Erupsi Gunung Merapi Bayangi Acara G20 di Yogya, Ini Kata BPPTKG

Jumat, 18 Maret 2022 07:06 WIB

Warga melintas usai mencari rumput di Bukit Klangon, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad, 13 Maret 2022. Berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Pemerintah Kabupaten Sleman menutup sementara sejumlah destinasi wisata yang berada dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Merapi pasca awan panas guguran pada Rabu (9/3). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pertemuan para delegasi negara peserta Forum G20 di Yogyakarta pada 16-18 Maret 2022 dilangsungkan di tengah kondisi Gunung Merapi yang masih cukup tinggi aktivitasnya atau masih berstatus Siaga (Level 3).

"Di tengah kondisi Gunung Merapi saat ini, banyak berita yang beredar seputar aktivitasnya," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, Kamis, 17 Maret 2022.

Agar tak salah informasi soal erupsi Merapi yang sudah terjadi sejak awal 2021 silam dan masih berlangsung hingga Maret 2022 ini, Hanik membeberkan sejumlah fakta mendasar yang perlu diketahui masyarakat tak terkecuali peserta G20 yang sedang berkegiatan di Yogyakarta.

"Merapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di dunia dengan periode erupsi rata-rata setiap empat tahun," kata Hanik.

Hanik menuturkan, sekitar 84 persen tipe erupsi Merapi merupakan tipe efusif (VEI=2) atau mengeluarkan material dalam bentuk leleran, bukan eksplosif atau letusan. "Tipe efusif ini dicirikan dalam bentuk pertumbuhan kubah lava dan pembentukan awan panas guguran," kata dia.

Advertising
Advertising

Hanik mengatakan, pada tahun 2010, Merapi mengalami erupsi besar (VEI=4) dengan jarak luncur awan panas guguran saat itu mencapai hingga 15 kilometer. "Diperkirakan erupsi besar seperti itu akan terjadi lagi dalam periode 100 tahun," kata Hanik.

Hingga saat ini, dengan situasi Merapi yang masih aktif, ada sekitar 60 ribu penduduk dari empat kabupaten baik DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang hidup di kawasan rawan bencana. Para warga itu menerapkan konsep hidup harmoni bersama Merapi. "Artinya hidup harmoni mereka akan tinggal saat kondisi Merapi aman dan mengungsi saat kondisi bahaya," ujar Hanik.

Hingga saat ini, kata Hanik, pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi risiko bencana dari erupsi Merapi, mulai dari pengaturan wilayah sesuai daerah rawan bahaya, juga meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi potensi bencana. "Peringatan dini yang tepat dan akurat juga didasarkan pada data pemantauan kondisi Merapi setiap hari secara berkala," kata dia.

Berdasarkan data BPPTKG, sejak pertemuan G20 digelar dua hari pertama pada 16-17 Maret, Merapi tetap melakukan aktivitas erupsi.

Pada 16 Maret misalnya teramati ada 11 kali guguran lava pijar dari Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya. Lalu pada 17 Maret, dalam rentang waktu 00.00-18.00 WIB Merapi setidaknya juga meluncurkan 10 kali lava pijar dengan jarak maksimal 1.800 meter ke barat daya.

Baca:
Rekor Baru, Awan Panas Gunung Merapi hingga 5 Kilometer

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

1 jam lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

1 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

1 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

1 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

2 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

2 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

2 hari lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

2 hari lalu

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

3 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya