Pohon Raksasa Kejutkan Tim Pendamping Hutan Desa di Mentebah

Kamis, 14 Oktober 2021 18:59 WIB

Pohon raksasa, dengan diameter batang hingga sekitar tiga meter, di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung, Kecamatan Mentebah, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Pohon seperti ini ditemukan dalam patroli tim pendamping hutan desa dalam pendataan pada Agustus 2021 (FOTO/DOK PRCF)

TEMPO.CO, Jakarta - Patroli tim pendamping program hutan desa atau pengelolaan hutan berbasis masyarakat di Mentebah, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menemukan sejumlah tegakan pohon yang tumbuh raksasa dengan diameter batang hingga sekitar tiga meter. Pohon raksasa itu rata-rata ditemukan di lokasi jauh di dalam hutan dan lokasinya terjal.

Temuan pohon-pohon raksasa itu tepatnya terjadi di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung. “Masih banyak pohon raksasa yang kami temukan. Pohon tersebut kami data dan tentukan titik koordinatnya menggunakan GPS,” kata Hendra Wisnu Wardhana, fasilitator dari People Resources and Conservation Foundation untuk Desa Tanjung dan Nanga Jemah.

PRCF mengizinkan Tempo.co mengutip hasil temuan dan kegiatan patroli Hendra dan tim yang didampinginya itu seperti yang diunggah di laman resmi lembaga tersebut pada Senin, 11 Oktober 2021. Patroli pada Agustus itu adalah yang ketiga dilakukan di dalam Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung untuk pendataan konservasi dan potensi-potensinya.

Setiap patroli mengambil rute yang berbeda dan bisa memakan waktu berhari-hari hingga bermalam dalam hutan. Diungkapkan Hendra, patroli hutan Agustus lalu dijalani timnya sampai lima hari. Setiap jengkal hutan desa yang dimiliki Desa Tanjung disebut dijelajahinya di sepanjang rute tersebut.

“Setiap bertemu dengan flora dan fauna, termasuk pohon raksasa dicatat dengan tellysheet yang telah disiapkan kemudian, dimasukkan ke SmartPatrol,” kata Hendra.

Advertising
Advertising

Dihubungi terpisah pada Kamis 14 Oktober 2021, Koordinator Program Konservasi Hutan di PRCF, Yadi Purwanto, menuturkan dua patroli untuk kepentingan yang sama di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung dilakukan pada Mei dan Juli lalu. Saat itu tak didapati tegakan pohon se-raksasa temuan patroli ke tiga.

“Buat saya yang sudah bolak balik masuk hutan, pohon dengan diameter 150 sentimeter saja sudah sangat besar. Apalagi ini sampai sekitar 300 sentimeter,” kata Yadi.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, Yadi dkk di PRCF menduga pohon raksasa berasal dari jenis majak atau Shorea Sp. Ada juga yang secara lokal dikenal sebagai tengkawang dan engkabang. Seluruhnya termasuk family Dipterocarpaceae yang memang mendominasi di hutan Kalimantan, semisal meranti, dan memang, menurut Yadi, bisa tumbuh cepat.

Hendra dan timnya mendata enam pohon raksasa sepanjang patroli lima hari. Jumlahnya menjadi 30 kalau menambahkan seluruh pohon dengan diameter batang di atas 150 sentimeter. “Kalau di areal HPH itu pohon produksi seperti meranti sudah akan dipanen (ditebang) setelah berukuran diameter batang 35 sentimeter,” kata Yadi membandingkan.

Baik Hendra maupun Yadi mengungkapkan Hutan Desa Tanjung saat ini dilindungi oleh adat dan tidak ada aktivitas logging. Pemanfaatan sebatas untuk kebutuhan material bangunan masyarakat desa dan sejauh ini hutan dinilai masih terjaga dengan baik. Sekalipun diakuin kekhawatiran aktivitas penebangan liar masih membayangi.

“Tapi adanya patroli juga peraturan yang dibuat di desa diharapkan membuat hutan desa semakin aman ke depannya,” kata Yadi.

Dia menerangkan aktivitas PCRF adalah mendampingi hutan desa, seperti pengembangan rehabilitasi dan pengelolaan konservasi yang mendukung pengembangan mata pencarian setempat. Sepanjang tiga tahun terakhir, Yadi mengungkapkan, telah mendampingi lima hutan desa di Kapuas Hulu termasuk di Desa Tanjung--lokasi temuan pohon raksasa--yang baru berjalan sejak awal tahun ini.

“Kami melihat peranan adat dari Desa Tanjung itu sangat penting. Ada kearifan lokal sangat dijunjung tinggi di sini. Hal ini mengakibatkan hutan masih terjaga dengan baik dari dulu sampai sekarang,” kata Direktur PRCF Indonesia, Imanul Huda.

Baca juga: Terungkap, Angin Ini Selalu Hadir saat Banjir di Jabodetabek


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

5 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

6 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

6 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

8 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

9 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

13 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

18 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

18 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

34 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

35 hari lalu

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.

Baca Selengkapnya