Harga Beras Meroket, Ahli Gizi Unair Tawarkan Bahan Pangan Pengganti Nasi

Rabu, 6 Maret 2024 10:23 WIB

Rasi atau beras singkong, makanan pokok berbahan ketela pohon khas Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 24 November 2023. Kampung adat ini dikenal sebagai salah satu kampung yang penduduknya konsisten mempertahankan tradisi dan kepercayaan leluhur. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Gizi Universitas Airlangga (Unair), Lailatul Muniroh, memastikan masih banyak bahan pangan lokal, selain nasi, yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi. Dengan khasiat yang sama, sejumlah bahan makanan bisa menggantikan peran beras yang harganya terus melambung.

“Seperti halnya singkong, ubi jalar, jagung, talas, kentang, beras merah, dan beras ketan,” kata Lailatul melalui keterangan tertulis pada Rabu, 6 Maret 2024.

Menurut dia, deretan bahan pangan tersebut juga mengandung karbohidrat kompleks serupa beras. Artinya, makanan alternatif itu memberi ketahanan energi lebih lama untuk manusia, serta menjadi sumber serat yang baik untuk pencernaan.

Beras merah, sebagai contoh, mengandung zat besi yang dapat membantu mencegah anemia. Ubi jalar dan talas mengandung beta-karoten yang penting untuk kesehatan mata. “Kentang mengandung kalium yang membantu menjaga tekanan darah dan keseimbangan elektrolit,” kata Lailatul.

Hanya saja, selama ini beras lebih sering dicari lantaran sudah terlalu melekat dengan kehidupan masyarakat. Sebagian masyarakat pun menganggap karbohidrat manusia hanya berasal dari olahan padi tersebut. Padahal, ada dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.

Advertising
Advertising

Karbohidrat sederhana memiliki struktur molekul yang sederhana, sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Contohnya adalah gula, madu, sirup, dan buah-buahan. Adapun karbohidrat kompleks memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh. Struktur kompleks ini ada pada nasi, roti, kentang, singkong, jagung, gandum, oatmeal, dan kacang-kacangan.

Karbohidrat kompleks lebih dianjurkan karena memberikan energi secara bertahap. Terlebih, karbohidrat sederhana dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat.

“Sehingga memicu pelepasan insulin secara tiba-tiba dari pankreas untuk mengatur kadar gula darah. (Kondisi) ini dapat menyebabkan rasa lapar yang cepat, penurunan energi, dan penimbunan lemak,” tutur Lailatul.

Karbohidrat kompleks, dia menyambung, menghasilkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat dan stabil. Insulin yang dilepaskan secara bertahap bisa membantu menjaga keseimbangan gula darah. Karbohidrat kompleks juga dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, mengontrol nafsu makan, dan meningkatkan metabolisme.

Menurut ahli gizi ini, masyarakat bisa mencampur beberapa sumber pangan yang berbeda untuk memastikan asupan karbohidrat tetap seimbang dan bervariasi. Nasi merah dan kacang-kacangan termasuk dua sumber karbohidrat kompleks yang bisa dicampur. Keduanya juga mengandung protein dan serat. Kentang pun cocok dipadukan dengan sayuran hijau.

Karbohidrat kompleks juga bisa didapat dari kombinasi buah-buahan dan oatmeal, termasuk untuk menambah vitamin. Roti dan alpukat juga duet yang tepat karena tergolong lemak sehat. “Kita dapat memperkaya gizi dengan mencampur berbagai sumber karbohidrat.

Pilihan Editor: Beras Hibrida ala Yonsei University, Cukup Makan Nasi Sudah Dapat Protein Daging Sapi

Berita terkait

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

1 jam lalu

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.

Baca Selengkapnya

Flexing Mahasiswa KIP, Dosen Administrasi Publik Beberkan Kekurangan Puslapdik

3 jam lalu

Flexing Mahasiswa KIP, Dosen Administrasi Publik Beberkan Kekurangan Puslapdik

Viral flexing mahasiswa penerima fasilitas bantuan keuangan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) belum berarti menunjukkan bantuan yang salah sasaran

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

20 jam lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

20 jam lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Hewan Ternak Mati Akibat Penyakit Ngorok, Begini Penjelasan Dokter Hewan Unair

23 jam lalu

Hewan Ternak Mati Akibat Penyakit Ngorok, Begini Penjelasan Dokter Hewan Unair

Ratusan sapi dan kerbau yang terserang penyakit ngorok ini mati mendadak.

Baca Selengkapnya

Unair Buka 1.200 Kuota Penerima KIP Kuliah 2024

1 hari lalu

Unair Buka 1.200 Kuota Penerima KIP Kuliah 2024

Unair menerima kuota KIP Kuliah sebanyak 660 mahasiswa pada 2023.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Farmasi Unair Raih Juara Pertama Kompetisi Internasional Se-Asia Pasifik

1 hari lalu

Mahasiswa Farmasi Unair Raih Juara Pertama Kompetisi Internasional Se-Asia Pasifik

Keempat mahasiswa Unair itu diumumkan menjadi juara pertama dalam kompetisi Industrial Skills Event (ISE).

Baca Selengkapnya

Unair Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Mandiri, Ini Besaran UKT dan IPI

2 hari lalu

Unair Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Mandiri, Ini Besaran UKT dan IPI

Universitas Airlangga (Unair) membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru 2024 jalur seleksi mandiri.

Baca Selengkapnya

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

2 hari lalu

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

2 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya