Vulkanolog ITB Soal Erupsi Gunung Marapi: Tekanan Magma yang Tersumbat dan Pergerakan Lempeng

Selasa, 5 Desember 2023 13:53 WIB

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Bandung - Gunung Marapi di Sumatera Barat masih terus meletus sejak Ahad, 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB. Menurut vulkanolog dari Institut Teknologi Bandung Mirzam Abdurrachman, dari hasil riset diketahui jangka waktu letusan Gunung Marapi antara 1-17 tahun.

“Sementara dalam 20 tahun terakhir tidak ada erupsi, tidak keluar lava, sekali keluar hanya bom lava. Ini memberi tahu kita ada sesuatu yang menyumbat (kawah),” kata Mirzam, Selasa, 5 Desember 2023.

Menurut Mirzam, dalam sejarahnya tidak ada letusan besar Gunung Marapi. Dalam catatan publikasi ilmiah pun diketahui dalam kurun waktu 20 tahun tidak pernah keluar lava.

Dari hasil riset tim Dini Nurfiani yang dipublikasi 2020 dengan judul Combining Petrology and Seismology to Unravel the Plumbing System of a Typical Arc Volcano: An Example From Marapi, West Sumatra, Indonesia diketahui beberapa fakta. “Pernah keluar bom lava pada 2014 dan dari letusan 2017,” kata Mirzam.

Keluarnya bom lava pada dua tahun itu mengindikasikan dua sumber magma di bawah Gunung Marapi. Sebuah sumber magma berkedalaman relatif menengah atara 4 hingga 6 kilometer dan sumber lain berkedalaman dangkal 1 kilometer.

Advertising
Advertising

Dari hasil riset itu juga diketahui volume magma di bawah Gunung Marapi ditaksir 20 atau hingga 60 kilometer kubik. Kemudian identifikasi tekanan bom lava itu sekitar 4 sampai 7 kilo bar yang artinya 4-7 kali tekanan di permukaan. Adapun ukuran bom lava pada jarak beberapa meter di sekitar kawah itu beragam dari beberapa sentimeter sampai satu meter.

Secara vulkanologi, menurut Mirzam, bom lava yang padat menggumpal itu artinya mengindikasikan magmanya kental atau ada jalan keluar yang tersumbat. “Beda kalau magmanya encer maka dia akan keluar saja menyembur seperti di Gunung Anak Krakatau jadi air mancur, lava fountain,” ujarnya.

Dari catatan sejarah, menurut Mirzam, diketahui sumbat lava di Gunung Marapi terjadi pada 1925 dan paling baru sekitar 1991-1992. Sumbat lava itu mengakibatkan tekanan dari dalam gunung bertambah.

Di sisi lain, posisi Gunung Marapi secara geologi berada di sebelah timur dari Sesar Sumatera dengan jarak sekitar 5 kilometer. Sementara Sesar Sumatera itu, menurut Mirzam, tergolong aktif yang bergerak antara 13 - 15 sentimeter per tahun.

Sesar Sumatera aktif tidak hanya bisa memberikan efek kejut terhadap dapur magma yang berada dalam keadaan kritis, namun juga mencacah batuan yang menjadi tumpuan Gunung Marapi. “Sewaktu-waktu bisa dan masuk ke dalam dapur magma sehingga menambah volume secara tiba-tiba dan menimbulkan erupsi mendadak,” ujarnya.

Menurut Mirzam, letusan Gunung Marapi merupakan kombinasi antara tekanan magma yang tersumbat dan pergerakan lempeng yang berkorelasi. Faktor dari luar gunung itu dinilainya perlu jadi pertimbangan untuk prediksi jangka pendek seperti dari pengamatan gempa vulkanik, perubahan temperatur, gas yang dikeluarkan, dan gunungnya menggembung atau tidak. “Kalau tandanya (erupsi) hanya melihat pergerakan magma itu tidak selalu kontinyu,” ujarnya. Sedangkan prediksi jangka panjangnya terkait dengan periode erupsi.

Saat ini, erupsi Gunung Marapi menghasilkan hujan abu vulkanik. Sementara gunung itu dikelilingi beberapa kota seperti Padangpanjang, Bukittinggi, Batusangkar dan Payakumbuh yang dihunu oleh ratusan ribu orang. “Nanti kalau hujan di hulu maka bahaya ikutannya lahar dan sebagainya, apakah masih ada letusan susulan masih terus dipantau,” ujar Mirzam.

Pilihan Editor: 8 Mahasiswa PNP Korban Erupsi Gunung Marapi Sudah Dievakuasi, 6 Orang Masih dalam Pencarian

Berita terkait

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

7 jam lalu

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 atau magister dan doktoral pada 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

8 jam lalu

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

Sebelumnya ITB menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) jenjang S1 atau sarjana pada sebagian mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini Cuaca BMKG, Wilayah Provinsi Mana Bakal Diguyur Hujan Lebat Hari Ini?

11 jam lalu

Peringatan Dini Cuaca BMKG, Wilayah Provinsi Mana Bakal Diguyur Hujan Lebat Hari Ini?

Peringatan dini cuaca BMKG yang diperbarui pada Kamis siang lalu menyebut Sumatera Barat dan Kalimantan Timur ada di antaranya. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

1 hari lalu

Cegah Banjir Lahar Lebih Besar, BMKG Modifikasi Cuaca Sumbar per Hari Ini

BMKG akan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan erupsi di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

1 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

1 hari lalu

Ada Sirkulasi Siklonik, BMKG: Sumbar Masih Harus Waspada Hujan Lebat Hari Ini

Di antara wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca BMKG hari ini adalah Sumatera Barat yang baru dilanda bencana banjir lahar dan banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

1 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

2 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Banjir Lahar Dingin Tanah Datar, Korban Meninggal Bertambah Jadi 13 Orang

4 hari lalu

Banjir Lahar Dingin Tanah Datar, Korban Meninggal Bertambah Jadi 13 Orang

BNPB mencatat total korban jiwa akibat banjir di Kabupaten Tanah Datar hingga 12 Mei 2024, pukul 12.00 WIB ,menjadi 13 orang.

Baca Selengkapnya