TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Brawijaya (UB) berkomitmen dalam membantu pemerintah untuk menanggulangi radikalisme. Salah satunya dengan membekali mahasiswa baru melalui pendidikan Agama, Pancasila, dan Kewarganegaraan.

Deradikalisasi ini diwujudkan dalam pendidikan wawasan kebangsaan dan diberikan saat masuk menjadi mahasiswa baru. Hal ini menunjukkan komitmen UB dalam membekali mahasiswa agar terhindar dari pengaruh organisasi yang dilarang oleh pemerintah.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Abdul Hakim menjelaskan pembekalan UB kepada mahasiswa baru tersebut berupa program Bela Negara. Hakim mengatakan program Bela Negara harus diikuti semua perguruan tinggi.

“Ada sembilan kegiatan utama dalam program itu. Salah satu dari kegiatannya adalah pendidikan atau gerakan anti radikalisme. Sejak tahun 2020 kita secara rutin melakukan kegiatan atau pendidikan anti radikalisme. Kami juga mengundang secara rutin dari Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) untuk memberikan ceramah kepada mahasiswa baru,” katanya seperti dilansir di laman resmi UB pada Ahad, 29 Mei 2022.

Selain program Bela Negara, UB juga memberikan pembekalan wawasan kebangsaan termasuk pengembangan kepribadian mahasiswa. UB juga memperkuat pengawasan kegiatan mahasiswa di lingkungan kampus. Pengawasan akan diperkuat pada pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan tanpa izin

Komitmen UB dalam memberikan pendidikan deradikalisasi ini merupakan respons atas tertangkapnya mahasiswa UB, IA oleh Densus 88 pada Senin, 23 Mei lalu. Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengamankan IA yang merupakan terduga simpatisan ISIS di sebuah rumah kos wilayah Kota Malang, Jawa Timur, pada Senin 23 Mei 2022 pukul 12.00 WIB.

IA yang berusia 22 tahun merupakan mahasiswa semester enam angkatan 2019 Jurusan Hubungan Internasional. Hakim menjelaskan terkait kasus IA, UB akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib.

Baca juga:

Cara Mengaburkan Rumah Anda di Google Street View