Menguak Fenomena Tanah Bergerak dan Penyebabnya

Selasa, 5 Maret 2024 12:47 WIB

Warga melintas di samping rumah yang rusak dampak pergerakan tanah di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa 5 Maret 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memprediksi pergerakan tanah yang menghancurkan 10 rumah dan 192 kk mengungsi tersebut tidak akan meluas karena sudah terlokalisir dengan batas rekahan tanah yang berbentuk tapal kuda. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Bandung Barat Yan Cahya Djuarsa mengatakan jumlah pengungsi akibat bencana tanah bergerak tercatat sebanyak 151 jiwa atau 47 Kepala Keluarga (KK) hingga Sabtu, 2 Maret 2024. Bencana itu terjadi di RW 13, Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

Fenomena tanah bergerak adalah peristiwa alam yang terjadi ketika tanah secara tiba-tiba atau perlahan-lahan bergeser dari posisinya yang semula. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai skala, mulai dari gerakan tanah yang kecil hingga bencana alam besar seperti longsor atau tanah runtuh.

Fenomena tanah bergerak terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Itu termasuk tanah longsor, likuifaksi (pencairan), hingga ratahan tanah yang tentu saja ketiganya mengalami gerakan tanah yang berbeda. Tanah longsor adalah massa tanah yang bergerak di sepanjang lereng dengan bidang longsoran yang melengkung dan mendatar.

Gerakan longsoran biasanya perlahan-lahan atau merayap, tetapi pergerakannya merusak dan meruntuhkan bangunan di atasnya, sehingga membahayakan.

Fenomena likuifaksi secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan material yang padat (solid), dalam hal ini berupa pasir lepas jenuh, yang akibat kejadian gempa, material tersebut seakan berubah karakternya seperti cairan (liquid).

Dikutip dari itb.ac.id, likuifaksi hanya bisa terjadi pada tanah yang jenuh air (saturated). Air tersebut terdapat di antara pori-pori tanah dan membentuk tekanan air pori.

Penyebab Fenomena Tanah Bergerak

Fenomena tanah bergerak dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas geologi, perubahan iklim, dan faktor manusia. Fenomena ini juga memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat. Berikut sejumlah faktor penyebab fenomena ini terjadi:

Advertising
Advertising

1. Curah Hujan Tinggi

Curah hujan yang tinggi dapat merusak struktur tanah dan menyebabkan penumpukan air yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat memicu longsor atau tanah runtuh.

2. Gempa Bumi

Dikutip dari laman BPBD Kabupaten Bogor, gempa bumi sering kali memicu tanah bergerak, baik secara langsung melalui getaran atau secara tidak langsung melalui penurunan tanah akibat pergerakan lempeng tektonik.

Gempa bumi dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan juga likuifaksi. Gempa bumi salah satu jenis bencana alam yang sangat menyebar rata. Terjadinya gempa bumi ini tak memiliki hubungan terhadap jenis dan karakteristik tanah.

Hal ini dikarenakan kekuatan yang terkadang cukup besar maka efek negatif yang timbul akan berbeda-beda. Sebagai salah satu negara yang menjadi pertemuan beberapa lempeng dunia, Indonesia merupakan negara dengan ancaman gempa bumi yang cukup sering.

3. Pemanasan Global

Pemanasan global dapat menyebabkan pencairan gletser dan lapisan es, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko longsor dan tanah runtuh di daerah pegunungan.

4. Penggalian dan Beban Tanah

Penggalian tanah untuk pembangunan infrastruktur atau tambang dapat mengganggu stabilitas tanah dan memicu pergeseran tanah.

Selain itu, ancaman terjadinya pergerakan tanah akibat beban yang berlebih juga bisa sangat terjadi. Terutama dengan pembangunan yang terus berkelanjutan dan tak mengindahkan aspek alami. Banyak gedung pembangunan yang tak mengindahkan kaidah-kaidah pembangunan yang benar.

Sehingga ketika terjadi pergerakan tanah maka bangunan atau fasilitas tersebut akan dapat roboh. Selain itu memberikan beban berlebih pada tanah melihat tanpa terlebih dahulu karakteristik dan sifat dari tanah tersebut juga merupakan sebuah hal yang sangat berbahaya.

5. Deforestasi

Penggundulan hutan secara besar-besaran dapat mengurangi daya ikat tanah oleh akar pohon dan menyebabkan tanah menjadi tidak stabil, meningkatkan risiko longsor, termasuk tanah bergerak.

KAKAK INDRA PURNAMA | YUNI ROHMAWATI | MUHAMMAD SYAIFULLOH | ITB.AC.ID | BOGORKAB
Pilihan editor: Tanah Bergerak di Bandung Barat, Pemerintah Akan Relokasi Warga Terdampak

Berita terkait

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

16 hari lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Kuota Penampungan Sampah Bandung Barat Ditambah Saat Libur Lebaran, Berikut Jam Operasionalnya

35 hari lalu

Kuota Penampungan Sampah Bandung Barat Ditambah Saat Libur Lebaran, Berikut Jam Operasionalnya

Operasional tempat pembuangan sampah di Bandung Barat, TPK Sarimukti, disesuaikan selama Ramadan dan Lebaran. Kuotanya ditambah.

Baca Selengkapnya

Hari Kelima Bencana Longsor Cipongkor Bandung Barat, Tiga Warga Masih dalam Pencarian

46 hari lalu

Hari Kelima Bencana Longsor Cipongkor Bandung Barat, Tiga Warga Masih dalam Pencarian

Upaya pencarian korban hilang dalam kejadian longsor ini terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bandung Barat beserta Tim SAR Gabungan.

Baca Selengkapnya

Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

49 hari lalu

Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

Tim gabungan Basarnas masih mencari enam orang korban yang hilang imbas banjir dan longsor. Proses pencariannya akan dilanjutkan pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Dari Longsor di Cipongkor Bandung Barat, Tiga dari 10 Koban Hilang Ditemukan

49 hari lalu

Dari Longsor di Cipongkor Bandung Barat, Tiga dari 10 Koban Hilang Ditemukan

Tiga dari 10 korban longsor di Cipongkor Bandung Barat sudah ditemukan. Warga yang mengungsi disarankan tidak kembali dulu ke rumahnya.

Baca Selengkapnya

Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

51 hari lalu

Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, membuat sejumlah warga hilang dan rumah rusak. Evakuasi masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang Sergap Cipongkor Bandung Barat Jelang Tengah Malam

51 hari lalu

Banjir Bandang Sergap Cipongkor Bandung Barat Jelang Tengah Malam

Banjir bandang menyergap Kampung Joglo, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Akibat hujan dengan intensitas tinggi.

Baca Selengkapnya

Diperingatkan, Tanah Bergerak di Bandung Barat Bisa Menutup Aliran Sungai

57 hari lalu

Diperingatkan, Tanah Bergerak di Bandung Barat Bisa Menutup Aliran Sungai

Kandidat lahan relokasi warga terdampak dinilai masih rentan tanah bergerak.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak di Bandung Barat, Kepala BNPB: Warga Terdampak Mendapat Dana Sewa Rumah Sementara

6 Maret 2024

Tanah Bergerak di Bandung Barat, Kepala BNPB: Warga Terdampak Mendapat Dana Sewa Rumah Sementara

Kepala BNPB Suharyanto meminta relokasi rumah yang terdampak tanah bergerak dipercepat. Warga mendapat dana sambil menunggu perbaikan rumah.

Baca Selengkapnya

BNPB Ambil Tiga Langkah ini untuk Tangani Fenomena Tanah Bergerak di Bandung Barat

6 Maret 2024

BNPB Ambil Tiga Langkah ini untuk Tangani Fenomena Tanah Bergerak di Bandung Barat

Dari catatan BPBD Kabupaten Bandung Barat setidaknya jumlah pengungsi musibah tanah bergerak sebanyak 151 orang dari 47 keluarga

Baca Selengkapnya