Seabad Usia Observatorium Bosscha, Waktunya Astronom Pindah ke Timau?

Senin, 30 Januari 2023 12:36 WIB

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Observatorium Bosscha tahun ini genap berusia seabad sejak diresmikan pada 1 Januari 1923. Keberadaannya kini di dataran tinggi Bandung Utara semakin terancam oleh cahaya lampu perkotaan.

“Dengan kondisi Observatorium Bosscha yang sudah mengalami polusi cahaya cukup parah dari Kota Bandung, maka tentu riset-riset astronominya tidak bisa lagi seoptimal dulu,” kata Thomas Djamaluddin, peneliti utama astronomi dan astrofisika di Pusat Riset Antariksa, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Menurut lulusan astronomi Institut Teknologi Bandung itu, untuk pengamatan dan pemotretan galaksi serta obyek-obyek langit yang redup lewat teropong sudah terganggu cahaya langit terang. Masalah polusi cahaya itu telah muncul sejak 1980-an dan semakin cepat pada 1990-an.

“Sekarang ini dapat disebut sudah sangat parah karena dari observatorium melihat ke arah Bandung itu sudah terang sekali,” ujarnya Kamis, 26 Januari 2023. Mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini menambahkan, polusi cahaya dari kota besar sulit diatasi, seperti lampu-lampu sorot untuk papan reklame.

Advertising
Advertising

Baca juga: Begini Kepala Observatorium Bosscha Melihat Devitalisasi Planetarium Jakarta oleh Revitalisasi TIM

Karena menganggap kondisi Observatorium Bosscha memburuk, tim dari Astronomi ITB pada awal 2000-an melakukan survei ke berbagai tempat di Indonesia. Tujuannya untuk lokasi baru tempat peneropongan bintang. “Akhirnya disimpulkan tempat terbaik di Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur,” kata Thomas.

Hasil survei tim ITB itu kemudian itu diusulkan ke LAPAN. Saat itu, menjabat sebagai deputi sains di lembaga itu pada 2013, Thomas mengatakan usulan bisa dilaksanakan dan disiapkan anggarannya oleh LAPAN untuk membangun Observatorium Nasional.

Menurutnya, polusi cahaya di banyak tempat mengganggu observatorium. “Jadi supaya riset astronomi ini bisa terus berjalan ya harus ada observatorium pengganti,” kata dia. Rencana itu, kata Thomas, selaras dengan program pemerintah untuk mempercepat pembangunan kawasan timur Indonesia sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Nasiona menyetujui pembangunan Observatorium Nasional Timau.

Petugas mengoperasikan teleskop atau teropong bintang di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Observatorium Bosscha diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K.A.R Bosscha bersama Nederlandsch - Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Hindia Belanda). TEMPO/Prima Mulia

Ketika menjadi Kepala LAPAN pada 2014, Thomas memasukkan usulan tersebut ke rencana strategis 2014-2019. Persetujuan anggaran muncul pada 2016 untuk pembangunan Observatorium Timau selama tiga tahun 2017-2019. “Seingat saya anggarannya Rp 100 miliar per tahun jadi waktu itu ditargetkan Rp 300 miliar selama tiga tahun,” kata dia.

Pembangunan observatorium baru itu sempat terkendala infrastruktur jalan yang belum selesai pada 2019. Setelah itu pandemi pada 2020-2021, hingga dilanjutkan lagi pada 2022. Selain ITB dan LAPAN yang kemudian bergabung di BRIN, pembangunan Observatorium Timau melibatkan Universitas Nusa Cendana, Pemerintah Kabupaten Kupang, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur serta kementerian terkait. “Tahun ini ditargetkan Observatorium Nasional bisa diresmikan,” ujarnya.

Baca juga: BRIN Stop dan Nego Ulang Bikin Roket Bareng Cina yang Dirintis LAPAN

Thomas mengatakan fasilitas itu nantinya bukan milik BRIN sehingga bisa dimanfaatkan oleh peneliti astronomi dan perguruan tinggi. Risetnya pun akan berkolaborasi. Selain teleskop utama yang berdiameter 3,8 meter, ada dua sistem kamera dan beberapa teleskop kecil serta teleskop radio.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

10 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

12 jam lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

14 jam lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

1 hari lalu

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

Kenaikan biaya kuliah itu menuai protes dari kalangan mahasiswa, seperti UGM, Unsoed, dan ITB.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

1 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

1 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

1 hari lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

1 hari lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

1 hari lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.

Baca Selengkapnya