Beda Temuan Patahan Gempa Cugenang, BMKG Klaim Data Lebih Lengkap

Minggu, 1 Januari 2023 21:00 WIB

Foto Udara Zona Bahaya Patahan Aktif Cugenang. Cuplikan YouTube

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjawab kritik atas zonasi patahan gempa atau Sesar Cugenang di Cianjur, Jawa Barat, yang berarah tenggara-barat laut. Dwikorita mempertahankan temuan zonasi yang telah diumumkan pada 8 Desember 2022 lalu, atau lebih dari dua minggu setelah gempa M5,6 yang merusak dan mematikan terjadi di kawasan tersebut.

Menurut dia, untuk bisa mengetahui dan mendapati zonasi yang tepat harus melalui penelitian dan survei penuh di lapangan. Dan itu, menurut Dwikorita, yang sudah dilakukan tim BMKG. "Tidak bisa hanya 1-2-3 hari untuk mendapatkan data yang lengkap," katanya dalam konferensi video bersama Majalah Tempo dan Tempo.co, Selasa 27 Desember 2022.

Dwikorita menambahkan, temuan peneliti yang menyebut pusat gempa berarah berbeda, dan menjadi bagian dari Sesar Cimandiri, adalah sama dengan temuan awal tim BMKG di lapangan. Tapi, data saat itu, dia menyatakan, belum banyak terkumpul karena baru 2-3 hari penelitian.

Menganggap diri sebagai lembaga operasional dengan alokasi anggaran yang mendukungnya, BMKG pun menambah panjang masa penelitian. Tim disebut mengumpulkan lebih banyak data menggunakan berbagai alat dan metode, termasuk foto udara.

Advertising
Advertising

Baca juga: Begini BMKG Sanggah Prediksi Peneliti BRIN Soal Badai Dahsyat di Jabodetabek

Hasil analisa juga diaku dibandingkan dengan analisa citra satelit dari BRIN. Hasilnya diklaim sama. Pun dengan perbandingan dengan metode GPS oleh Badan Informasi Geospasial. Ataupun, metode geologi.

"Artinya, kesimpulan yang pertama harus diperbarui," katanya sambil menambahkan, "Jadi saya memaklumi peneliti itu...barangkali datanya yang terkumpul sama dengan saat penelitian awal BMKG."

Dalam temuannya, BMKG mengumumkan zona Sesar Cugenang sepanjang 8-9 kilometer, mulai dari Desa Nagrak sampai Ciherang dengan arah tenggara-barat laut. Adapun radius kanan-kirinya sejauh 200-500 meter sehingga total luasan diperhitungkan 8,09 kilometer persegi.

Diperhitungkan ada sekitar 1.800 rumah yang harus direlokasi berasal dari wilayah Desa Talaga, Sarampad, Nagrak dan Cibulakan. Keempatnya disebut Daryono berada dalam zona bahaya Patahan Cugenang

Survei, Dwikorita menerangkan, berdasarkan, antara lain, mekanisme fokal dan sebaran gempa-gempa susulan yang terjadi. Juga apa yang disebut pelamparan kemenerusan retakan di permukaan tanah. Data sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor yang terjadi karena gempa itu juga ikut dikumpulkan dalam survei, serta kelurusan morfologi.

Temuan itu berbeda dari indikasi jalur patahan gempa atau sesar di kawasan yang sama yang didapat tim peneliti dari BRIN dan ITB. Mereka menemukan jalurnya condong berarah barat-timur, bukan tenggara-barat laut seperti yang diungkap BMKG.

Dalam pernyataannya, peneliti gempa di BRIN, Danny Hilman Natawidjaja, menilai kesimpulan BMKG soal jalur sesar gempa Cianjur masih sangat prematur. Ditambahkannya, penelitian retakan gempa sesar aktif di Cianjur tidak mudah karena sesar aktif belum diketahui sebelumnya. Kemudian, data retakan permukaan sangat minim karena gempanya kecil.

"Dari retakan gempa yang diidentifikasi di lapangan itu juga," kata Danny, "Harus dilanjutkan dengan survei geofisika di bawah permukaan, juga uji puritan dan beberapa metode lain."

Baca juga: Peneliti BRIN Juga Sebut BMKG Minta Pengosongan dari Patahan Cugenang Berlebihan

Peneliti Geodesi ITB Irwan Meilano menambahkan indikasi didapat timnya setelah menggunakan data seperti interferometric synthetic aperture radar (InsAR) dan global positioning system (GPS). Data masih akan dilengkapi melalui pengamatan GPS dan dari gempa-gempa susulan. “Bisa jadi kemudian lebih mirip hasilnya BMKG atau memperkuat hasil kami,” ujarnya.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

56 menit lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

5 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

6 jam lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

7 jam lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

7 jam lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

9 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

12 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

12 jam lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

13 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya