Pakar Paparkan Fakta Vitamin D, Apakah Bikin Kebal Covid-19?

Jumat, 30 Juli 2021 22:31 WIB

Suasana Pasar Pramuka yang dikunjungi warga untuk membeli obat dan vitamin di tengah meningkatnya kasus Covid-19, Jakarta, Senin, 28 Juni 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Yogyakarta - Suplemen Vitamin D menjadi populer seiring dengan maraknya praktik berjemur sinar matahari di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Vitamin D banyak diburu bahkan dikabarkan ada yang sampai mengkonsumsinya dalam dosis berlebih. Harapannya, tubuh menjadi lebih kebal dari serangan Covid-19.

Pakar imunologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Deshinta Putri Mulya memperingatkan akan keyakinan yang berlebihan terhadap suplemen Vitamin D. Dia membantah manfaat tubuh bakal kebal dari Covid-19. "Itu tidak masuk akal," ujarnya dalam dialog bertajuk 'Kebal Covid: Fakta dan Mitos Vitamin D' yang digelar daring, Jumat 30 Juli 2021.

Jika ingin kebal dari Covid-19, Deshinta menambahkan, cara yang bisa ditempuh masyarakat hanyalah menjalani program 3T (testing, tracing and treatment). Deshinta juga meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Vitamin D, suplementasi, gaya hidup sehat, istirahat cukup, itu semua hanya berfungsi untuk menambah kondisi tubuh dan imunitas tetap terjaga, tapi bukan lantas kebal dari Covid-19," ujar Deshinta.

Dokter spesialis kulit yang juga mantan Direktur Utama Rumah Sakit Akademik UGM Arief Budiyanto mengatakan Vitamin D sama seperti vaksin. "Vitamin D tidak membuat kebal dari Covid-19 tetapi dengan vaksin dapat menekan tingkat keparahan serangan virus itu," katanya dalam dialog yang sama.

Advertising
Advertising

Arief pun merujuk sebuah hasil penelitian dalam Scientific Reports 2020 lalu yang membandingkan kadar Vitamin D3 pasien Covid-19 asimptomatik (tanpa gejala) dan pasien Covid-19 yang kondisinya kritis. Pada pasien tanpa gejala disebutkan kadar serum Vitamin D3 di tubuhnya lebih dari 20 nano gram.

Sedangkan pada pasien kritis di bawah 20 nanogram per mililiter. "Itu dapat sebagai acuan, bahwa penting juga menjaga kadar Vitamin D3 kita normal di angka 30 nanogram per mililiter," kata Arief.

Deshinta menjelaskan, Vitamin D secara patofisiologi memang memiliki peran baik sebagai prevensi (pencegahan) maupun sebagai kurasi (pengobatan) dalam menghadapi Covid-19. "Vitamin D tak hanya bersifat kuratif atau tidak hanya berfungsi sebagai respons imun saja, namun juga berfungsi menguatkan renin-angiotensin system (RAS) dalam tubuh," katanya menuturkan.

Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti

Kepala Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM itu menerangkan, renin angiotensin system merupakan peptida yang dapat mengatur tekanan darah, pertumbuhan sel, apoptosis, serta keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.

Ketika meningkatkan sistem renin ini, Vitamin D akan bekerja menekan terjadinya inflamasi atau peradangan. Berikutnya, meningkatkan kerja kardiovaskuler kemudian mengontrol komorbiditas dan mengganggu serangan virus Covid-19. Selain Vitamin D pun memiliki peran sebagai antivirus pada beberapa kasus infeksi pernapasan dan membuat antibodi tubuh lebih baik.

"Jadi kalau kita punya asupan Vitamin D yang cukup, maka komorbid-komorbid akan lebih mudah terkontrol," kata Deshinta lagi dalam dialog yang dihelat Alumni Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM itu.

Meski Vitamin D memiliki banyak manfaat, Deshinta memperingatkan, konsumsi dosisnya harus berhati-hati. Apalagi konsumsi itu dilakukan setiap hari. "Penggunaan Vitamin D dosis tinggi harus dengan pengawasan ketat dan dibicarakan dengan dokter, sehingga bila ada tanda-tanda toxic bisa dikenali lebih dini," ujar Deshinta.

Baca juga:
Covid-19 Yogya, Epidemiolog Sebut Kematian Berlipat bukan Sebab Varian Delta

Berita terkait

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

4 hari lalu

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

Studi menyebutkan kekurangan vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi eksim

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

4 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

5 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

5 hari lalu

Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

5 hari lalu

UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

Universitas Gajah Mada buka pendaftaran online seleksi mandiri UGM sejak 17 April hingga 7 Mei 2024. Lokasi ujian mandirinya?

Baca Selengkapnya

Ahli Sarankan Pasien PCOS Konsumsi Vitamin D

5 hari lalu

Ahli Sarankan Pasien PCOS Konsumsi Vitamin D

Ahli menyebutkan mengonsumsi vitamin D dapat membantu meringankan gejala PCOS

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

5 hari lalu

Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

Pakar hukum di UGM sebut ada 3 genre hakim dalam memutus perkara. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

5 hari lalu

Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

MK sebelumnya telah menolak gugatan sengketa pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies dan Ganjar.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

7 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya