BPOM Jelaskan Vaksin Pfizer: Efikasi, Interval Suntikan, Efek Samping

Jumat, 20 Agustus 2021 00:40 WIB

Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech COVID-19. Badan Obat Norwegia (NMA) mengatakan hasil otopsi terhadap 13 jenazah menunjukkan bahwa efek samping umum vaksin covid-19 REUTERS/Andreas Gebert

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin dari Pfizer/BioNTech yang baru saja datang di Indonesia adalah Vaksin Covid-19 pertama yang didistribusikan di dunia dalam memerangi pandemi penyakit infeksi virus corona 2019. Negara pertama yang menggunakan Vaksin Pfizer dalam skema darurat adalah Inggris pada awal Desember 2020 lalu—setelah vaksin itu merampungkan tahap uji klinis finalnya melibatkan 42 ribu relawan.

Indonesia, lewat Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau BPOM, baru menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin berbasis mRNA ini pada 14 Juli 2021. “Menambah dari jenis vaksin Covid-19 yang ada saat ini, Badan POM telah menerbitkan EUA untuk satu jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan platform mRNA, yaitu Vaksin Comirnaty yang diproduksi oleh Pfizer and BioNTech,” ujar Kepala BPOM, Penny K. Lukito, saat itu.

Penny menuturkan, vaksin ini bisa digunakan untuk orang berusia 12 tahun ke atas. Vaksin diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,3 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu. Jarak antar dosis suntikan itu, jika menurut uji klinis yang dilakukan, adalah bervariasi 19-42 hari. Relawannya terentang dari usia 12 sampai 85 tahun.

Berdasarkan data uji klinis fase 3 itu pula, Penny memaparkan, efikasi vaksin covid-19 Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukkan keberhasilan sebanyak 95,5 persen dan pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100 persen. “Data imunogenisitas menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin Comirnaty dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik,” katanya.

Selain itu, hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi pada semua kelompok usia. Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

Advertising
Advertising

Dalam memberikan persetujuan EUA, Penny menambahkan kalau BPOM telah melakukan pengkajian bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Hanya, mereka mengingatkan, vaksin dengan platform mRNA memiliki spesifikasi penyimpanan ultradingin (suhu -90 sampai -60 derajat Celsius) sehingga perlu dikawal dalam proses pendistribusiannya.

“PT. Pfizer sebagai produsen telah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sampai ke titik penyuntikan (tempat pelaksanaan vaksinasi) di Indonesia,” kata Penny.

Margaret Keenan, 90 tahun, saat disuntikan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech di University Hospital, Coventry, Inggris, 8 Desember 2020. Britain December 8, 2020. Margaret Keenan menjadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech. Jacob King/Pool via REUTERS

Beberapa hari sebelum EUA itu diterbitkan BPOM, regulator obat Eropa mengumumkan telah menemukan kemungkinan hubungan antara peradangan jantung dan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Kejadiannya diakui tergolong langka sehingga mereka menekankan bahwa manfaat dari suntikan itu tetap lebih besar daripada risikonya.

Meski begitu, kondisi myocarditis dan pericarditis diminta tetap harus terdaftar sebagai efek samping dari dua vaksin mRNA itu, termasuk vaksin Pfizer. Kasusnya diminta diantisipasi oleh orang dewasa muda, terutama 14 hari setelah suntikan vaksin itu diberikan.

Freezer yang digunakan untuk menyimpan vaksin Covid-19 terlihat di fasilitas manufaktur Pfizer di Kalamazoo, Michigan, AS. Inggris telah memesan 40 juta dosis vaksin Pfizer- cukup untuk kurang dari sepertiga populasi. Pfizer/HO REUTERS

"Kasus myocarditis dan pericarditis umumnya ringan, dan individu cenderung pulih dalam waktu singkat setelah perawatan standar dan istirahat," kata Pfizer dalam sebuah pernyataan untuk menanggapinya.

Baca juga:
Studi: Antibodi Penerima Vaksin Pfizer 10 Kali Lipat Penerima Sinovac

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

13 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

15 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

9 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

13 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

15 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya