Viral Joki Vaksinasi, Guru Besar FKUI: Jika Benar, Teliti Dampaknya

Kamis, 23 Desember 2021 17:07 WIB

Abdul Rahim, pria di Sulawesi Selatan yang mengaku jadi joki vaksinasi Covid-19 . FOTO/Instagram

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menanggapi viralnya seorang pria yang mengaku telah 16 kali menerima vaksinasi Covid-19. Dia memberikan usul konkret agar para pakar kedokteran menelitinya jika kabar itu benar.

“Usul konkret, para pakar kedokteran kita, tentu di lokasi terdekat dengan orang itu, dapat menemui dan melakukan penelitian. Untuk melihat bagaimana kemungkinan dampaknya,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 23 Desember 2021.

Sebelumnya, sebuah video pengakuan dari seorang pria bernama Abdul Rahim, asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selata, viral setelah mengaku telah 16 kali menerima vaksinasi Covid-19. Kuli bangunan berusia 49 tahun itu mengaku berperan sebagai joki vaksinasi dengan alasan ekonomi.

Selain itu, di dalam video itu juga Abdul menjelaskan menerima bayaran Rp 100-800 ribu untuk setiap suntikan yang diterimanya. Total, dia menyebut ada 14 orang yang pernah digantikannya menjalani vaksinasi Covid-19.

Namun, Tjandra yang juga Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, juga meminta agar tetap perlu dicari tahu terlebih dulu apakah pengakuan itu benar. Yang jelas, dia melanjutkan, vaksin diteliti, diproduksi, dan diberi izin untuk diberikan dua suntikan, tujuannya agar menjamin efektivitas dan keamanannya.

Advertising
Advertising

“Tentu saja tidak ada data ilmiah yang valid tentang dampak bagaimana kalau benar disuntikkan sampai 16 atau ada juga yang menyebutkan 17 kali itu,” tutur Tjandra. Dia menambahkan, jika itu benar terjadi, keamanan dan efektivitasnya jadi tidak dapat dipertanggungjawabkan kalau penggunaannya berlebihan.

Pernyataan Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta itu, senada dengan Dokter spesialis patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Tonang Dwi Ardyanto. Menurutnya, apa yang viral tentang Abdul Rahim itu baru sebatas pengakuan, dan perlu data lebih valid untuk membahas kemungkinan-kemungkinan bagaimana itu bisa terjadi.

"Mengingat dalam proses vaksinasi, ada tahapan screening data maupun kondisi pasien,” ujar dia saat dihubungi Rabu pagi, 22 Desember 2021.

Sedangkan mengenai konsekuensi dalam tubuh penerima sejumlah besar dosis vaksin Covid-19 dalam waktu berdekatan itu, Tonang mengatakan, belum ada pembahasannya dalam laporan-laporan ilmiah.

Dari setiap uji klinis yang dilakukan, dokter yang juga epidemiolog ini menjelaskan, yang dicari hanya dosis optimal, yang mampu memicu antibodi, tapi sekaligus dengan risiko efek samping dan efek simpang yang minimal.

"Namun, secara teori, dosis yang semakin tinggi, semakin kuat memicu respons antibodi, tapi juga semakin tinggi risiko terjadi efek tidak diinginkan," katanya sambil menambahkan, “Itu secara teori ya."

Baca:
Viral Joki Vaksinasi di Sulsel 16 Kali Disuntik, Ini Kata Dokter

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

1 hari lalu

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

2 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

2 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

2 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

3 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

3 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

5 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

7 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

7 hari lalu

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

UIN Jakarta jadi PTKIN dengan guru besar terbanyak.

Baca Selengkapnya