip Irish Times.
Pemerintahan Obama meningkatkan pendanaan Amerika Iron Dome sebagian untuk menunjukkan dukungan bagi Israel. Tapi, itu juga diharapkan akan membantu mencegah konflik meningkat.
Saat ini, ketika bentrokan Israel-Hamas memasuki minggu kedua, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam, mengecam Hamas yang menyebut serangan misilnya sebagai 'kejahatan perang ganda'. Dia menyatakan bahwa Hamas membunuh beberapa orang Israel dan bersembunyi di belakang warga sipil Palestina, dan Israel membalasnya secara efektif.
“Hingga saat ini, jumlah korban tewas dalam konflik baru Israel-Palestina telah meningkat menjadi 132 orang,” kata dia.
REPUBLIC WORLD | IRISH TIMES | NEW YORK TIMES
Baca juga:
Soal Masjid Al Aqsa Sempat Hilang Dilarang di Instagram, Ini Penjelasannya