Peneliti Jelaskan Sebab Hujan Sporadis dan Hujan Sore sampai Malam Belakangan Ini

Kamis, 15 September 2022 16:27 WIB

Suasan jembatan di tengah hujan dan angin yang dibawa oleh Topan Muifa, di Shanghai, Cina 14 September 2022. REUTERS/Aly Song

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak tiga siklon tropis yang terbentuk di belahan Bumi utara, yakni Muifa, Nanmadol dan Merbok, ikut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia belakangan ini. Akibatnya hujan sporadis dan angin kencang melanda sejumlah wilayah di Indonesia meski minim awan.

Erma Yulihastin, peneliti klimatologi di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapnya lewat keterangan tertulis, Kamis 15 September 2022. Dia menjelaskan, wilayah Indonesia yang mengalami banyak hujan adalah bagian barat. Ini seperti sebagian Sumatera, Bangka Belitung, Selat Malaka, dan sebagian Kalimantan.

Sementara wilayah yang dilanda angin kencang menyebar di berbagai wilayah, seperti perairan selatan Jawa, Laut Jawa di utara Jawa Timur, dan bagian tenggara Indonesia yang membentang dari Bali hingga Pulau Timor. “Selain itu hujan diurnal yang turun pada sore hingga malam juga masih terbentuk di wilayah Jawa bagian barat karena penguatan aktivitas angin darat-laut,” kata Erma.

Nantinya, dia menambahkan, kondisinya semakin patut diwaspadai saat ketiga siklon tropis tersebut memasuki tahap peluruhan. Saat itu, menurut Erma, berpotensi menimbulkan peningkatan aktivitas awan dan hujan di wilayah Indonesia. Memasuki Oktober, potensi intensifikasi hujan disebutnya akan tambah meningkat karena suplai awan-awan konvektif yang terbentuk secara massif di Samudera Hindia, efek fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang memiliki intensitas terkuat.

Advertising
Advertising

Warga melintasi genangan banjir di Desa Haliau, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Jumat 9 September 2022. Banjir menggenangi sejumlah ruas jalan dan permukiman penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Tengah akibat tingginya curah hujan sehingga membuat sungai di daerah itu meluap. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

Erma juga menyebutkan potensi cuaca buruk lain dari prakondisi vorteks Borneo. Pusaran angin yang terbentuk di Laut Cina Selatan dekat Kalimantan itu bisa mengumpulkan massa udara lembap, meningkatkan aktivitas awan dan hujan, juga angin kencang yang dapat terjadi pada radius skala dari puluhan hingga seratus kilometer. “Pembentukan vorteks Borneo dapat terbentuk sekitar satu hingga dua pekan mendatang,” ujarnya.

Efek pembentukan vorteks itu berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan deras yang terjadi secara singkat dan angin kencang di sejumlah daerah seperti sebagian Kalimantan, Sumatera, dan Jawa bagian barat.

Kondisi itu, menurut Erma, juga berdampak pada fluktuasi angin permukaan harian yang menguat dan melemah secara tiba-tiba di sejumlah tempat dalam hitungan skala tiap jam. Prakondisi vorteks Borneo juga membuat maraknya pembentukan konveksi di laut Jawa sehingga hujan di atas laut ini terjadi secara intensif pada tengah malam hingga pagi.

Baca juga:
Kabar Buruk, Studi Ini Sebut Air Hujan tak Bisa Diminum Lagi



Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

3 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

6 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

18 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

1 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

2 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

2 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya