Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

Selasa, 2 April 2024 11:13 WIB

Materi yang dibagikan peneliti Danny Hilman Natawidjaja saat berdiskusi menjelaskan bagaimana pencairan es menyebabkan permukaan air laut naik dan menenggelamkan Sundalandia atau Sundaland. (ANTARA/HO-BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mempelajari Sundaland untuk sejumlah tujuan. Sundaland merupakan daratan luas dengan bentang alam atau paleogeografi yang unik. Wilayah yang memiliki sejarah geologi panjang ini berada di sebelah tenggara Asia Tenggara pada zaman dahulu, ketika kondisi permukaan laut lebih rendah.

Sundaland terkenal dengan geologi yang khas dan kekayaan keanekaragaman hayati. Bidang studi itu bisa dipelajari dari berbagai sisi, mulai dari lanskap hingga sejarah manusianya.

Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, Adrin Tohari, mengatakan lembaganya mempelajari risiko terkait bencana geologi di Indonesia. “Kolaborasi multidisipliner diharapkan dapat memberikan sumbangan berharga dalam mencapai tujuan tersebut, serta berkontribusi positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Adrin dari keterangan tertulis pada Selasa, 2 April 2024.

Menurut Adrin, kajian tersebut bisa melahirkan ide-ide besar terkait sejarah Sundaland, tidak hanya untuk daerah utara Jawa, namun juga seluruh area tersebut. Informasi mengenai pembentukan Sundaland dan karakteristik geologinya bisa menjadi solusi masalah kebencanaan geologi di Jawa-Sumatra-Kalimantan.

Peneliti PRKG BRIN lainnya, Franto Novico, menyoroti hasil kajian sedimen laut di Sundaland, khususnya untuk Laut Jawa. Data geofisika dan sedimentologi perairan tersebut belum banyak dipublikasi. Artinya, hasil penelitian PRKG di Teluk Jakarta merupakan penelitian pertama ihwal sejarah geologi Sundaland yang memakai data lengkap, baik dari sisi geologi maupun geofisika.

Advertising
Advertising

Menurut Franto, arsitektur sedimen di teluk ibu kota itu dapat mewakili kondisi regional Pulau Jawa. Informasi itu digali dari hasil interpretasi data seismic 2D sepanjang 5.000 kilometer, serta data geologi berupa 10 titik pemboran di laut dengan kedalaman 150 meter dari dasar laut.

Secara historis, geologi utara jawa juga dipengaruhi oleh perubahan permukaan laut. “Proses ini memiliki dampak besar terhadap pembentukan lapisan sedimen akibat perubahan muka air laut,” tutur Franto.

Sejarah pembentukan sedimen diyakini berhubungan dengan masalah geologi di sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura) yang terjadi saat ini. Dari penelitian BRIN, wilayah utara Jawa terdiri dari 7 lapisan sedimen yang merupakan inter fingering system.

“Sedimen holocen-recent yang terdapat di lapisan paling atas merupakan unconsolidated sediment, berupa holocen hemipelagic drape dengan karakteristik yang soft dan fragile,” ujarnya.

Peluang pendanaan dari Internatioanl Ocean Discovery Program (IODP) dan International Continental Scientific Drilling Program (ICDP), Franto meneruskan, memberi peluang bagi peneliti untuk mengusulkan proposal penelitian. Peluang itu sebelumnya disampaikan oleh Thomas Wagner dari Heriot-Watt University Lyell Center Edinburg

Pilihan Editor: Mudik Lebaran, Pemudik Bisa Pantau Rest Area dan Kondisi Jalan Tol dengan Aplikasi Travoy Jasa Marga

Berita terkait

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

23 jam lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

1 hari lalu

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

Operasi TMC dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

1 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

1 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

2 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

2 hari lalu

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

Risiko bencana ekologis di kawasan Lembah Anai telah sering diingatkan banyak pihak.

Baca Selengkapnya

BNPB: Korban Banjir Lahar Hujan Sumatra Barat Mencapai 43 Orang

3 hari lalu

BNPB: Korban Banjir Lahar Hujan Sumatra Barat Mencapai 43 Orang

Kepala BNPB memimpin rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir lahar hujan di Provinsi Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

3 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

3 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

3 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya