Identifikasi Korban Tewas di Jalur Contraflow Tol Cikampek, Guru Besar Unpad Jelaskan Prosesnya

Kamis, 11 April 2024 16:00 WIB

Polisi memeriksa bangkai kendaraan yang mengalami kecelakaan di Tol Jakarta-CIkampek KM 58, Karawang Timur, Jawa Barat, Senin, 8 April 2024. Kecelakaan yang melibatkan tiga kendaraan yaitu Bus Primajasa, Grand Max dan Daihatsu Terios tersebut mengakibatkan 12 orang tewas. ANTARA/Awaludin

TEMPO.CO, Bandung - Polisi menyatakan belasan korban kecelakaan di jalur contraflow Jalan Tol Jakarta Cikampek KM 58 pada Senin, 8 April 2024, mengalami luka bakar 90-100 persen. Kondisi itu kemungkinan didasarkan pada luas permukaan tubuh yang terbakar.

Meskipun begitu, Guru Besar bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Studi Medikolegal Universitas Padjadjaran (Unpad) Yoni Fuadah Syukriani menyatakan masih ada harapan bagian dalam tubuh ada yang tidak terbakar untuk proses identifikasi. Dia menjelaskan, pada kasus terbakar hebat, beberapa yang tersisa dari korban seperti tulang dan gigi.

Pencocokan dari gigi, menurutnya, sejauh ini masih terhitung sulit karena orang belum terbiasa ke dokter gigi secara rutin dan menyimpan data giginya di dokter. Adapun dengan teknik superimpose yang menggunakan foto orang sedang tersenyum atau tertawa, tidak termasuk dalam proses identifikasi primer.

“Itu data sekunder mirip dengan fisik anatomis, informatif tapi kurang meyakinkan dibandingkan dengan sidik jari atau tes DNA,” kata Yoni, Kamis 11 April 2024.

Tes asam deoksiribonukleat atau DNA yang dilakukan, menurutnya, tetap harus disertai hipotesis atau perkiraan awal tentang korban. Tujuannya untuk membandingkan hasil tes DNA yang diperoleh dengan beberapa barang pribadi korban terbakar. Jejak DNA itu, Yoni menerangkan, bisa tertinggal pada sikat gigi, sisir atau rambut, kerah baju yang belum dicuci, ditambah keterangan pihak keluarga.

Advertising
Advertising

Kecelakaan melibatkan tiga kendaraan terjadi di Tol Cikampek Km 58, Senin 8 April 2024.

“Sumber informasi awalnya dari laporan kehilangan atau manifes penumpang kendaraan lalu dicari siapa keluarganya untuk dibandingkan,” ujarnya.

Andai belum ada laporan kehilangan atau nihil manifes, proses tes DNA tetap bisa dimulai oleh polisi. Sementara jika bukti-bukti pembanding tersebut dinilai belum meyakinkan, bisa dilakukan tes DNA dari keluarga untuk validasi identifikasi korban. “Data antemortem itu juga dari anggota keluarga,” kata Yoni.

Pada kasus korban terbakar, ada dua metode tes DNA. Cara pertama yaitu Short Tandem Repeat (STR) yaitu membagi separuh DNA inti dari ayah dan setengahnya lagi dari ibu atau orang tua. Bisa juga dari pasangan hidup dan anak, saudara kandung, atau paman dan bibi. Tapi, Yoni menambahkan, kadang-kadang DNA inti agak sulit dideteksi sehingga memakai DNA mitokondria.

“Pembandingnya adalah DNA dari jalur ibu, misalnya dengan ibu kandung, saudara seibu, atau kalau perempuan bisa dengan anaknya,” kata dia sambil menambahkan keluarga inti biasanya lebih bagus sebagai pembanding dalam tes DNA.

Adapun DNA inti maupun mitokondria, Yoni menjelaskan, bisa diambil dari jaringan yang masih utuh, seperti otot, juga gigi dan tulang dari korban. Jaringan lunak dinilainya lebih mudah untuk diperiksa. Dia juga mengungkapkan kalau proses laboratorium relatif susah karena memakai reaksi enzimatik dan dipengaruhi oleh faktor seperti lingkungan dan suhu.

“Kalau mau cepat-cepat sih seminggu juga jadi ya tapi sebaiknya diulang supaya meyakinkan hasilnya, nggak usah terburu-burulah untuk yang seperti itu,” ujarnya sambil menambahkan, "Keluar hasil tes DNA kurang dari dua atau empat minggu masih wajar."

Dia juga mengingatkan bahwa terkadang dari hasil tes yang berupa grafik, ada gelombang yang kecil sehingga meragukan sehingga harus diulang lagi tesnya. Yang penting, menurutnya, adalah akurasi dan keyakinan dari pemeriksa.

Sebelumnya diberitakan kalau hingga hari ini, Kamis 11 April 2024, RS Polri baru berhasil mengungkap identitas satu dari 12 korban tewas tersebut. Identifikasi dari gigi atau odontologi. Terhadap 11 korban tewas yang lain akan dilakukan tes DNA yang diharap bisa selesai dalam tiga hari.

Pilihan Editor: Ancam Serang Israel, Iran Memiliki Banyak Pangkalan Udara Bawah Tanah

Berita terkait

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

3 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

3 hari lalu

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

4 hari lalu

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

Kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum dalam menaikkan biaya UKT memicu aksi protes mahasiswa. Apa itu PTNBH?

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

5 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

6 hari lalu

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

UIN Jakarta jadi PTKIN dengan guru besar terbanyak.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

7 hari lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya

Kukuhkan 7 Profesor Bidang Ilmu-Ilmu Syariah, UIN Jakarta Jadi PTKIN dengan Guru Besar Terbanyak

7 hari lalu

Kukuhkan 7 Profesor Bidang Ilmu-Ilmu Syariah, UIN Jakarta Jadi PTKIN dengan Guru Besar Terbanyak

Guru besar yang baru dikukuhkan di UIN Jakarta diharapkan turut menjadi bagian penting pengembangan akademik kampus.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

8 hari lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

10 hari lalu

Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

Proyek robot buatan Unpad akan mengikuti ajang IEEE Region 10 Robotics Competition di Jepang pada Agustus 2024. Robot berbasis AI dan IoT.

Baca Selengkapnya