TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Padjadjaran atau Unpad membuka seleksi masuk program Pascasarjana gelombang II untuk tahun akademik 2023/2024. Masa pendaftaran sesi I dibuka sejak 12 Oktober sampai 2 November 2023. Seleksi ini dibuka sebagai pintu masuk bagi calon mahasiswa program magister, profesi, doktor, spesialis, hingga subspesialis.

Pada program ini, terdapat 66 program studi pascasarjana. Adapun biaya pendaftaran yang harus dibayar adalah senilai Rp 600 ribu.

Kriteria penilaian dalam seleksi calon mahasiswa program pascasarjana Unpad menurut situs resminya, meliputi:
1. Kinerja akademik sebelumnya
2. Nilai Tes Kemampuan Akademik dan Tes Kemampuan Bahasa Inggris
3. Motivasi dan potensi akademik yang diperoleh dari isi Statement of Purpose
4. Hasil wawancara.
Dokumen yang diunggah dan data yang diinput peserta akan diverifikasi oleh panitia seleksi.

Persyaratan umum

1. Warga negara Indonesia atau warga negara asing.
2. Lulusan program sarjana yang terakreditasi oleh BAN PT/LAM-PTKes.
3. Memiliki sertifikat Tes Kemampuan Akademik dari Pusat Inovasi Psikologi Unpad dengan nilai minimal 450 yang masih berlaku atau Tes Potensi Akademik institusi penyelenggara resmi lainnya yang diakui Unpad.
4. Memiliki sertifikat English Language Test Unpad maksimal 2 tahun dengan nilai minimal 450, atau tes kemampuan Bahasa Inggris dari institusi penyelenggara resmi yang diakui Unpad.
5. Bagi peserta yang mempunyai publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi (Q1) menurut Scientific Journal Rankings – SCImago sebagai penulis pertama, tak wajib memiliki dan mengunggah persyaratan poin 3 dan 4.
6. Mengunggah semua berkas di laman pendaftaran.unpad.ac.id.

Persyaratan khusus

Khusus untuk magister Keperawatan, Unpad hanya menerima dari lulusan S1 Keperawatan Ners. Artinya, Unpad belum menerima calon mahasiswa dari lulusan D4 Ners atau Sarjana Terapan.

Linimasa seleksi

Pendaftaran: 12 Oktober – 2 November 2023.
Ujian/Wawancara: 7 – 8 November 2023.
Pengumuman Seleksi : 15 November 2023.

Pilihan Editor: Sederet Kasus Mahasiswa Bunuh Diri di Indonesia, Ada Masalah Apa?