6 Rudal Hipersonik yang Jadi Senjata Paling Berbahaya Saat Ini, dari Kizhal sampai WZ-8

Reporter

Terjemahan

Minggu, 28 Januari 2024 10:02 WIB

Rudal hipersonik Kinzhal yang dilepaskan pesawat tempur saat melakukan uji coba di selatan Rusia, 1 Maret 2018. Kinzhal disebutkan memiliki kemampuan 10 kali kecepatan suara dengan jangkauan 2.000 kilometer. Russian Defence Ministry

TEMPO.CO, Jakarta - Rudal hipersonik mendominasi puncak daftar rudal paling berbahaya saat ini. Rudal jenis ini tidak hanya mampu melesat sampai Mach 10 atau sepuluh kali lipat kecepatan suara, tapi juga sangat lincah.

"Senjata hipersonik saat ini menjadi kemajuan paling signifikan dalam teknologi rudal sejak ICBM (Intercontinental Ballistic Missiles)," seperti tertulis dalam laporan lembaga penelitian keamanan di Inggris, RUSI, pada 2021 lalu.

Saat itu laporan tersebut telah menyatakan, "Mereka bakal mengancam postur pertahanan nuklir dan menggoyahkan stabilitas strategi pada pertengahan 2020-an."

Rudal balistik eksisting memang mampu terbang lebih cepat, mencapai Mach 20-- seiring mereka melayang tinggi di atas atmosfer Bumi dimana gaya gesek jauh berkurang. Tapi, untuk sampai ke level itu, rudal harus terbang dalam lintasan busur, yang membuat mereka mudah dilacak dan ditembak jatuh.

Rudal hipersonik generasi masa depan bahkan dapat terbang rendah di bawah 60 ribu kaki. Teknologi pada mesin dan aerodinamika yang ada padanya memberi kemampuan meluncur berubah arah dan bermanuver di sekitar sistem pertahanan rudal musuh. 'Unstoppable', kata sebagian kalangan analis militer.

Advertising
Advertising

Secara keseluruhan Rusia memiliki tiga senjata atau rudal hipersonik yang kini aktif ataupun dalam pengembangan. Salah satunya adalah Kinzhal yang telah digunakan dalam Perang Ukraina.

Cina juga punya tiga. Sedangkan Amerika Serikat belum memproduksi satupun, tapi dikabarkan sedang mengembangkan delapan senjata jenis ini.

Berikut ini keenam rudal hipersonik yang sudah ada tersebut, 3 dari Rusia dan 3 dari Cina. Bersama-sama, keduanya tengah mendominasi perlombaan senjata hipersonik di muka Bumi.

<!--more-->


1. Kh-47M2 Kinzhal Rusia

Kinzhal adalah sebuah versi modifikasi dari Iskander, rudal balistik Rusia yang diluncurkan dari permukaan daratan. Bedanya, Kinzhal mempunyai sistem penuntun dan aerodinamika yang memberikannya kemampuan bermanuver lebih tinggi.

Pengembangan di bagian ekor dan siripnya memungkinkan Kinzhal untuk menghindar dari pertahanan udara, termasuk dari rudal darat-ke-udara Patriot milik Amerika Serikat. Melesat hampir Mach 5, Kinzhal dapat mengangkut hulu ledak konvensional hingga 550 kilogram, atau nuklir sampai 500 kiloton.

Rusia kelihatannya ingin memamerkan kemampuan rudalnya ini dengan secara reguler menembakkannya ke Ukraina. Rusia menggunakan hulu ledak konvensional.

Tapi, sejauh ini efeknya tidak seperti yang diperkirakan. Pada Mei 2023 lalu, sebuah sistem rudal Patriot berhasil mencegat rudal Kizhal untuk pertama kalinya. Sejak itu Ukraina mengklaim telah melumpuhkan sejumlah Kizhal.

Sebagian analis pertahanan kemudian menilai Kinzhal “quasi-ballistic,” karena menduga kemampuan manuvernya tak setinggi yang diklaim Rusia.

2. 3M22 Zircon Rusia

Ini adalah senjata hipersonik pertama yang akan meluncur sepenuhnya dengan sistem propulsi sendiri. Tidak seperti Kinzhal yang menunggang rudal konvensional, Zircon atau tsirkon dibuat Rusia menggunakan mesin ramjet pembakaran supersonik untuk mencapai kecepatan hingga Mach 9.

Tidak pula seperti roket yang didorong oleh campuran bahan bakar dan oxidizer, mesin pada Zircon mengisap dan meng-kompres oksigen seperti halnya sebuah mesin jet.

Kecepatan Rudal Zircon tersebut, menjadikannya rudal tercepat di dunia yang akan sulit dihadang oleh siapapun. turbosquid.com

Zircon diproyeksi mampu membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. Daya jangkau lebih jauh dan kemampuan manuver lebih tinggi daripada rudal konvensional jarak pendek Rusia.

Rusia mengatakan senjata ini dapat diluncurkan dari kapal laut, kapal selam, dan juga sedang dikembangkan yang bisa diuncurkan dari permukaan daratan. Sejumlah perwira militer Rusia mengklaim kalau mereka telah sukses menguji Zircon dan mulai produksi, tapi belum mulai mengoperasikannya.

3. Objekt 4202 Avangard Rusia

Jika Rusia menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina, kemungkinannya mereka akan melibatkan rudal hipersonik terbarunya yang disebut Avangard. Ini mengutip keterangan yang pernah disampaikan Dmitry Medvedev, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia.

Avangard akan meluncur menumpang sebuah rudal balistik konvensional lalu lepas dan melayang dengan kecepatan hipersonik menuju targetnya. Menurut Dmitry, Avangard bisa dipasangkan ke RS-28 Sarmat Heavy ICBM, yang dikenal NATO sebagai Satan-2. Jangkauan rudal balistik ini sejauh lebih dari 11 ribu mil.

Hulu ledak ICBM biasanya mengikuti trayek yang mudah ditebak, yang artinya pula mereka dapat dengan mudah dicegat. Tapi Avangard mempunyai fitur kontrol yang memungkinkannya mengubah arah. "Mengancam sistem pertahanan rudal mana pun," bunyi pernyataan lewat Kantor Berita TASS.

Avangard dikabarkan dapat mengangkut hulu ledak seberat dua megaton. Ini dua kali kapasitas senjata nuklir Amerika Serikat yang terbesar. Daya hancurnya dengan demikian 130 kali bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima.

Baca halaman berikutnya: tiga rudal hipersonik milik Cina

<!--more-->


4. Dongfeng-17 Cina

Seperti Rusia, Cina berambisi mengembangkan senjata hipersonik. Satu yang paling signifikan adalah rudal hipersonik DF-ZF yang diangkut roket 'pembunuh kapal induk' DF-17. Roket ini memiliki ukuran 20 kali Harpoon, rudal anti-kapal milik Amerika.

Tidak seperti kebanyakan rudal balistik, DF-17 punya trayek lurus. Roket menjelajah relatif rendah--di bawah 60 ribu kaki--membuatnya sulit dideteksi dari jauh. DF-ZF kemudian dilepas dan melayang menuju target dengan kecepatan di atas Mach 5.

Tentara Pembebasan Rakyat Cina meluncurkan rudal hipersonik jarak menengah Dongfeng-17 (DF-17) yang dipersenjatai dengan Kendaraan Glide Hipersonik DF-ZF, 120 km dari Taiwan. Peluncuran ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan kunjungan yang diharapkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Foto : Twitter


5. Xingkong-2 Cina

Pada 2018, Cina mengklaim telah sukses menguji rudal hipersonik yang unik. Mirip Zircon dari Rusia, Xingkong-2 menggunakan mesin scramjet, dan rudal ini mempunyai bayangan sebuah pesawat siluman. Tapi bukannya sayap, yang ada pada rudal ini adalah sebuah 'wave rider'.

Rudal disebutkan efektif menjelajah di atas hypersonic shockwave-nya sendiri, membangkitkan daya angkat tanpa menambah gaya gesek seperti halnya jika menggunakan sayap. AS pernah menguji desain yang sama pada eksperimen X-51 dari 2005 sampai 2011, tapi tak pernah memproduksi senjata yang bisa digunakan.

Mesin scramjet dan desain wave-riding Xingkong seharusnya membuat rudal hipersonik Xingkong-2 sangat lincah dalam daya jangkau yang jauh, potensial sampai antarbenua. Tapi, meski sukses uji coba, kebanyakan analis memperkirakan senjata hipersonik ini masih bertahun-tahun ke depan sebelum bisa digunakan.

6. WZ-8 Cina

Cina mengungkap proyek hipersonik ambisius lainnya pada 2019. Dikenal sebagai WZ-8, drone pengintai nirawak ini diyakini satu-satunya pesawat hipersonik di dunia saat ini.

WZ-8 mirip drone D-21 Amerika yang memiliki spesifikasi peluncuran dari udara dan mampu melesat lebih dari Mach 3. WZ-8 dibawa terbang pesawat seperti H-6K, sebuah bomber bermesin kembar yang telah digunakan Cina sejak 1969.

Setelah dilepaskan dari pesawat yang membawanya, WZ-8 menyalakan motor roketnya dan menjelajah di ketinggian lebih dari 80 ribu kaki dengan kecepatan sekitar Mach 7 sebelum kembali. WZ adalah singkatan dari Wu Zhen, atau "tak terdeteksi' atau siluman.

Seperti SR-71 yang sudah ada sebelumnya, kecepatan dan ketinggian terbang WZ memungkinkannya melampaui rudal darat-ke-udara, sehingga memampukannya sebagai drone mata-mata. Sebagian analis menduga Cina menambahkan WZ-8 dengan sebuah hulu ledak untuk sebuah serangan kejutan.


POPULAR MECHANICS

Pilihan Editor: BRIN Uji Coba Observatorium Timau Paling Lambat Pertengahan Tahun Ini

Berita terkait

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 jam lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

5 jam lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

6 jam lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

6 jam lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

1 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

1 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

2 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

2 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

2 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya