Raih Profesor di Universitas Pelita Harapan, Golrida Memutus 'Takdir' Terlahir Miskin

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 3 Juli 2023 10:16 WIB

Golrida Karyawati Purba saat pengukuhan guru besar di Universitas Pelita Harapan, Kabupaten Tangerang, beberapa waktu lalu. ANTARA/Indriani

TEMPO.CO, Jakarta - Berawal dari “tidak suka” dengan program studi pada jenjang sarjana, Profesor Doktor Golrida Karyawati Purba P MSi Ak CA membuktikan bahwa sesungguhnya belajar bukan hanya sekadar mendapatkan nilai.

“Belajar bukan hanya untuk mendapatkan nilai, tapi belajar untuk dapat menyelami sesuatu dari yang dipelajari,” ujar Golrida pada pengukuhannya sebagai guru besar akuntansi di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, akhir pekan lalu.

Golrida menceritakan, awalnya ia tidak menyukai akuntansi. Saat seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN), ia sedang sakit sehingga tidak bisa menjawab soal dengan maksimal.

“Saya asal saja ngisinya saat UMPTN. Tapi rencana Tuhan berbeda dengan rencana kita,” kenang Golrida.

Ia menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana pada program studi akuntansi Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia dan doktoral di Universitas Brawijaya di Malang Jawa Timur.

Advertising
Advertising

Melalui akuntansi, banyak hal yang dipetik oleh Golrida. Ia jadi lebih bisa menghargai setiap orang, apapun profesinya. Setiap orang memiliki kejeniusan di bidang masing-masing.

Sama seperti yang terjadi di akuntansi, tanpa orang-orang yang memiliki kejeniusan di bidang masing-masing , tidak akan ada yang namanya keseimbangan.

Hal itu juga diterapkannya dalam pembelajaran. Golrida selalu berpesan pada mahasiswanya untuk tidak hanya lulus dan mendapatkan nilai, tapi bisa menyelami apa yang dipelajari.

Apalagi dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, mahasiswa khususnya pada program studi akuntansi harus bisa mengambil pertimbangan dalam menghadapi kasus yang ada.

“Memang budaya akuntan di Indonesia, masih berani melakukan “judgment”. Nah itu, kita sebagai pendidik harus bisa melatih para mahasiswa dengan soal-soal yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan mereka,” jelas dia.

Selama ini, jika ada ujian tertulis maka mahasiswa hanya menjawab berdasarkan apa yang ada di buku. Tugas seorang pendidik harus bisa memberikan contoh yang implementatif, yang melatih pertimbangan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa tidak perlu risau bahwa profesi akuntansi dapat digantikan oleh teknologi seperti kecerdasan buatan.

Dalam orasi pada pengukuhannya, Golrida menilai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 65 yang diterapkan sejak 2015 belum efektif.

Padahal PSAK 65 yang merupakan perubahan dari PSAK 4 tersebut dapat memberikan panduan yang bersifat umum mengenai pengendalian yang tujuannya untuk memberikan ruang yang lebih luas dan fleksibilitas kepada akuntan dalam mengidentifikasi pengendalian.

Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap PSAK 65 karena urgensinya dalam menegakkan praktik bisnis yang sehat di Tanah Air. Sebaik apapun standar akuntansi, jika tidak diimplementasikan dengan baik tidak akan bermanfaat.

Peralihan dari prinsip akuntansi berbasiskan aturan ke berbasiskan prinsip juga membutuhkan persiapan yang matang. Kunci peralihan tersebut adalah kesiapan infrastruktur, dan juga kompetensi dari para akuntan baik penyaji maupun auditor.

“Efektivitas PSAK 65 di Indonesia pada akhirnya ditentukan oleh kompetensi akuntan dalam melakukan “judgment” dengan referensi yang kuat dan adanya pedoman yang memiliki legitimasi,” imbuh Golrida.

Rektor UPH, Dr (Hon) Jonathan L Parapak M Eng Sc, mengatakan UPH bangga dapat mengukuhkan guru besar ke-23 tersebut.

Pengurusan guru besar lebih dipermudah pemerintah, yang mana dalam waktu kurang dari satu tahun bisa meraih jabatan akademik sebagai guru besar. Selain itu prosesnya pun transparan dan bisa dilacak melalui sistem yang ada.

Baca juga: Kisah Tallia Raih Prodi Impian Lintas Jurusan di Universitas Brawijaya

Kemiskinan

Sebagai anak yang lahir dari keluarga menengah ke bawah, Golrida membuktikan bahwa pendidikan dapat memutus mata rantai kemiskinan.

Beruntung, ia memiliki orang tua yang mau mengikuti kemauan dan cita-cita anak-anaknya. Meskipun secara ekonomi, sulit untuk diraih, kedua orang tuanya berjuang hingga titik akhir untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya.

Kedua orang tuanya tidak ingin ada rasa sesal keluar dari mulut anak-anaknya, karena orang tuanya tidak berjuang untuk anak-anak mereka. Apabila sudah berjuang habis-habisan tetapi ternyata tidak mampu, tidak ada rasa penyesalan di hati anak-anak.

“Tapi ternyata Tuhan mendengar ketulusan dari perjuangan orang tua saya. Tidak ada satu pun dari enam orang anak mereka yang tidak menyelesaikan perkuliahan,” kata Golrida yang juga aktif menulis di media massa itu.

Baginya, orang tuanya merupakan pahlawan yang memutus takdir kemiskinan. Itu pula, yang membuatnya tidak setuju jika ada yang beranggapan bahwa kemiskinan akibat dari kemalasan.

“Kemiskinan bukan karena kemalasan, tapi lebih pada takdir. Meskipun ada sebagian kemiskinan disebabkan kemalasan. Bayangkan jika saya anak dosen, mungkin saya kuliah di University of Michigan, karena saya punya kemewahan. Tetapi saya tidak punya kemewahan seperti itu,” jelas dia.

Apa yang terjadi selama ini yakni jika seseorang dibesarkan dari lingkungan buruh contohnya, tentu saja akan berpikir seperti layaknya para buruh. Untuk itu perlu upaya untuk membuka wawasan dan berpikir maju ke depan. Salah satunya melalui pendidikan.

Tentu saja upaya itu bukan perkara mudah dan membutuhkan perjuangan. Dengan demikian pendidikan diharapkan dapat memutus “takdir” kemiskinan yang dialami seseorang.

Pilihan Editor: Kisah Luki, Mahasiswa Penggembala Sapi yang Segera Wisuda Sarjana Biologi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mantan Buruh Pabrik Berharap Anaknya Lolos UTBK dan Dapat UKT Murah

22 jam lalu

Mantan Buruh Pabrik Berharap Anaknya Lolos UTBK dan Dapat UKT Murah

Santrianti mengantarkan anaknya Sandy ke lokasi UTBK sebagai bentuk dukungan sekaligus menghemat biaya pengeluaran transportasi.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

23 jam lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

KIP Kuliah Tak Tepat Sasaran, Universitas Brawijaya Evaluasi Data Mahasiswa

3 hari lalu

KIP Kuliah Tak Tepat Sasaran, Universitas Brawijaya Evaluasi Data Mahasiswa

Universitas Brawijaya (UB) evaluasi ulang kelayakan mahasiswa penerima KIP Kuliah dengan tiga tahapan proses.

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

5 hari lalu

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa

Baca Selengkapnya

Kukuhkan 7 Profesor Bidang Ilmu-Ilmu Syariah, UIN Jakarta Jadi PTKIN dengan Guru Besar Terbanyak

6 hari lalu

Kukuhkan 7 Profesor Bidang Ilmu-Ilmu Syariah, UIN Jakarta Jadi PTKIN dengan Guru Besar Terbanyak

Guru besar yang baru dikukuhkan di UIN Jakarta diharapkan turut menjadi bagian penting pengembangan akademik kampus.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

8 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

8 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

11 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

11 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

13 hari lalu

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

Sebanyak 97 personil diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan UTBK di Universitas Brawijaya.

Baca Selengkapnya