Penyebab Kubah Lava Merapi Seolah Berhenti Tumbuh Meski Terus Berasap

Jumat, 11 Februari 2022 22:04 WIB

Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu, 23 Januari 2022. Terjadinya 45 guguran Gunung Merapi mengakibatkan potensi bahaya berupa guguran lava pijar dan awan panas pada sektor tenggara dan barat daya. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua kubah lava Gunung Merapi belakangan seolah berhenti tumbuh. Volume masing-masing ditaksir 1,7 juta meter kubik untuk kubah barat daya dan 3 juta meter kubik untuk kubah bagian tengah.

Meski seperti tak menunjukkan pertumbuhan signifikan sejak awal tahun ini, data aktivitas guguran dan awan panas Merapi tetap tinggi. Kepulan asap vulkanik kubah itu juga terus nampak ke luar.

"Kubah lava barat daya sebenarnya lebih intensif ekstruksi magmanya, namun tubuh kubah memang tak berkembang signifikan," kata Kepala
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, Jumat 11 Februari 2022.

Hanik menuturkan penyebab tubuh kubah lava tak berkembang signifikan karena material baru yang intens dikeluarkan dari perut Merapi selama ini langsung longsor membentuk guguran lava juga awan panas. "Pertumbuhan kubah barat daya itu 5 ribu meter kubik per hari dan kubah bagian tengah kawah 2 ribu meter kubik per hari," ujar Hanik.

Hanik membeberkan, perubahan morfologi kubah barat daya Merapi terutama terjadi di sisi kiri bagian atas, atau persisnya sekitar lokasi sumber ekstrusi magma saat ini. Pada area ini morfologi selalu berubah akibat aktivitas ekstrusi yang langsung meluncur sebagai guguran lava dan awan panas.

Advertising
Advertising

"Kubah lava tengah kawah juga masih mengalami pertumbuhan di sisi barat daya meski dengan laju relatif rendah," kata Hanik yang menyebut kondisi tebing lama relatif stabil.

Hanik membeberkan berdasar catatan aktivitas Gunung Merapi pada 4—10 Februari 2022, masih teramati sedikitnya 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya, ke hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 1.800–2.000 meter. Hujan abu juga sempat terjadi pada 6 Februari 2022, antara lain di Kecamatan Cangkringan, Sleman dan Musuk, Boyolali.

Dalam sepekan terakhir juga terjadi guguran lava sebanyak 133 kali ke arah barat daya, dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. Intensitas curah hujan sempat sebesar 43 milimeter per jam selama 25 menit di Pos Babadan pada tanggal 6 Februari 2022 namun tidak dilaporkan terjadi lahar.

BPPTKG masih menetapkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang cukup tinggi dalam tingkat Siaga.

Baca juga:
Startup Yogya Gunakan 3D Printing Bangun Rumah di Lereng Merapi


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

5 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

8 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

22 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

22 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

23 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

28 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

30 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

45 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

45 hari lalu

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

Gunung Semeru menampakkan tubuh utuhnya yang berwarna perak kebiru-biruan pada Sabtu pagi.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

46 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya