Ramai Covid-19 Varian IHU Saat Omicron Merebak, Apa Kata Pakar?

Kamis, 6 Januari 2022 14:53 WIB

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti di Méditerranée Infection University Hospital Institute (IHU), Prancis, menemukan Covid-19 varian baru B.1.640.2 yang disebut varian IHU, di tengah merebaknya Omicron. Sedikitnya, ada 12 kasus infeksi varian terbaru itu di negara tersebut dilaporkan dari daerah dekat Marseilles, sejak November lalu.

Semua kasus itu memiliki riwayat perjalanan ke Kamerun di Afrika, dan masih belum diketahui apakah infeksi IHU juga terjadi di lokasi lain atau negara lain.

Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, sudah mendengar adanya varian itu, tapi semuanya masih berdasarkan pernyataan pakar dari Prancis yang melaporkan beberapa kasus yang mereka curigai tertular virus Covid-19 strain B.1640.2.

Nama varian IHU, kata Tjandra, juga muncul karena pakarnya berafiliasi di IHU Méditerranée Infection, sehingga keluarlah berita nama varian IHU. “Sebaiknya kita tunggu data ilmiah yang lebih jelas, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Kamis, 6 Januari 2022.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta itu menegaskan bahwa tidak ada nomenklatur ‘varian IHU’ dalam Covid-19 karena IHU adalah nama instituti yang salah satu stafnya melaporkan kasus itu, bukan abjad Yunani yang biasa dijadikan patokan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk memberi nama varian baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Advertising
Advertising

Menurut aturan International Health Regulation (IHR), jika ada kecurigaan sesuatu penyakit menular yang penting, maka yang resmi melaporkan ke WHO adalah ‘IHR focal point’ di negara itu. “Tentu sesudah di dalam negeri di analisa mendalam berdasar kemungkinan berbagai laporan pakar di negara itu,” tutur Tjandra.

Jika hanya satu pendapat, Tjandra melanjutkan, maka tentu masih perlu analisa mendalam sebelum nantinya jadi atau tidak sebagai laporan IHR focal point negara itu ke dunia. “Saya kebetulan pernah menjadi IHR focal point Indonesia selama 5 tahun sejak 2009-2014, sebelum saya bergabung dan menjadi Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.”

Dan karena varian ini memiliki kode B.1640.2, maka sebenarnya sejak 22 November 2021 WHO sudah menggolongkan B.1640 (tanpa pembagian “.1” atau “.2”) sebagai Variant under Monitoring (VUM), bersama dengan B.1.1.318 dan C.1.2. Disebutkan juga bahwa B.1640 sudah dilaporkan dari beberapa negara sejak September 2021.

Jadi sekarang ini, Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), itu menerangkan, ada tiga varian yang sekarang masuk sebagai VUM. Dan untuk memberikan penamaannya, ini masih dimonitor untuk tahu bagaimana situasinya.

“Bisa saja sesudah dimonitor lalu dianggap tidak bermasalah dan dimasukkan ke dalam formerly monitored variants,” kata Tjandra sambil menambahkan bahkan jika memang benar-benar bermasalah akan dijadikan Variant of Interest (VoI), dan lainnya.

Menurut Tjandra, sebaiknya masih harus dilakukan pengamatan terlebih dulu bagaimana perkembangan varian B.1640.2 ini. Tjandra juga meminta agar tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan, apalagi menjadi panik berdasar berbagai analisa yang belum tentu tepat.

“Sebagai informasi saja, sekarang ini ada lima varian yang oleh WHO dimasukkan ke dalam Variant of Cencern (VoC)—termasuk Omicron—dan dua adalah VoI, tentu semua menggunakan nama sesuai abjad Yunani,” ujar Tjandra.

Baca:
Varian Omicron Dorong Covid-19 Global Dekati Angka 300 Juta Kasus

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

19 jam lalu

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

2 hari lalu

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

Dari pantai, tempat belanja, hingga kuliner, ketahui hal lain yang menarik di Cannes selain festival film tahunan.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

2 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

2 hari lalu

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

2 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

4 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

6 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

7 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya