Binatang pengerat coklat kekuningan dengan ekor panjang berambut lebat itu diberi nama Hamiguitan batomys atau tikus ekor berambut. Tikus seberat 175 gram itu hidup 950 meter di atas permukaan laut di hutan kerdil berlumut Pegunungan Hamiguitan di pulau Mindanao.
Tikus dengan karakteristik unik itu ditemukan dalam sebuah ekspedisi ilmiah pada 2006 yang melibatkan sejumlah pakar dari Field Museum of Natural History, Chicago, Amerika. Hamiguitan batomys memiliki hubungan kekrabatan dengan beberapa spesies lain yang ditemukan di Mindanao tengah, pulau Dinagat di sebelahnya dan Luzon, pulau utama Filipina. Namun habitat alami tikus ini adalah area yang luasnya kurang dari 10 kilometer persegi, kata badan itu dalam keterangan resminya.
Lawrence Heaney, kurator mamalia di museum Chicago mengatakan sejarah geologi Mindanao timur yang unik mendorong kami memprediksi bahwa ada spesies lain yang kemungkinan hidup di sana dan sampai saat ini tak diketahui orang kecuali penduduk setempat. Tim ini akan melanjutkan ekspedisi untuk menemukan, mendeskripsikannya secara resmi dan mempelajari habitat yang dibutuhkan spesies ini sebelum penambangan, pembalakan, atau aktivitas manusia lainnya mengurangi peluang mereka untuk selamat.
Heaney mengatakan Filipina adalah negara yang memiliki spesies mamalia unik terbanyak dibandingkan tempat lain di seluruh dunia. Lebih dari 125 spesies mamalia hanya terdapat di Filipina, katanya.
Danilo Balete, ketua ekspedisi dari Filipina mengatakan Hamiguitan batomys adalah mamalia pertama dari Mindanao timur yang dideskripsikan. Ini adalah mamalia pertama yang diperkirakan hanya hidup di daerah itu, ujarnya. Saya menduga pegunungan tersebut adalah bagian Filipina yang unik secara biologi.
TJANDRA DEWI | AFP