Rusia Diduga Kerahkan Pasukan Lumba-lumba Jaga Pangkalan Laut di Sevastopol

Kamis, 5 Mei 2022 14:47 WIB

Sejumlah kendaraan amfibi membentuk formasi di depan kapal perang Rusia Azov dan Caesar Kunikov saat mengikuti gladi bersih jelang parade Hari Angkatan Laut di Laut Hitam di pelabuhan Sevastopol, Krimea, 27 Juli 2017. REUTERS/Pavel Rebrov

TEMPO.CO, Jakarta - Pangkalan Laut Rusia di kota pelabuhan Sevastopol di Semenanjung Krimea kelihatannya akan memiliki pengamanan dari lumba-lumba yang dilatih secara militer. Citra satelit menunjukkan dua kolam terapung yang kemungkinan digunakan Angkatan Laut Rusia untuk menempatkan pasukan mamalia lautnya itu. Lumba-lumba biasanya dilatih untuk mendeteksi penyelam musuh yang bisa menyerang dengan ranjau dan bahan peledak.

Analis Angkatan Laut, H.I. Sutton, pertama mengamati kolam terapung untuk lumba-lumba itu pada pekan lalu dan mengungkapnya pada 27 April 2022. Gambar-gambar satelit menunjukkan kolam itu mengapung dekat akses masuk pelabuhan Sevastopol. Sebuah sampan--diduga digunakan perawat lumba-lumba--tertambat di dekatnya, dan sebuah truk terparkir di dermaga.

"Berdasarkan data citra satelit, kolam itu dipindahkan ke sana pada Februari lalu, sekitaran waktu invasi ke Ukraina," kata Sutton sambil menambahkan kemiripan penampakan itu dengan yang pernah diidentifikasinya di pangkalan laut Rusia di Tartus, Suriah, pada 2018 lalu.

Dugaannya, Rusia menggunakan lumba-lumba untuk melindungi Sevastopol dari serangan penyelam musuh--dalam hal ini pasukan khusus Angkatan Laut Ukraina yang mungkin mencoba menyusup dan menyerang kapal dan fasilitas yang ada. Sevastopol memang berada di luar jangkauan rudal yang dimiliki Ukraina, namun pangkalan sejumlah besar kapal perang Rusia ini rentan serangan ala sabotase.

Skenarionya, lumba-lumba terlatih akan mendeteksi setiap upaya penyusupan dan kemudian memicu peringatan ke perawatnya. Ini bukan misi yang tidak mungkin karena pasukan mamalia laut Rusia sudah sangat terkenal, dan telah ada setidaknya satu pembelotnya. Pada 2019, satu paus beluga jinak muncul di kota pelabuhan Norwegia yang dekat Rusia. Paus itu mengenakan kamera GoPro dan diberi nama Hvaldimir.

Advertising
Advertising

Sepanjang era Perang Dingin lalu, Sevastopol juga dikenal dengan fasilitas militer Uni Soviet untuk pelatihan lumba-lumba dan mamalia laut lainnya. Fasilitas itu kemudian jatuh ke tangan Ukraina ketika Uni Soviet bubar pada 1991, dan beralih menjadi taman wisata lumba-lumba.

Rusia diduga menepatkan pasukan lumba-lumba di pangkalan laut di Sevastopol, Semenanjung Krimea, bersamaan dengan invasinya ke Ukraina. Usni News

Pasukan Rusia merebut Krimea dari Ukraina pada 2014 dan sejak itu menggunakannya sebagai pangkalan militer terpentingnya di Laut Hitam. Kapal jalajah Rusia yang dilengkapi rudal, Moskva, sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan ini saat, diduga, dua rudal Ukraina menghajar, membuatnya terbakar dan tenggelam.

POPULAR MECHANICS, NEWS.USNI

Baca juga:
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

18 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

4 hari lalu

Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

Kalau traveling ke Rockingham, Australia, jangan lewatkan sensasi berenang bersama lumba-lumba liar

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya